Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. [Riku]

Telepon Riku berbunyi. Alaram. Dengan malas, Riku memeriksanya dan mematikannya.

Riku duduk di tempat tidurnya, matanya masih belum sepenuhnya terbuka. Dan dalam keadaan setengah sadar, dia mengambil kalendar yang berada di sebelah kanannya. Kemudian memeriksa tanggal sekarang.

Lingkaran merah yang rapi melingkari tanggal hari ini. Pertanda ada acara besar.

.
.
.

"Buset, arisan."

***

Arisan!
MasaRiku's house.

***

"Mama! Hiro boleh bantuin?" Tanya Masahiro dengan ekspresi polos.

Riku tersenyum dan mengelus kepala anaknya. "Boleh, Hiro. Hiro mau bantu mama beli bahan-bahan kan?" Tanya Riku dengan senyuman dan memberikan secarik kertas berisikan bahan-bahan yang harus dibeli dan sejumlah uang kepada Hiro.

Hiro mengangguk dengan semangat dan segera berlari untuk membeli bahan-bahan tersebut.

"Sayang, udah siap nih kue-kuenya," ucap Masato yang muncul menggunakan apron berwarna merah muda.

"Yaudah, sekarang kita masak Rendang ya." Riku mengeluarkan bahan-bahan yang diperlukan dan mulai meracik bumbunya, dan Masato mulai dengan daging yang masih membeku.

"MAMAAA! HIRO PULAAAAAANG!" Teriak Masahiro.

Hiro dengan semangat, memasuki dapur dan memberikan bahan-bahan yang sudah dibelinya serta kembaliannya. Hiro gak akan ngambil kembalian, Hiro anak baik.

"ASTAGFIRULLAH HIRO. MAMA SURUH BELI BAHAN MASAKAN, BUKAN BELI MAKANAN KUCING, ANAKKU SAYAANG!" Teriak Riku, membuat Hiro ketakutan dan menangis.

"Ma-maafin Hiro, maa..." isak Hiro.

Riku menatap Hiro dengan tatapan marah, dan membuat Hiro semakin menangis.

Masato, yang mendengar amarah Riku dan tangisan Masahiro, segera mendatangi keduanya. "Sudah, sudah. Hiro buat minumannya aja sana," ucap Masato. Hiro mengangguk, dan melakukan apa yang disuruh.

"Sudahlah, Riku. Ayo kembali bekerja," ucap Masato lembut, dan menarik lengan istrinya ke dapur.

***

Satu persatu anggota arisan mulai berdatangan. Mulai dari keluarga besar Dazai.

"Anakkuuu. Masak banyak kan?" Tanya Filly. Disebelahnya ada Dazai yang cengar-cengir gak jelas. Kemudian matanya berbinar, seperti baru menemukan tempat bunuh diri baru.

Dibelakangnya ada Rin yang sedang bersiap memukul Daiki pake sapu lidi, karena Daiki dengan seenaknya tidur di pondok bambu yang berada di halaman rumah Hijirikawa yang kelewat luas.

"Rikuuuuu! Apa kabaaar?" Teriak Mapeng, yang disebelahnya ada Mafu yang senyum-senyum.

"Baiik!" Balas Riku.
"Silahkan masuk," ucap Masato dengan wajah datar. Dia membawa sapu lidi, untuk mengusir Daiki.

Tanpa disuruh dua kali, semua yang sudah datang masuk ke rumah Hijirikawa.

"Tante-tanteeeeeee!!! Apa kabaar?" Pekik Masahiro, dan langsung memeluk tante-tante nya.

"Yang om-om enggak, Hiro?" Tanya Dazai.

"Gak. Om-om itu pedo."

Jderr..

'Kampret!'

Tak lama, Daiki masuk dengan wajah suram. Dibelakangnya ada Rin dengan muka menahan ketawa, Masato yang memegang sapu dengan ekspresi kesal, dan Riku yang menepuk-nepuk punggung suaminya, setengah tertawa.

"Rikuuuuu!!! Kami dataaang!" Kemudian datanglah keluarga besar Kaneshiro.

"Riku-senpai, rumah kalian besar banget ya. Ya gak, Haru?" Ucap Dean, dan disambut anggukan dari Haruhi.

Kemudian muncul Hime dan Goushi, Yuki dan Subaru, Yuiki dan Kuroo, Tante pedora dan om pedora, Ryu dan Otoya.

"Rumah kalian besar ya," ucap Hime.

"Wooo, ya dong. Kan Masato anak sultan."

"Banyak kucingnya juga," ucap Kuroo. "Boleh ku gendong satu-satu?" Dan Kuroo mendapat jitakan yang bisa membuatnya terpental dari sang istri, Yuiki.

"OM JUGA SUKA KUCING? HIRO JUGA SUKA KUCING, OM!" Teriak Hiro yang membuat seisi rumah tercengang. Hiro dengan wajah tak berdosanya mendatangi Kuroo yang sedang bermain dengan kucing-kucing.

"Semoga Masahiro gak diapa-apain sama kucing garong itu," ucap Subaru.

"Bacot kao SubaUwU," balas istri Kuroo.

"Udah! Udah!" Ucap Chuuya. "Lanjutkan! Saya gak suka liat kalian akur! Ayo berantem!"

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Chuuya, dan pelakunya adalah tante pedora. "Jangan mulai!"

"Ampun beb..."

"Mana nih yang lain?" Tanya Riku dengan mata berbinar-binar. "Sayang kalau mereka gak datang, kami sudah masak banyaak."

"Mungkin mereka akan sedikit terlambat. Tunggu aja."

"Oke..."

"KAMI DATAAAAAAAAAAAANG! MAAF KAMI AGAK TELAT," teriak Yukino, Ray dan Haruka bersamaan.

"Berisik. Ini rumah orang woy," ucap Salty-- Tsukishima dengan ekspresi kesal.

Sedangkan dua suami lainnya hanya tertawa kecil.

"Maaf, kami telat."

***

"Hiro, bantuin bawa kue-kuenya sayang."

"Iya ma."

"Beb. Bawa makanan utamanya ya."

"Iya, sayang!"

Riku sibuk menyiapkan semua makanan, dan dibantu oleh Masato dan Masahiro.

"Ayo semua. Ayo dimakan. Makan aja yang banyak!" Ucap Riku sambil tertawa senang.

Beberapa orang sudah bersiap untuk memakan hidangan yang telah disediakan. Semuanya terlihat enak.

"Ayo maa--"

"EKHEM! Ayo berdoa dulu. Yang ga berdoa, saja sentil ginjalnya," ucap Masato dengan nada datar, namun terkesan menakutkan.

Mendengar perkataan Masato, semuanya berdoa dengan tenang sebelum makan. Mungkin takut sama ancaman Masato.

"Eh? Tetsuro mana?" Tanya Yuiki.

"Gatau. Mungkin masih main kucing."

Yuiki berdiri, dan segera mengecek Kuroo yang tidak keliatan sedari tadi.

"Astagfirullah. Beb. Kamu disediain makanan enak, malah makannya whiskas. BALIK GAK. BALIK."

Kuroo tersedak. "Ampun beb."

Tanpa basa basi, Yuiki menjewer Kurok dan menariknya ke tempat arisan.

"Pfft-- mampus lu," ejek Tsukishima.

"Di--"

"Diam kalian. Atau kalian yang nyuci semua piring nanti," ancam Masato lagi. Sepertinya Masato lagi PMS.

'Gila. Ngancam mulu.'

***

Setelah selesai makan, semuanya berbincang-bincang, mulai dari gosipin orang, nangisin gacha ampas, ngosipin para suami, sampai main-main sama kucing-kucingnya Masahiro.

"Ayo semua, sebelum kita tutup acara hari ini. Mari kita tentuin dimana kita bakal ngumpul selanjutnya," ucap Filly, memegang nama-nama peserta arisan.

Kemudian, dia mengeluarkan satu kertas yang berisi satu nama. Wajah-wajah tampak menegang menunggu hasilnya.

"Dan arisan selanjutnya di rumah..."

Hening.

"... Yuiki."

"Buset," gumam Kuroo.

"Baiklah, berakhir acara kita hari ini. Ayo pulaaang!"

Satu persatu anggota arisan pun pulang menuju rumah masing-masing, dan meninggalkan Masato, Riku dan Masahiro yang sudah terlelap di sofa.

"Lancar ya."

"Iya, beb. Capek juga ya ngurusnya."

Masato mendatangi Hiro yang tertidur, dan mengangkatnya.

"Ayo kita beresin semuanya. Aku pengen berduaan ini."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro