Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-41⚡-

"Mama kamu gimana?"
Merupakan pertanyaan pertama Jairo ketika bertamu ke rumah Clara sore itu.

"Pemulihannya udah lebih baik dari kemarin-kemarin. Makasih ya Ji, karna kamu selalu ada."

Jairo mengangguk. Bukannya merasa senang seperti biasa, tib-tiba ia teringat akan sahabat perempuannya.

Clara pergi sebentar mengambil laptop karena ingin mengerjakan tugas laporan prakteknya. Ia juga kembali masuk ke dalam dan datang membawa minuman dan cemilan untuknya serta Jairo.

"Aku sambil ngerjain tugas, ya?"

Jairo hanya mengangguk dan tersenyum meskipun sebenarnya tidak terlalu mendengar Kalimat Clara karena sekarang menjadi sibuk memikirkan Kaira.

Padahal biasanya malam-malam begini Jairo kadang menghabiskan waktu dengan Kaira. Entah itu sekedar nongkrong di rumah salah satu sambil nonton film, ngobrol apa pun, atau malah sibuk sendiri dengan ponsel masing-masing.

Terakhir kali ia nonton film dengan Kaira setelah gadis itu mengirim pesan pengumuman tim dance yang lolos ke babak final dalam rangka HUT sekolah mereka. Jairo masih ingat bagaimana gadis itu berkacak pinggang sambil mengomel karena ia yang tiba-tiba menerima panggilan telepon dari Clara. Lelaki itu terkekeh dalam lamunannya.

"Aku gojekin makanan, ya?"

"Pizza aja, Kai."

Clara sontak berpaling. Pandangan Jairo masih menerawang sampai merasa kalau ia sedang ditatap. Kemudian tersadar saat menemukan wajah Clara di sampingnya.

"Pizza aja," ulang Jairo tanpa mengungkit apa yang tadi ia katakan.

Clara lantas mulai memesan makanan lewat aplikasi di ponselnya. "Kamu sama Kaira gimana?"

"Maksudnya?"

"Kalian baik-baik aja kan?"

"Iya."

Clara mengangguk-angguk. Meletakkan ponsel dan kembali fokus pada laptopnya.

"Sebenarnya ... enggak sih."

Mendengar itu, tangan Clara berhenti mengetik. Ia menoleh, menunggu. Jairo yang melihat respon Clara akhirnya memutuskan untuk kembali berbicara. Dan Jairo sadar kalau ini pertama kalinya ia bercerita tentang Kaira kepada Clara.

"Aku nggak sadar kalo udah terus-terusan ngelakuin hal yang buat dia ... nggak nyaman." Jairo kesulitan menemukan kata yang pas untuk kalimat terakhirnya. "Karena udah terlalu sering buat salah tapi Kaira selalu ngerti, buat aku jadi kebiasaan dan mikir kalau dia bakal selalu maafin aku. Dan sekarang, dia bahkan sama sekali gak nganggap aku ada. Ya ... dia nggak salah juga sih bersikap kayak gitu."

Raut wajah Clara berubah. Ia merasa bersalah karena baru mengetahui hal yang sedang dialami Jairo sekarang. Gadis itu menepuk pundak Jairo dua kali. "Aku nggak tahu masalahnya gimana, cuman semoga kalian bisa kembali ngomong lagi ya."

Jairo menaruh tangannya di atas tangan Clara yang masih bertengger di pundaknya. "Thanks."

"Kaira bentar lagi ultah. Kira-kira dia cuekkin aku nggak ya?"

"Seenggak maunya dia ngomong sama kamu, dia nggak mungkin cuekkin pas kamu samperin di hari bahagianya. Walaupun aku nggak terlalu deket sama dia, aku yakin Kaira nggak kayak gitu."

Jairo hanya bisa berharap apa yang dikatakan Clara nanti benar, meskipun sebenarnya ia tidak yakin.

"Kamu mau aku bantuin cari kado?"

"Nggak papa, biar aku sendiri aja."

Clara ingin membujuk tapi mengurungkan niat karena mengerti dengan nada bicara lelaki itu.

🌍


"Cincin aja gak 'sih?"

"Lo mau lamar Kaira?" George melanjutkan. "Kalung aja, udah."

"Kayak orang pacaran, anjir."

"Ya kalo kalung aja lo ngerasa kayak orang pacaran, apalagi cincin."

Jairo menolak ajakan Clara untuk menemaninya membeli kado. Ia takut Kaira marah jika sewaktu-waktu mengetahui kalau hadiah pemberiannya ia pilih bersama Clara. Selain daripada itu, sebenarnya jauh di dalam hati, Jairo memang ingin  memilih sendiri sesuatu untuk Kaira.

Tetapi kemudian merasa aneh kalau ia benar-benar pergi sendirian sehingga akhirnya mengajak George.

"Tas aja apa, ya? Biar bisa sering dipake?"

George berbicara sendiri. Sementara Jairo sibuk berpikir. Setelah memikirkan perkataan George tadi, memang sangat aneh jika Jairo memberikan kalung atau pun cincin, walauapun sebenarnya tidak apa-apa. Hanya saja  sekarang mereka sedang tidak saling berbicara, lebih tepatnya Kaira yang tidak lagi mengganggap kehadiran Jairo.

Jairo berpikir keras barang apa yang sebaiknya ia berikan pada sahabat perempuannya itu. Dan ini pertama kalinya Jairo kebingungan menentukan hadian untuk Kaira. Sampai akhirnya ia ingat kalau gadis itu tidak terlalu suka memakai jam tangan, dan berakhir harus menanyakan waktu pada siapa pun di sekitarnya jika ia tidak memegang ponsel.

Tanpa banyak berbicara, Jairo langsung menarik tangan George mencari toko yang menjual jam tangan.

Kurang lebih 10 menit berjalan, Jairo & George menemukan salah satu brand terkenal yang khusus menjual jam tangan. Berbagai jenis, bentuk, ukuran, dan warna jam tangan yang memenuhi etalase menyambut kedua cowok itu begitu masuk ke dalam.

Mereka berpisah. George pergi ke bagian pria, tahu kalau Jairo ingin memilih sendiri. Sebaliknya, Jairo melangkah ke deretan jam tangan wanita. Mulai meneliti satu persatu kotak persegi yang terbuka di dalam etalase.

Mata Jairo langsung menangkap salah satu jam tangan sederhana dengan tali berwarna hitam dan warna gold yang membingkai jam-nya. Entah kenapa ia berpikir kalau Kaira akan sangat cocok memakainya nanti. Jairo meminta pegawai di situ untuk mengeluarkan jam tersebut, lalu membawanya menuju George. Dan ketika George menunjukkan dua jempolnya, Jairo langsung pergi membayar.

🌍

happy new year!!🤩
gak mau banyak ngomong, sih.
tapi aku kangen banget sama jiro dkk🥺
dan seneng bet akhirnya kembali dapat feel buat lanjutin cerita ini hiks
maapkeun🙏
& timakaciw buat yg sllu setia❤️
jan lupa vomment yaw! 😘
zypherdust💋


if you reading this story on any other
platform OTHER THAN WATTPAD, you're
very likely to be at risk of a MALWARE
ATTACK. if you wish to read this story in it's
ORIGINAL, SAFE, FORM, PLEASE GO TO : https://www.wattpad.com/story/237308125?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=zypherdust&wp_originator=p2dzYSnKzhguzaLEfMOmHv%2BNuCFrRXI5mZBveXlVvdbGFA330koVZAt74fNLtroUxRPTM2UrDlcIgP2%2BjLwz2%2FvQRn1lRKUZ0HUGsb5QwM7FyJIu0rAGO%2FWOKGk1Qyq%2B

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro