Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PART 3 KEJUJURAN RAYHAN

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-lakidan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yangtetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yangjujur, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki danperempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yanggemar bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yangbesar untuk mereka." (QS. Al-Ahzab: 35)

ADZAN dzuhur mulai berkumandang, parapersonel Sigma Nasheed dan tak lupa Noer berjalanmenuju Masjid terdekat untuk melaksanakan shalatlima waktu. Mereka berempat memasuki tempatwudhu dan tak lupa memasuki aula masjid untukmenjalankan shalat dengan khusyuk, iqomahberkumandang menandakan jika shalat akan segeradimulai. Seluruh jama'ah di masjid memasuki auladan memenuhi shaf untuk melaksanakan shalatdengan dengan khusu', salam menandakan bahwa shalatsudah berakhir.

Noer menengadahkan kedua tangannya,meminta ampun dan pertolongan pada Allah, dalamdzikirnya lelaki itu menyelipkan nama Maryamdalam hati. Tasbih, tahmid dan takbir yang terucapdari mulut Noer yang senantiasa berdzikir. Hal yangsama dilakukan oleh Rayhan, lelaki itu mengambil tasbih di kantung celananya. Dzikir dilantunkan olehkeduanya, Rayhan tidak sengaja menyebutkan namaMaryam pada setiap do‟anya membuat Yedo yangberada di sampingnya menatap Rayhan.

"Ya Rabb, hanya kepadamu lah hamba meminta. Danhanya kepadamu lah hamba memohon, dalam setiapsujudku, terselip do‟a dan nama wanita yang sudahmembuat hati ini merasakan cinta dan kasih terhadapnya.Maafkan aku karena telah menaruh hati pada seorangwanita yang belum sah menjadi istri hamba, Siti Maryamnamanya selalu terngiang dalam benakku. Senyumannyadan lantunan kalam Allah yang terucap dari bibirnyasangat menyejukkan hati," lirih Rayhan yang masihterdengar oleh Yedo. 

Rayhan sudah selesai berdo‟a dan dia berjalankeluar masjid untuk mengambil sepatu lalumemakainya. Yedo pun telah selesai shalat danmengikuti Rayhan. Ingin sekali dia menanyakan tentang kedekatannya dengan gadis yang bernamaMaryam, karena jika terus seperti ini akan jadinyazina pikiran, lebih baik Rayhan segera mengkhitbahMaryam jika dia serius mencintai adik temannya itu.Yedo duduk di sampingnya dan menepuk pundakRayhan membuat lelaki itu sedikit gelagapan.

"Rayhan, ada yang ingin saya tanyakanpadamu dan ini menyangkut Edi juga sebaiknya kitakembali setelah mereka berdua selesai dan menujutempat latihan lagi ya. Sebentar saja."

 "Baiklah Kak Yedo, tapi sebentar kenapa inimenyangkut Kak Edi? Apakah Rayhan punya salahsama kalian sampai harus berbicara di tempat latihanlagi. Soalnya Rayhan mau menjemput seseorangsekarang," elaknya lalu mengambil ponselnya disaku celana. 

"Ini menyangkut Maryam, makannya sayaingin kamu terbuka pada kita mengenai hatimu. Karena jika terus kamu seperti ini akan meenjadiperkara oleh sebab itu niatkan dirimu untuk cepatmengkhitbah Maryam, nanti kamu akan menyesaljika telat menghitbah dia."

Yedo mengehela napas untuk meredamamarahnya, karena dia tahu sifat dan karaktermasing-masing dari sahabatnya itu. Rayhan yangkeras kepala dengan pendiriannya dan lebihmementingkan ego, sebenarnya lelaki itu sangat baiktetapi cinta terhadap yang bukan Mahramnyamembuat dirinya lebih egois. 

"Apa yang Kak Yedo dengar saat Rayhanberdo‟a tadi itulah faktanya, Rayhan menyayangiMaryam dan menyimpan rasa padanya. TetapiRayhan belum berani menghitbahnya karena masihperlu mendekatkannya lagi Insya Allah bulan depanakan membawa Abi dan Ummi Rayhan ke rumah wanita yang selalu aku sebut namanya dalam do'aku, Kak Yedo."

Setelah mengatakan itu Rayhan mulai melihat notifikasi pesan dari temannya, berharap dia mengabarkan jika paket itu sudah sampai pada orang yang tepat.

"Alhamdulillah kalau kamu ada niatan mau mengkhitbah dia dalam waktu dekat, dan saya sangat mendukung kamu Rayhan jika itu jalan yang terbaik," jawab Kak Yedo setelah itu mengucap Hamdalah.

Edi dan Noer yang baru saja selesai membaca kalam Allah mereka berjalan mencari Yedo dan Rayhan yang lebih dulu ke luar dari aula masjid, saat di pilar pembatas antara batas suci dan pintu masuk masjid mereka berdua sempat mendengar ucapan Rayhan, Edi tersenyum saat tau jika sahabatnya ingin mengkhitbah adiknya. Edi pun merangkul Rayhan dan mengusap kepalanya.

"Alhamdulillah niat baik kamu ingin menghitbah adik saya Maryam akan terlaksana bulan depan saya akan menunggu kedatangan keluargamu, Han!" tuturnya dan mereka bertiga mengucap syukur.

Sedangkan lelaki yang setia di belakang Edi dalam hati kecilnya sedikit sakit saat mendengar jika Maryam gadis yang sudah membuat lelaki itu menaruh hati pada dirinya, tetapi saat ini Maryam dalam waktu dekat akan dilamar oleh orang lain bukan dirinya sendiri. Noer sedikit tersenyum dan mengucapkan hamdalah saat niat baik Rayhan akan terlaksana dalam waktu dekat.

Edi bisa membaca arti dari wajah sahabat lamanya itu, dia memperhatikan wajah Noer yang tersenyum tipis saat mendengar Rayhan akan melamar adiknya. Edi sangat paham dengan hati lelaki itu saat ini, walaupun sebelumnya Maryam dan Noer di pertemukan dengan tidak sengaja. Tetapi, tatapan Noer kepada adiknya itu sangat berbeda, sama halnya seperti dia yang pernah menyimpan rasa pada Zahira sewaktu masa kuliah. Namun, Edi harus mencoba menetralkan di sisi lain dia sangat bahagia jika Maryam akan menemukan calon suaminya dalam waktu dekat.

"Iya Kak Edi, semoga aja lancar sampai nanti, Aamiin. Oh iya Rayhan duluan yah ada perlu dulu sama temen yang lain. Assalammu'alaikum!"

Setelah mengucapkan salam Rayhan langsung menuju tempat latihan duluan karena harus mengambil mobilnya yang terparkir di sana, senyuman di bibir Rayhan tidak pernah pudar. Bagaimana hatinya tidak bahagia, hadiah yang dia berikan untuk wanita itu diterima dengan tangan terbuka bahkan sepertinya sangat bahagia mendapatkan hadiah yang dia mau selama ini.

"Wa'alaikumussalam, oh iya, Kak Yedo! Edi juga harus menjemput Maryam karena dia barusan mengirim pesan bahwa jam ngajarnya sudah selesai, sekalian mau mengantarkan Noer untuk mengajar hari ini. Oh iya besok latihan engga, Kak?" tanya Kak Edi pada pria yang tersenyum dan menatap mereka berdua.

"Besok sepertinya libur dulu latihan, paling lusa kita ketemu lagi untuk latihan dengan formasi baru. Karena lagu yang akan kita nyanyikan bersama Dinamika Nasheed, dan iya jangan lupa salam buat Ummi dan Abi yah, Edi!"

"Alhamdulillah akhirnya libur juga, rencananya besok Edi mau mengajaknya berlibur selama kurang lebih dua hari. Lumayan lah, hehehe makasih yah, Kak Yedo."

Edi langsung memikirkan ke mana acaranya besok bersama adiknya itu, karena sudah jauh-jauh hari dirinya menyiapkan waktu luang untuk menghabiskan waktu bersama Maryam.

"Yee kamu malah melamun gitu, ya sudah saya pamit dulu kesian anak dan istri saya di rumah. Assalammu'alaikum."

Setelah mengucapkan salam Yedo meninggalkan mereka berdua menuju tempat latihan untuk mengambil motornya, jarak antara masjid dan tempat latihan hanya butuh lima menit saja untuk berjalan. Karena tempat itu sangatlah strategis yang dipilih dirinya untuk dijadikan kantor sekaligus tempat latihan Sigma Nasheed.

"Wa'alaikumussalam, ayo Noer kita jemput adik saya di pondok pesantren sebelum dia mengomel karena telat menjemputnya," ujar Edi saat melangkahkan kakinya menuju tempat latihan untuk mengambil mobilnya.

"Padahal kamu kelihatannya cocok loh dengan adik saya. Ah tapi lupakan, sebentar lagi dia akan di khitbah oleh Rayhan, semoga saja ini jalan yang terbaik bagi mereka. Tetapi kembali lagi pada keputusan Maryam, jika dia tidak setuju maka lamaran itu batal." Entah kenapa, saat berjalan kaki menuju mobil, Edi berujar demikian, membuat Noer jadi seperti berharap Maryam akan menolak lamaran tersebut.

Tidak perlu memakan waktu lama, hanya kurang lebih satu jam perjalanan mobil putih itu sampai di parkiran, kedua lelaki itu keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju taman yang bisa Maryam tempati jika menunggunya.

Dari jarak kurang lebih satu meter Maryam sedang menunggu jemputan Edi di Taman pesantren, gadis itu membuka buku kajian islam dan membacanya kembali. Tanpa Maryam sadari kedua lelaki itu sudah berdiri tepat di belakangnya, lalu pria itu menghampiri wanita yang memakai khimar dengan buku hadist di tangannya, dengan kejahilannya Edi menutup kedua mata adiknya dan tersenyum.

"Astaghfirullah hal 'adhim siapa ini, jangan jahil yah!!!"

Tubuh Maryam tiba-tiba menegang karena kedua tangan kekar itu menutup matanya, siapa yang berani menutup mata gadis itu. Apakah dia harus berteriak sekarang untuk meminta tolong atau membuka mulutnya untuk bertanya pada yang sudah menutup matanya, dengan rasa waspada dan deru napas yang cekat dia mulai menanyainya, "Siapa kamu?"

"Menurut kamu saya siapa?"

Lelaki itu malah balik menanyainya membuat Maryam ketakutan, tanpa dia sadari setetes air matanya lolos membasahi pipi.

"Biasanya yang jahil Kak Rayhan dan Kak Edi, Maryam mohon lepasin tangannya. Maryam takut gelap."

Maryam semakin takut dan Edi yang mendengar suara bergetar adiknya pun merasa sangat bersalah, dia melepaskan tangannya dan memegang dagu adiknya. Pipi Maryam sudah basah oleh airmata bahkan di pelupuk mata juga sudah bertumpuk air mata lainnya.

"Afwan, De. Maafin Kakak ya karena sudah jahil seperti barusan ke kamu. Kakak engga niat untuk menakuti kamu, beneran deh, udah yah jangan menangis malu dong sama temen kakak kalau wanita secantik Maryam masa cengeng."

"Iya, Kak, tapi Maryam mohon jangan jahil seperti tadi. Maryam sangat takut jika seperti tadi, Kak."

Edi menghapus airmata adiknya dan mencium keningnya, drama antara kakak adik itu sangat menyentuh hati Noer. Dia teringat pada kakaknya yang sudah jauh bahagia bersama keluarga kecilnya, lelaki itu pamit untuk memasuki pesantren karena sebentar lagi jam mengajarnya akan dimulai.

Maryam lalu mengambil tas dan bingkisan hadiah yang diberikan Ustazah Khadijah kepadanya, sementara Edi yang diselimuti rasa penasaran dia terus menatap kotak bingkisan itu. Mereka berdua memasuki mobil putih, Edi memakai scealbethnya dan mulai melajukan mobil dengan kecepatan rendah. Sedangkan Maryam hanya diam sambil membaca buku kisah Sayyidinna Ali dan Fatimah Az-Zahra.

"Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia menikah, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." [Muttafaq Alaihi]."

"Ya Rabb, Engkau yang maha tau apa yang ummatmu inginkan. Tetapi satu pintaku di saat ini, aku ingin mendapatkan pria baik dan mencintaiku karena dirimu Ya Rabb." Maryam mengajukan permohonan tersebut dalam hati sembari menutup buku Fatimah Az-Zahra dan membaca sedikit ayat mengenai jodoh adalah cerminan diri. Edi melihat adiknya yang tengah memejamkan mata, dia tersenyum.

"Tenang saja, Dek, dalam waktu dekat akan ada yang mengkhitbahmu. Dan mulai sekarang kamu akan membuka hati untuk pria yang akan menjadi calon imammu nanti! Oh iya itu hadiah dari siapa, Dek?" tanya Edi dengan penasaran.

"Ini tadi ada yang menitipkan hadiah untuk Maryam, Kak," jawab Maryam sambil memegang kertas itu.

Edi hanya diam dan fokus pada kemudinya tak perlu memakan waktu lama mobil berwarna putih itu sampai di garasi rumah kediaman Abi Yusuf, Maryam membuka scealbeth dan pintu mobilnya lalu berjalan menuju pintu rumahnya dengan membawa sebuah bingkisan kado entah dari siapa pengirimnya yang jelas gadis itu sangat menyukai khimar dan gamisnya.


_______________tbc___________

1701 kata untuk Bab 3 
Terimakasih sudah membaca part ini 🤗🤗..
Sesuai janji Mimin..
Akan kasih bocoran chat langsung dari pemain atau visualisasi dari istikharah cinta..



Noer Rizal 🙏🙏 Syukron Jiddan kakak.. sudah mau saya pakai visualisasi dari kisah istikharah cinta😍😍..

Bogor, 12 Juni 2019
Salam manis dari Sekar

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro