Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21. Penyatuan Dua Hati

Mana mungkin aku bisa menolak kehadiranmu, sementara namamu telah tertulis di Lohul Mahfuzku.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Sudah dua minggu setelah Kayla pulang, selama itu pula pernikahan Adit dan Kayla menjadi lebih baik. Mereka mulai terbuka satu sama lain. Hari ini seperti biasa, setiap terbangun tengah malam, Adit tak pernah mendapati Kayla berada di kamar.  Ia mulai bertanya-tanya sebenarnya apa yang dilakukan istrinya di kamar Jovan tengah malam begini? Adit memutuskan bangkit dan mengambil wudu untuk melaksanakan salat tahajud. Setelah itu beranjak menuju ke ruang kerja.

Merasa penasaran dengan yang sedang Kayla lakukan, laki-laki itu memutuskan menuju ke kamar sang anak. Ia buka pintu secara perlahan. Namun, langkahnya terhenti saat melihat di dalam sana Kayla sedang melaksanakan salat. Adit tertegun, dan menatap Kayla dengan senyum kecil

“Ini kah sosok asli bidadari yang – Kau kirimkan untukku? Betapa berdosanya aku telah menghakimi dia selama ini. Aku bahkan telah menyia-nyiakan keberadaannya. Sementara dia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Padahal aku tahu dengan jelas, jika perlakuanku padanya suatu hari akan mengundang murka-Mu,” gumam Adit penuh sesal. Adit sadar, sekuat apa pun ia menyangkal kehadiran Kayla, tetap tak akan bisa, Karena Kayla adalah bagian dari takdir yang di gariskan Allah. Meski kehadirannya tak pernah ia inginkan sebelumnya. Tapi sekarang, wanita itu adalah segalanya untuk Adit.

Kayla adalah wujud kesempurnaan seorang istri shalihah. Dia adalah wanita paling sabar yang pernah ia kenal. Bahkan mungkin dari Nazwa sekalipun. Walau istrinya itu belum berhijab. Kayla adalah wanita keras kepala, pemberani, tapi ceroboh. Selain itu ia adalah wanita kuat, dan memiliki hati selembut sutra. Ia bahkan bisa menangis sampai sesenggukan saat melihat orang lain menderita. Tapi juga memiliki rasa rendah diri yang akut. Yah, sebaik itulah Kayla. Benar kata orang, jika Allah tak mengabulkan doamu hari ini, jangan pernah berkecil hati. Sebab bisa jadi -Dia akan mengabulkannya di saat yang tak terduga.

Sama halnya Adit. Dulu ia pernah menyebutkan namanya dalam doa. Tapi Allah tak berkehendak mereka bersama. Lalu setelah-Dia mempertemukannya dengan Nazwa, lagi-lagi takdir mempermainkan hidup mereka. Dan pada akhirnya Allah menjawab doa laki-laki itu tentang Kayla. Adit memutuskan kembali ke kamar, dan dengan sabar ia menunggu Kayla datang. Selama mereka bersama, ia tak pernah memberikan hak Kayla sebagai istri. Mungkin ini saatnya ia memperbaiki semuanya. Pikir Adit.

Ya Allah, jika dia adalah bagian dari kesabaranku. Maka izinkan aku menjadi imam yang terbaik untuknya, dan beri aku kekuatan untuk melalui cobaan yang mungkin akan datang suatu hari nanti. Izinkan aku menjadi laki-laki yang baik di antara hamba-Mu. Adit memanjatkan beribu pengharapan, agar setelah ini ia tak akan pernah menyakiti Kayla lagi.

Adit mengusap wajah gusar. Ada perasaan bergejolak yang memenuhi rongga dadanya, hingga membuatnya merasa sesak. Ada rasa sakit dan juga sedih secara bersamaan, mengingat segala salah dan dosa yang ia perbuat selama ini. Semua perlakuannya pada Kayla terputar di dalam kepalanya, bagaikan kaset rusak. Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, Kayla terlihat kaget mendapati laki-laki itu duduk termenung di tepi ranjang.

"Mas, sudah selesai kerjanya? Tumben?" Tanya Kayla dengan nada lembut. Adit hanya menyunggingkan senyum kecil ke arah wanita itu.

"Kamu, dari mana?"
"Aku ... aku tadi habis menengok Jovan, Mas." Jawab Kayla gugup.

Adit hanya mengangguk kecil ke arah istrinya. Setelah itu suasana hening menguasai kamar itu. Baik Adit atau Kayla, mereka sama-sama merasakan kecanggungan yang luar biasa. Hingga Adit memilih membuka suara.

“Kay.” Adit memanggil nama wanita itu dengan suara lembut. Lalu ia menepuk tempat kosong di sampingnya, sebagai tanda agar Kayla mendekat. Jantung Adit serasa berdetak dengan cepat ketika Kayla berjalan ke arahnya dengan langkah pelan, lalu duduk tepat di sampingnya. Sama halnya dengan Adit, wajah Kayla juga terlihat tegang. Seketika itu, Atmosfer di kamar itu terasa panas. Ketika Adit menatap Kayla dengan  lembut, lalu mengelus kepalanya dengan sayang.

"Maaf ... untuk semua rasa sakit yang Mas berikan padamu, maaf untuk penolakan Mas tempo hari, dan maaf sudah berprasangka buruk tentangmu." – Adit mengecup kening istrinya hikmat, setelah itu melepasnya –
"Mas sadar, perlakuan Mas padamu suatu hari pasti akan mengundang murka Allah. Kamu adalah bagian dari takdir Mas. Mana mungkin Mas bisa menolak kehadiranmu. Sementara Allah telah menuliskan namamu di lohul mahfuz ku. Aku mencintaimu, Kayla Asadiel Djalal."

Mendengar kata-kata itu meluncur dari bibir sang suami, air mata yang ditahannya dari tadi meluncur tanpa bisa dicegah. Ada sorot bahagia dalam tatapan mata coklat wanita itu. Meski air mata terus menetes, Namun, senyum di bibir Kayla semakin membuat Adit merasa sesak. Sesak yang selalu hadir karena penyesalan. Sekuat apa pun ia menyangkal keberadaan Kayla, kenyataannya mereka telah terikat perjanjian dengan Allah. Adit mengusap bulir air mata yang jatuh di pipi istrinya, lalu sekali lagi ia mendaratkan kecupan singkat di kening wanita itu.

"Jangan menangis lagi? Mas janji, mulai hari ini kita akan menjadi suami istri yang seharusnya. Mas akan bertanggung jawab penuh soal dirimu, dan segala hal tentangmu adalah milikku. Seperti janji Mas di hadapan Allah, ya... Mas akan memenuhinya, lahir dan batin."

Setelah mengatakan itu, Adit mengelus puncak kepala Kayla, dan mengecup ubun-ubun istrinya dengan hikmat. Sambil membisikkan doa-doa.  Setelah itu ia kecup kening, mata, dan bibir Kayla penuh perasaan. Wanita itu memejamkan mata, merasa bersyukur setelah semua yang terjadi, Adit bisa menerima kehadirannya.

Dengan gerakan lembut, Adit merebahkan Kayla ke tempat tidur. Laki-laki itu tersenyum lembut menatap wajah sang istri yang kini terlihat memerah.

"Apa kamu ikhlas memberikan hak Mas atas dirimu?" Kayla hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Baik lah, setelah ini, tak ada lagi jalan untuk kita mundur. Tak ada kesempatan untukmu pergi dari Mas. Sekali pun cobaan yang akan kita hadapi lebih besar dari sebelumnya. Sanggupkah kamu bertahan di sisi Mas hingga akhir hayat mu?"

"Aku mencintaimu dengan tulus. Lalu mengapa aku mesti takut. Sementara Allah telah menjanjikan surga untuk wanita yang ikhlas bertahan dengan suaminya dalam keadaan apa pun."

Jawaban penuh keyakinan Kayla membuat laki-laki itu tersenyum. Tak hentinya ia mengucapkan banyak rasa syukur pada Allah yang telah mengirimkan bidadari secantik Kayla untuk dirinya. Bidadari tak bersayap yang memberikan kebahagiaan baru di tengah-tengah rasa duka dan putus asa. Tak ada alasan lagi untuk Adit  menolak wanita itu, sementara rasa cinta itu bahkan hadir sebelum mereka dipersatukan dalam ikatan takdir-Nya.

Bukan berarti dulu Adit tak mencintai Nazwa. Tentu ia mencintai almarhumah Nazwa. Karena wanita itu juga bagian dari hidupnya. Hanya saja posisinya sudah berganti, karena Nazwa hanya akan hidup dalam kenangan Adit, dan kenangan mereka. Sementara Kayla, selama jantungnya masih berdetak, selama itu pula namanya akan terus hidup di dalam denyut nadi laki-laki itu. Kesabarannya menghadapi keegoisan dan tindakan Adit yang menyia-nyiakannya , telah membuat laki-laki itu jatah cinta sekali lagi pada Kayla. Ya, Adit mencintai Kayla. Amat sangat mencintai istrinya.

Setelah penantian panjang itu, Akhirnya malam ini Kayla menerima cinta Adit seutuhnya. Napas mereka sama-sama terengah. Kayla tak pernah menyangka, malam pertamanya dengan Adit begitu indah untuk hanya diungkapkan degan kata-kata, Adit dan semua sentuhan laki-laki itu membuat Kayla seolah dibawa terbang menuju ke langit ke tujuh. Laki-laki itu bahkan memperlakukannya dengan lembut, bagaikan sebuah porselen yang bisa retak jika terlalu keras menyentuhnya.

Menatap istrinya yang memejamkan mata, Adit menelusuri setiap jengkal tubuh Kayla. Memuja keindahan ragawi wanita itu yang terpahat sempurna, keindahan agung karya Sang Pencipta yang membuat laki-laki itu tak akan bosan untuk memujanya lagi dan lagi.

Kayla membuka mata, ketika Adit membisikkan kata cinta di telinganya. “Aku mencintaimu, Kayla Asadiel Djalal, sangat mencintaimu.” Lalu laki-laki itu memagut bibir merah sang istri.

Keduanya kembali mengarungi samudra luas tak berbatas. Merenggut hangatnya cinta yang diberikan Sang Pencipta. Lewat perasaan yang telah di halalkan oleh-Nya dalam ikatan pernikahan. Adit menuntun istrinya mereguk dahaga penantian hingga membuat wanita itu begitu merasa dicintai. Mulai hari ini dan seterusnya, Kayla telah mendapatkan haknya sebagai istri.

♡♡♡♡♡♡♡♡

Bagi Adit tak ada yang lebih indah dari pemandangan pagi ini. Ia terbangun dengan Kayla yang berada di dalam dekapannya. Wanita itu bahkan masih asyik bergelung di dalam selimut. Lalu ia merapatkan tubuhnya ke dekapan Adit, berusaha mencari kehangatan. Cobaan paling berat untuk seorang laki-laki adalah saat pagi hari. Apalagi di sebelahmu ada seorang wanita cantik, dan beruntungnya wanita cantik di sebelahnya adalah istrinya sendiri. Adit menatap lekat-lekat wajah cantik di depannya. Lalu senyum kecilnya tersungging tanpa sadar, saat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Ah, betapa bahagianya ia memiliki Kayla.

Adit singkirkan anak rambut yang menutupi wajah sang istri. Setelah itu ia telusuri setiap jengkal wajah cantik itu dengan jari telunjuknya. Dimulai dari dahi, turun ke hidung, lalu berhenti di bibir tipis berwarna merah alami yang selalu memabukkan untuk laki-laki itu.

Adit menelan ludahnya, ini benar-benar cobaan paling berat untuknya. Ia mendaratkan kecupan di dahi wanita itu, membuat tubuh Kayla menggeliat. Manik berwarna coklat Hazel itu mulai mengerjap indah.

“Pagi, sayang? Apa tidurmu nyenyak hari ini?" tanya Adit dengan senyum lebar. Tapi wanita di depannya malah menutup wajah dengan telapak tangan.

"Kenapa wajah mu harus di tutupi?"

"Mas, berhenti menggoda, Kay malu." Jawaban Kayla membuatnya tersenyum. Lalu ia mencoba menarik tangan sang istri yang menutupi wajahnya. Namun kali ini, Kayla justru memejamkan mata tak mau menatap Adit.

Dengan gemas, laki-laki itu mendaratkan kecupan di bibir Kayla. Membuat mata indah itu membulat sempurna ke arah Adit. Lucu sekali wajahnya jika sedang marah. Tapi Kayla tetap selalu cantik dalam kondisi apa pun. Pikir Adit.

"Mas! Berhenti curi-curi ciuman dariku! Isssh," sungut Kayla.

"Yakin? Daripada Mas mencium wanita lain. Kamu mau?"

"Mas. Jangan coba-coba ya! Sudahlah, lebih baik Kay mandi." Kayla bangkit, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya. Baru saja Adit hendak memperingatkannya agar jangan dulu berjalan sendirian ke kamar mandi. Mengingat 'aktivitas' mereka tadi malam pasti menimbulkan sedikit 'gangguan' untuknya. Jeritan Kecil Kayla sudah lebih dulu terdengar.

"Awww!" Adit cepat-cepat menghampiri istrinya.

"Ck! Makannya dengarkan dulu suamimu ini bicara, main pergi saja. Ini akan butuh waktu beberapa hari untuk menghilangkan sakitnya. Jadi, selama itu juga kamu harus istirahat. Mengerti!" kata Adit dengan nada final.

Setelah itu langsung membopongnya ke kamar mandi. Bisa kalian tebak sendiri apa yang mereka lakukan di dalam sana. Tapi jangan di bayangkan jika kalian belum menikah.

******

Wakaka... gimana-gimana? Ada yang merasa kepanasan dan butuh kipas? Hihihi. Buat yang nggak sabar nunggu updet mampir ya ke KBM dengan akun Nurmoyz.

Maaf ya baru sempet updet. Adakah yang setia menunggu cerita mereka?
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Biar aku semangat lanjut.

Terimakasih untuk kalian yang sudah mau baca sampai part ini. Tanpa kalian apalah cerita mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro