10. [Haruka]
Pagi yang cerah nan tenang. Seketika berubah karena...
"HARI INI ARISAN!! OE LUPA!!"
Haruka yang baru bangun dari bobok cantiknya langsung berlari ke kamar mandi dan setelah selesai dia buru-buru menyiapkan makanan untuk arisan.
"Oi Haruka ayo sara ... pan.." ucap Shin yang heran karena Haruka melesat keluar rumahnya.
"Dia kenapa sih.." gumam Shin pelan lalu lanjut makan kacang sambil nonton tipi.
.
.
"Yosh! Bahan-bahan udah, langsung masak!"
Haruka mulai memasak bahan-bahan. Shin yang tengah asoy makan kacang sambil nonton tipi di ruang tamu, mendengar bel rumah berbunyi. Dia pun beranjak menuju pintu dan membukanya.
"Oh? Ini dia.. si Tsundere akut plus bundnya Haruka ya, juga Dean dan Haruhi. Silahkan masuk, Haruka lagi masak." Ucap Shin mempersilahkan kedua pasangan tersebut masuk dan membiarkan pintu rumah terbuka.
"Gue bukan tsundere. Woy mata satu maksud lu apa hah??" Tanya Subaru kesal.
"Seorang tsundere gak bakal ngaku kalau dia itu tsundere, Subaru-san." Ujar Haruhi mengulas senyum.
"Haha, makan tuh uban." Ujar Shin mengulas senyum jahil dan kemenangan.
"Sudah, sudah yuk masuk." Ucap Yuki melerai pertengkaran kecil itu.
Mereka pun masuk ke dalam dan duduk di sofa yang tersedia. Shin pun melanjutkan aktivitasnya. Haruka pun datang sambil membawa beberapa toples makanan ringan.
"Bunda, papa!!" Teriaknya senang lalu memeluk Subaru dan Canaria.
"Gimana kabarmu?" Tanya Subaru seraya mengelus surai Haruka.
"Aku baik kok." Jawab Haruka.
Yuki dan Subaru hanya tersenyum melihat tingkah Haruka.
"Dean! Haruhi! Lama gak jumpa ya, terimakasih sudah mau menjadikan aku keluarga besar kalian!" Ujar Haruka lalu menjabat tangan Dean dan Haruhi.
"Yo, Haruka" sapa Haruhi dengan senyumnya.
"Oi Haruka, ada bau aneh dari arah dapur." Ucap Shin tanpa memalingkan pandangannya.
"EHHH!! KUE KU!!!"
Wush!!
Haruka berlari-- melesat lebih tepatnya, Yang lain cuma busa tertawa melihat Haruka. Kemudian pasangan-pasangan yang lain mulai berdatangan. Mereka yang melihat pintu depan rumah Haruka terbuka, mereka pun langsung masuk.
"Oya? Haruhi dan Subaru sudah sampai duluan ya?" Tanya Kuroo sambil mengulas senyum jahilnya.
"Doumo, Kuroo-san." Ucap Haruhi. Sedangkan Subaru mengalihkan pandangannya.
"Halo semua." Sapa Yuiki.
"Yo Yuiki" sapa balik Dean sambil melambaikan tangannya.
"Yuiki, lama gak jumpa ya." Ujar Yuki.
"Goushi ayo kita ikut nimbrung!" Seru Hime sambil menarik sebelah tangan Goushi.
"Iya, iya" sahut Goushi malas.
"Masato.. aku mengantuk .." ujar Riku sambil mengusap-usap matanya.
"Makanya jangan begadang." Ucap Masato seraya mengelus kepala Riku.
"Halo tante-tante sekalian!" Sapa Hiro.
"HIROOOO!!" Teriak para wanita seraya mengerubungi putra dari Riku dan Masato.
Para wanita pun mengobrol selayaknya ibu-ibu arisan sambil bercanda dengan Hiro. Sedangkan para lelaki? Hanya mengobrol santai.
"Dazai.. kemarin kau kemana hah? Aku membuatkanmu makan malam tapi kau tidak menyentuhnya sama sekali." Ujar Filly kesal.
"Maafkan aku, kemarin ada klien yang permintaannya aneh-aneh. Makanya aku tak bisa memakan makanan buatanmu." Ucap Dazai sambil memeluk Filly.
"Kei, kau kenapa?" Tanya Ray melihat raut masam Tsukishima.
"Tidak.. aku berharap arisan hari ini lancar." Jawab Tsukishima sambil memperbaiki letak kacamatanya.
"TSURUMARU!! Kembalikan kacangku!!" Teriak Shin sambil mengejar Tsurumaru.
"Mulai lagi, desu na.." gumam Ryu sambil tersenyum.
"Ayo ambil kalo bisa!" Ucap Tsurumaru lalu melempar-lempar bungkusan kacang mete milik Shin di udara.
Yang lain cuma bisa tertawa melihat tingkah Tsurumaru yang menjahili Shin.
"Arthur, Aku bosan.." ujar Yukino.
"Tunggu saja sebentar lagi, nanti pasti ada kejadian seru." Jawab Arthur sambil mengelus pelan surai Yukino.
"Rin, kenapa kau bakar majalah kesayanganku?" Tanya Aomine kesal.
"Jika kau fokus ke majalahmu saja, ku jamin ... kau akan tidur di luar, Daiki." Jawab Rin kalem.
"Beb, cobain biskuit ini!" Ujar Lily sambil menyodorkan sepotong biskuit ke Mafmafu.
Mafumafu pun memakan suapan biskuit tersebut, "enak! Haruka memang pintar memasak ya."
/Nun jauh di dapur Haruka bersin./
"Tentu saja! Pacarnya siapa dulu dong." Ujar Shin bangga tambah pede tingkat Dewa.
"Pedenya tolong di kondisikan..."
Batin semuanya melihat Shin.
"Oh iya, ngomong-ngomong dimana kak Marin?" Tanya Dean.
"Mencariku?"
"-!! Ya ampun..." gumam Dean yang terkaget karena kemunculan Marin yang tiba-tiba.
"Arisan lagi.. huh.. dan kenapa harus ramai sih?" Ucap Chuuya sambil menggaruk pelan belakang kepalanya.
"Arisan memang ramai, masa arisan sepi kayak kuburan?" Ujar Akashi yang tiba bersama Reyn.
"Halo semua~" sapa Reyn sambil melambaikan tangannya.
"Sepertinya semua sudah sampai ya." Ujar Ushijima menatap satu persatu semua pasangan-pangan.
"Tentu saja, ini kan arisan keluarga besar kita." Sahut Nata lalu memeluk lengan Ushijima sambil tersenyum.
Semua sudah berkumpul, tapi ada yang kurang.
"Ini mana nyonya rumahnya?" Tanya Kuroo.
"Huh? Haruka sibuk di dapur lagi buat--"
BOOM!!
Sebuah ledakan terdengar dari arah dapur. Semua menoleh ke sumber suara.
"Eh.. Oi Shin, suara apa itu?" Tanya Subaru berkeringat dingin.
"Aku juga gak tau!" Ujar Shin.
Semua saling menatap dan langsung berlari ke dapur. Saat mereka tiba, kepulan asap hitam memenuhi dapur.
"Uhuk! Uhuk! Apa-apaan ini?!" Tanya Riku sambil menutup hidupnya.
Dazai dan Akashi pun langsung membuka jendela. Asap hitam pun keluar.
"Haruka, kenapa oven-nya bisa meledak?" Tanya Shin sambil menunjuk oven.
"Ehehe.. aku terlalu sibuk ama yang lain.. jadinya.. aku lupa kalau... ovennya menyala." Ujar Haruka nyengir kuda.
"Pfft.. hahahaha!! Haruka wajahmu hitam banget lho!" Ujar Marin lalu tertawa, begitu pun yang lainnya.
Haruka pun mengambil cermin dan dia melihat wajahnya yang sangat hitam. Dia langsung menuju keran dan mencuci wajahnya, lalu mengelapnya.
"Ayo lanjutin arisannya!" Serunya sambil berjalan ke ruang tamu bersama pasangan-pasangan yang lain.
Mereka pun memulai arisan, bercanda ria terkadang menjahili, dan memakan makanan maupun minuman yang di sediakan.
"Lain kali, aku harus bangun lebih pagi dah..." gumam Haruka tersenyum miris sedangkan Shin hanya menepuk-nepuk pundak Haruka dan menatap dengan tatapan yang di artikan 'yang sabar ya'.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro