Bab 1
Semoga bisa dinikmati.
Dinikmati aja dulu, baru diberikan nilai kurangnya apa.
------------------
Andai kau tahu, tidak ada yang ingin terlahir dan malah menjadi malapetaka untuk keluarganya.
Masih dengan memeluk bayi itu erat, Hawa sampai di rumah sakit yang tidak begitu jauh dari perumahan tempat dia tinggal. Hanya berbekal ojek yang tadi membawanya ke sini, Hawa sempat menyelimuti bayi ini dengan salah satu pakaian yang ada dalam kopernya.
"Sus ... sus, tolong!!!" Teriak Hawa ketika dia sampai di rumah sakit.
Suster yang berjaga sejenak melihat, namun karena gerakan mereka terlalu pasif, Hawa lah yang berinisiatif untuk mendekat. Dia berteriak di depan wajah beberapa suster untuk segera mengecek kondisi bayi yang ada dalam pelukannya. Sejujurnya Hawa tidak mengerti kondisi bayi ini. Karena di sepanjang jalan dia membawanya ke rumah sakit, tidak ada suara atau gerakan sedikitpun dari bayi tersebut.
"Langsung ke UGD ya, Mbak."
Salah satu suster mengarahkan, namun sisanya hanya terdiam melihat sosok Hawa di depan mereka.
Sebagai seorang selebgram, influencer dan conten creator di youtube, serta memiliki iklan yang masih terus bergentayangan di TV, atau di youtube, banyak yang mengenali Janan Hawa, sekalipun mereka bukan termasuk dari golongan fans. Dengan warna rambut pink yang begitu mencolok siapa saja yang melihatnya, memang agak sulit jika tidak mengenali jika itu Janan Hawa. Perempuan berusia 27 tahun yang cukup sukses dalam dunia yang sedang dia tekuni, memang sangat menarik perhatian.
"Gila, itu si artis bukan sih?"
"Artis dari mana sih? Dia kan enggak pernah main sinetron!!"
"Emang cuma yang main sinetron aja yang dibilang artis!! Ngawur aja."
"Terus tadi apa yang dia bawa, ya? Sampai panik gitu?"
"Kayaknya bayi deh. Masih merah banget gitu."
"Wah, bakalan jadi skandal nih kalau kita sebar ke jejaring sosial."
Kedua suster yang tidak mengantarkan Hawa, langsung sama-sama mengeluarkan ponsel mereka dari saku seragam yang keduanya pakai. Senyuman menyebalkan timbul bersamaan di bibir keduanya. Entah apa niatan mereka melakukan penyebaran ini. Pastinya mereka ingin membagi sesuatu yang baru mereka saja ketahui.
Artis Janan Hawa abis aborsi. Bawa janin bayi ke rumah sakit!!
Baru sebentar saja, postingan kedua suster itu langsung dibantu sebar luaskan lagi oleh orang banyak yang merasa memiliki andil untuk informasi terupdate ini. Padahal mungkin saja akibat penyebaran itu, banyak pihak yang hancur karena kebodohan ibu jari semata.
***
Hawa bisa bernapas lega ketika dokter anak itu mengatakan bayi ini tidak apa-apa. Hanya saja karena kondisinya yang baru saja dilahirkan, dan mengalami kejadian buruk, dimana harus berada dalam plastik pengap, dokter menyarankan agar bayi ini dirawat sementara di ruang perawatan bayi.
Sekalipun Hawa tidak kenal siapa orangtua si bayi, dan dari mana asal usul bayi ini, tapi dia masih punya hati. Walau di dunia maya, atau disemua jejaring sosial miliknya banyak yang benci gaya Hawa yang kadang cuek, dan suka nyelekit kalau bicara, but itulah dia. Dia tidak sedikitpun bersembunyi atau berubah menjadi orang lain.
Apalagi kini, dalam menolong bayi yang tidak berdosa, Hawa benar-benar melakukannya karena hatinya yang berbicara.
Berjalan lesu keluar dari ruangan dokter, dan mengikuti si bayi dibawa oleh suster ke ruangan perawatan, Hawa menunduk sambil memainkan jarinya sejenak. Pikiran dan hatinya mulai saling menebak, mengapa Tuhan memberikan cobaan seperti ini kepadanya. Apalagi jika mengingat latar belakang kehidupan dia dengan keluarganya yang sangat kurang baik, Hawa yakin ada maksud dari semua kejadian ini.
Memilih duduk di salah satu kursi, Hawa tersenyum miris melihat bentuk pakaiannya yang kacau. Dress berwarna salem yang dia kenakan sudah penuh dengan noda darah dan kotoran. Rambutnya yang selalu tergerai indah, kini tidak beraturan lagi. Bahkan saking terburu-burunya Hawa meninggalkan begitu saja koper dan tas berisi kamera mahalnya di teras rumah.
Bibirnya tersenyum miris. Mengapa dia masih memikirkan harta dan kondisi tubuhnya? Padahal tadi dia berhasil menyelamatkan sebuah nyawa kecil yang sangat tidak bersalah.
"Permisi, Mbak. Untuk administrasinya bisa langsung diurus. Karena dedeknya sudah menerima perawatan," kata salah seorang suster yang mendatangi Hawa.
Hawa mengangguk. Dia berjalan mengikuti suster tersebut menuju bagian administrasi.
"Mbak, saya wali dari bayi yang baru masuk ke ruangan perawatan tadi."
"Baik, Mbak. Kalau begitu tolong diisi di sini ya. Semua data dengan kelengkapannya."
Setelah beres dengan urusan administrasinya, Hawa melirik ke ruangan perawatan bayi sebentar sebelum dia kembali ke rumah, mengganti pakaiannya, dan kembali lagi ke sini.
Dia berjanji tidak akan pernah meninggalkan bayi tidak bersalah ini sendirian. Karena perasaan dijauhi oleh keluarga memang sangatlah tidak enak.
***
Setelah rapi kembali, Hawa menghubungi perempuan yang sudah hampir 2 tahun ini membantunya, merapikan semua jadwalnya, serta bertugas menemaninya ke mana pun dirinya pergi.
"Da, bisa ke rumah sebentar enggak?"
"Kenapa Wa? Aku lagi di jalan nih. Tadi abis anterin keponakan balik ke rumahnya."
"Udah, ke rumah gue aja dulu. Nanti gue jelasin langsung. Enggak enak kalau lewat telepon."
"Ya udah, tungguin ya."
Setelah memaksa asistennya untuk datang, Hawa berniat untuk memberitahu semua yang terjadi hari ini. Karena sejujurnya dia butuh seseorang untuk dapat memberikannya saran sebelum berita ini menyebar.
Andai saja Hawa tahu, kelakuan dua suster yang tadi berada di rumah sakit dan sudah menyebarkan semua keadaan ini, pastinya dia tidak akan diam saja dan akan menuntut rumah sakit itu.
Namun karena penyebaran beritanya belum sampai ke telinga Hawa, perempuan itu pikir semuanya masih sangat aman.
"Wa ...."
Suara asistennya mulai terdengar dari gerbang depan rumah Hawa setelah hampir setengah jam sambungan telepon mereka terputus.
Dengan segera Hawa keluar, membukakan gerbang tersebut untuk perempuan berkerudung lebar yang selalu memberikannya banyak nasihat agar bisa berubah.
Ayduha Huwaida, atau yang biasa Hawa panggil Ida sebenarnya bukan teman masa lalu dia, bukan pula keluarganya. Pertemuan awal mereka pun sama sekali tidak terduga.
Sekitar kurang lebih 2 tahun lalu Hawa bertemu Ida di depan pintu Alfamart ketika dia pergi berbelanja untuk membeli kebutuhan sehari-harinya. Ditangan Ida kala itu ada selembaran tulisan, yang isinya permohonan sumbangan.
Dua tahun lalu, Hawa belum sesukses sekarang. Yah, walau pekerjaannya sebagai selebgram sudah cukup menghasilkan, namun baginya yang bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri, masih sangat kurang bayaran yang dia terima.
Hingga pada saat itu Ida memaksanya untuk memberikan sedikit sumbangan, Hawa mencibirnya dengan kejam.
Semua orang kerja, Mbak, kalau mau dapat uang. Bukan jadi orang yang ngemis-ngemis terus!!
Kejam. Memang sangat kejam mulut Hawa dalam berbicara. Tapi bagusnya Ida menanggapinya dengan sangat baik.
Insha Allah rezeki kakak akan bertambah lipat. Saya doakan itu. Jika memang benar terjadi, ingat ya, Ka. Ada doa saya di sana. Tolong cari saya, supaya bisa menuntaskan sumbangan ini. Saya anggap bukan kakak yang menyumbang. Tapi saya. Dari usaha saya. Seperti yang tadi kakak bilang, kalau mau dapat uang harus bekerja. Saya akan bekerja mendoakan kakak sukses.
Entah memang keajaiban atau kehendak Tuhan, hanya dalam seminggu, tawaran iklan untuk Hawa terus berdatangan. Bahkan videonya di youtube yang lebih sering menceritakan keindahan alam mendapatkan jumlah penonton sampai 10JT.
Karena itulah sebulan kemudian Hawa mencari keberadaan Ida. Disetiap Alfa dia cari dan dia tanya-tanya tentang seorang perempuan yang sudah bekerja dengan doanya untuk Hawa.
Ternyata rencana Tuhan memang benar-benar indah, mereka dipertemukan kembali. Tidak hanya untuk memberikan sumbangan. Namun Hawa mengajak Ida untuk bekerja dengannya. Membantunya menghandle semua pekerjaan.
"Ada apa sih? Kenapa lagi sampai aku disuruh ke sini?"
Hawa masih diam. Dia menarik tangan Ida untuk masuk ke dalam rumahnya. Setelah dia menutup pintu, dan merasa tetangganya tidak ada yang mendengar, akhirnya Hawa mulai cerita.
"Ada bayi di halaman rumah gue."
"Apa? Bayi?"
continue..
Paham kan kenapa Hawa aku pilih cast yang begitu? Karena pekerjaannya dia.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro