STEP 10 - Gladi
Kesalahan kecil berujung hukuman.
Arasha mengakui di depan Ares bahwa ia lupa memberi tahu mengenai bimbingan OSN yang terkesan mendadak hingga lupa untuk menjalankan kewajibannya ikut les.
Sungguh, Arasha juga berkata bahwa tidak ada unsur kesengajaan hingga membuatnya seolah menghindari les yang dijalaninya. Semua murni karena ia sendiri memang sedang banyak pikiran hingga menjadi pelupa. Sampai les pun tak sengaja ia lupakan.
Saat mengetahui pesan dari Ares saja, Arasha langsung meminta izin kepada guru dengan alasan ada acara keluarga saat itu juga dan diminta pulang segera.
Arasha yang saat itu terburu-buru pun tidak sempat untuk menelpon supir rumah dan langsung memesan ojek yang berpangkal di depan sekolahnya. Pulang sekolah, Arasha langsung diintrogasi oleh sang papa.
Sebagai hukumannya, Arasha harus belajar dari pukul tujuh malam hingga jam 12 malam tanpa diberi makan malam. Ares akan memberikan alasan pada sang istri bahwa Arasha sudah makan dan sedang giat belajar.
Tidak akan Ares biarkan Arasha bermalas-malasan bahkan sampai mengantuk. Setiap setengah jam, Ares akan datang ke kamar Arasha untuk mengecek apakah putrinya masih tetap belajar atau mencuri waktu untuk tidur. Meski kantuk luar biasa menyerangnya, Arasha mati-matian untuk tetap bangun.
Hukuman berakhir tepat tengah malam dan ia baru diberi izin untuk tidur pada saat itu. Tanpa berlama-lama Arasha menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dan langsung memejamkan mata.
***
Kegiatan Arasha hari ini adalah gladi bersih untuk kegiatan program kerja penyusunan proposal dan LPJ di aula. Karena Aula cukup luas dan memiliki monitor tersendiri sehingga panitia OSIS lebih mudah menyiapkan, dan sisa yang belum dilengkapi tinggal menunggu persetujuan dari pihak TU.
Sebelum ke Aula, pengurus OSIS berkumpul terlebih dahulu di ruangan mereka. Wildan sebagai ketua panitia langsung menanyakan hal-hal apa saja yang sudah dipersiapkan oleh setiap sie (seksi atau divisi).
Dimulai dari sie acara hingga sie dokumentasi dan publikasi, semua sudah memaparkan persiapan mereka. Dengan begitu, Wildan langsung mengarahkan anggotanya untuk bergerak menuju ke aula segera.
"Bu Sekre jangan lupa absensi buat gladi bersihnya, ya. Biar panitia yang absen jelas siapa dan kenapa," kata Wildan yang berjalan beriringan dengan Arasha menuju ke aula.
Arasha menunjukan kertas yang telah dicetak dan terdapat tabel berisikan nama pengurus OSIS dan tanda tangan mereka serta keterangan bila tidak hadir.
"Nih, udah ada di tangan."
Wildan langsung memberikan dua jempol kepadanya. "Mantep, emang paling top dah sekretaris gue ini."
"Biasa aja perasaan," kata Arasha yang merasa tidak begitu spesial kinerjanya.
"Eh, BTW. Kemarin lo udah kenalan sama Gheko. Lo tau dia gak, Sha?" tanya Wildan. "Maksudnya, secara agak spesifik gitu, bukan masalah nama doang. Kita kan satu sekolah soalnya."
Arasha berpikir lalu menggeleng. "Sayangnya aku gak begitu kenal dia. Kayaknya karena aku sibuknya terus sama Paskibra dan OSIS, jadi agak kurang kenal sama teman-temen lain. Tapi, paham kok wajahnya. Beberapa kali papasan keknya di kantin atau di mana, jadi gak mungkin terlalu asing."
Benar sih, Arasha memang terkenal karena peringkat paralel, anggota Paskibra dan OSIS, serta peraih juara dua OSN tahun lalu. Banyak orang yang kenal sama dia, termasuk temannya Wildan yang bernama Gheko.
Tetapi, namanya anak terkenal tidak selalu mengenal semua warga sekolah dan Wildan paham itu. Arasha bukan tipe orang seperti Wildan yang hobi jalan-jalan ke satu kelas ke kelas lain untuk berkelana sekaligus menambah teman sekalipun antar jurusan.
Arasha cenderung mengenal orang berdasarkan lingkungannya. Paskibra dan OSIS lebih banyak teman baginya karena setiap minggu selalu bertemu dan mengobrol. Setiap hari bertemu anak kelas lain belum tentu akan mengobrol dan berakhir akrab.
"Sayang banget ya. Padahal, dia lumayan terkenal juga lho, Sha," kata Wildan.
"Oh iya?"
"Iya. Dia ini kan anggota dance, gerakannya paling lemes dan lumayan ganteng diantara yang lain. Gak heran sebenernya banyak yang naksir sama dia cuman anaknya terlalu nemplok sama gue jadinya dikira kita berdua homoan."
"Pffttt," Arasha menahan tawa karena ucapan Wildan yang terdengar lucu.
Gheko dituduh gay karena terlalu sering bersama Wildan? Hei, sedikit tidak masuk akal bagi Arasha. Masa ada orang yang bisa menyimpulkan demikian? Terlalu pendek berpikir seseorang dinyatakan gay karena terlalu sering bersama teman lelakinya.
"Jangan diketawain. Sumpah, ini gue dapet cerita dari anaknya langsung. Emang kurang ajar sih yang bilang gue sama dia homo. Amit-amit dah, gue aja masih demen sama cewek," kata Wildan langsung merinding badannya kala mengingat kejadian itu.
Asik mengobrol, mereka sampai tidak sadar sudah tiba di aula.
Beberapa panitia yang sudah dibagi tugas langsung standby di tempat masing-masing.
Gladi bersih dimulai saat MC mulai membacakan susunan acara satu persatu sesuai urutan. Wildan mengawasi semua panitia dengan matanya sendiri. Ia tidak mau ada kesalahan kecil yang bisa berdampak pada acara di hari-H.
Arasha sendiri berkeliling untuk memintakan tanda tangan pada setiap panitia kecuali MC akan diminta pasca pembacaan susunan acara.
Gladi bersih berjalan dengan baik. Wildan memuji kinerja panitia yang menurutnya begitu memuaskan. Sekali lagi, ia meminta semuanya untuk melaksanakan tugas sebaik hari ini.
"Gue berharap besok pas hari-H gak ada yang telat dateng. Semuanya udah standby sebelum perwakilan ekskul tiba di aula. Mohon kerja samanya. Buat sie konsumsi pengecualian soalnya mereka harus ambil snack di toko. Semuany udah jelas, kan?"
Anak-anak mengangguk paham dengan perkataan Wildan. Gladi bersih dilakukan sekali lagi dan setelahnya panitia diizinkan untuk pulang.
Sebelum pulang, Wildan menghampiri Arasha yang masih berkemas.
"Sha, besok minta tolong print lagi presensi ya. Presensi awal sama presensi pulang. Duitnya pakai duit kas aja biar gak nambah keuangan di LPJ. Kasih tau bendahara biar gak ada yang salah paham," kata Wildan.
"Oke."
"Oh iya, satu lagi."
Arasha kembali menengok.
"Gheko itu anaknya lemot."
Hanya itu dan Wildan langsung pergi dari ruang OSIS tanpa menjelaskan lebih lanjut. Maksudnya apa? Kok Wildan secara random memberi TMI Gheko kepadanya.
"Aneh."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro