-44⚡-
J🦊
|Happy birthday Kaira
|Sorry ya ultah lo jadi gak seru gini
|Btw, gue ada naro sesuatu di laci samping tempat tidur
Thank u ji
Nanti sore ke rumah ya
J🦊
|Oke Kaira
Kaira membaca pesan Jairo yang baru masuk, memperhatikan percakapan mereka yang sudah seperti dua orang asing. Ia jadi khawatir kalau itu akan bertahan untuk waktu yang lama. Kotak di tangannya ia masukkan kembali ke laci meja. memutuskan untuk membukanya nanti dan berjalan keluar menghampiri Julia yang tadi menawarkan akan menyiapkan sarapan mereka.
Julia langsung menempelkan tangannya di kening Kaira begitu gadis itu duduk di salah satu kursi di ruang makan.
"Gue nggak selemah itu, Jul."
"Ya siapa tau aja kan lo tiba-tiba demam, soalnya semalam lemes banget."
Kaira menatap tidak yakin pada nasi goreng sosis-kornet ala julia. memaksakan diri untuk menyuapkan sesendok ke dalam mulut. Matanya membulat. "Kok enak?"
Julia tersenyum sombong. "Bagus deh, latihan gue selama ini gak sia-sia. Udah bisa masakin bekal ala-ala buat Kak Yourdan."
"Sabi, tuh. Tapi kalo bisa dikasih langsung. Kalo titip sama Oji mah nggak bakal nyampe."
"Gue titip sama jiro aja."
Kaira diam. Julia tahu kalau dia salah berbicara. Alhasil mereka menikmati makanan masing-masing.
"Gue udah pesen barbekyu-nya," ucap kaira.
"jadi?"
Kaira mengangguk.
Juli bersorak, langsung mengambil ponselnya untuk mengabari Shaun.
Kaira juga meenyalakan ponsel, berniat mengundang yang lainnya di grup mereka.
🌍
Jairo yang baru dari kamar kecil, memperhatikan teman-temannya yang sedang menertawakan entah apa di teras samping rumah Kaira. Serhan yang tersenyum simpul sembari menatap Kaira yang tertawa, menarik atensi Jairo. Lelaki itu berdecak.
Ia hendak berjalan, tetapi Hessan melewatinya. Iya, Hessan juga ada. Awalnya jairo kaget, tetapi baru sadar kalau cowok itu adalah kekasih Kaira jadi wajar saja kalau gadis itu mengundangnya. Lagi pula, untuk apa sih Kaira mengajak kakak kelas mereka itu, padahal sedang bersama para sahabatnya? Apa Kaira dan Hessan tidak bisa memiliki agenda perayaan ulang tahun sendiri? Begitu pikir Jairo.
Jairo mengikuti Hessan yang ternyata pergi ke kemar mandi. Ia menunggu di luar. Hessan tidak terlalu mempedulika Jairo begitu ia keluar, yang ia tahu Jairo akan menggunakan kamar mandi setelahnya.
"Kak."
hessan menoleh. "Jangan terlalu biarin cewek lo asik sama cowok lain."
Hessan mengernyitkan dahi.
"Serhan."
Hessan menunjukkan raut bingung tapi sedetik kemudian ia tertawa yang membuat Jairo tidak habis pikir. Sedikit jengkel karena Hessan meremehkan perkataannya.
"Gue gak pacaran sama Kaira."
Wajah Jairo berubah heran.
"Gue sama dia sepupuan. Baru tau juga belum lama ini."
Jairo berusaha memahami pernyataan itu. Agak bisa menerima, tapi takut kalau Hessan membohonginya.
"Waktu jenguk lo di rumah sakit itu, kita baru balik dari acara kelaurga."
Helaan napas terdengar dari Jairo, ia diam. Agak kesal karena Kaira membohonginya.
Hessan kembali ke teras samping, diikuti Jairo di belakang. Lelaki itu mengambil tempat Julia–yang bangun untuk menuangkan minuman ke dalam gelasnya yang sudah kosong, tepat di samping Kaira.
Jairo memegang tangan Kaira, yang membuat gadis itu kelihatan terkejut, tapi tetap diam dan mendengarkan.
"Lo bohong soal pacaran sama Kak Hessan," bisik Jairo.
"Gue nggak pernah bilang kita pacaran," tukas kaira lantas kembali berbicara dengan Shaun.
Jairo tertegun. Benar juga. Kaira tidak pernah menjawab iya saat ia bertanya mereka berpacaran, ataua berkata kalau ia tengah menjalin hubungan dengan Hessan. Jairo yang terlalu cepat mengambil kesimpulan dan berkahir dirinya sendiri uring-uringan. walaupun begitu ia tetap merasa dipermainkan, oleh Kaira mau pun Hessan. Terpaksa bangkit dari duduknya dan bergabung dengan George yang sedang memilih daging di panggangan.
Kaira menatap punggung Jairo yang menjauh dan menghela napas. ia memakasan senyum dan memperlihatkan gestur tidak ada apa-apa pada Shaun yang menatapnya penuh tanya.
🌍
"TOD seru nih!" seru George saat hari semakin larut dan mereka pindah ke ruang tengah sambil mengacungkan botol kaca anggur merah yang kosong. Hessan pulang lebih dulu sehingga tersisa George, Shaun, Serhan, dan Julia.
Julia dan Kaira duduk bersila di atas sofa, Shaun duduk di sofa untuk satu orang, George dan Jairo duduk di karpet, Serhan duduk di single sofa yang satunya lagi.
George memutar botol santai dan berhenti dengan bagian atas menunjuk tepat ke arah Julia yang langsung memutar mata.
"Truth or Dare?"
"Truth, deh."
Kaira, George, dan Shaun mengejek pilihan Julia karena dianggap tidak seru. Gadis itu merengut tapi tetap membiarkan teman-temannya berdiskusi soal pertanyaan apa yang akan diberikan.
"Kalo lo dikasih kesempatan buat confess ke Kak Yoandri, bakal lo lakuin nggak?" Shaun yang bertanya.
"Ya, kalo saat itu dia lagi in relationship, ya enggak. Gue cewek anjir, masa sih mau rebut kebahagiaannya cewek lain," tukas Julia.
"Kalo dia emang lagi nggak pacaran?" sahut Kaira.
"Ya ... kalo dikasih kesempatan sih bakal gue beraniin."
"Beneran, ya?" tambah George dengan nada menuntut.
"Heh, ini truth ya bukan dare!" Julia mengambil alih botol dan memutarnya.
Kali ini giliran Serhan.
"Truth or Dare?"
"Truth."
"Main aman ah, gak asik!" seru Julia, tidak sadar kalau dirinya tadi juga tanpa sadar memang main aman.
"Kalo lo sama bestie lo naksir cewek yang sama, lo bakal gimana?" George yang bertanya, melirik Jairo dengan tatapan jenaka, yang ditatap hanya memberikan raut dongkol.
"Basic banget pertanyaannya," sungut Julia.
"Tergantung ceweknya. Kalo dia naksir sama bestie gue, ya gue relain. Tapi kalo dia sukanya sama gue, ya mau gimana lagi?" katanya, diakhir nada bangga yang dibuat-buat. Tapi jairo menganggapnya serius.
Serhan memutar botol. Dan sedetik kemudian semua orang menatap Kaira yang menghela napas pasrah.
"Truth or Dare?"
"Dare aja udah, dari tadi truth mulu," Julia berucap sambil mengecek ponselnya.
"Yaudah deh, dare," final Kaira.
"Telpon orang yang lo suka sekarang!" seru Shaun.
"Seriusan nih?"
Shaun mengangguk yakin. Kaira menatap Julia, tetapi gadis itu mengalihkan pandangan, tidak ingin ikut campur. Kaira menoleh pada George yang memberikan tatapan 'lo yakin mau nelpon Jairo?"
"Oke," putus Kaira. Suasana hening sebentar, semua menunggu Kaira. termasuk Jairo dan Serhan.
Lima detik setelahnya, bunyi getaran terdengar yang membuat atensi semua orang menatap ke asal suara. Si lelaki mengambil ponselnya dari meja, dan matanya menatap bergantian pada layar yang menyala dan wajah Kaira.
Shaun merebut ponsel dari pemiliknya dan tersenyum lebar saat nama Kaira muncul di layar. Ia lalu menunjukkannya pada semua orang dan menggoda si empunya handphone. "Cie Serhan!"
Atmosfer ruangan dipenuhi dengan berbagai emosi. Shaun tertawa senang. Serhan yang kelihatan speechless. Julia dan George menatap tak percaya pada Kaira, secara mereka berdua tahu siapa orang yang disukai Kaira. Air muka Jairo berubah lain. Sementara Kaira tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
🌍
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro