Sena harem atau Survival game? (ABO???)
Bisa kalian tebak ujung-ujungnya yang bakal dapet Sena siapa, ehe
.
.
.
Kalian kenal pengharum ruangan stella jeruk? Wangi pengharum ini tiba-tiba nempel di seekor Sena sebagai wangi feromonnya, siapa saja kah yang rela mortal combat-an demi mendapatkan omega dengan wangi stella jeruk?
Tentu saja para ace setiap tim sepak bola amerika ini, yang akan menjadi alpha, haus akan bau feromon Sena ini.
🏈🏈🏈
"Cut! Cut! Cut!" Takami memukul mukul kepalanya menggunakan corong minyak warna biru, mendadak kepalanya pusing setelah mendengar dua paragraf yang baru saja dibacakan oleh Kisaragi.
"Kenapa Takami?"
"Langsung masuk aja ke adegannya, tidak usah pakai dua paragraf itu, langsung rekam Sena lari dikejar Habashira pake motor."
"HIEEEE?!"
🏈KAMERA BERGULING DAN AKSI🏈
Ada sebuah dongeng yang menceritakan seorang Alice (kita paling saja Selice, Sena-Alice)yang memiliki wangi seperti stella jeruk, Selice yang selalu dikejar-kejar banyak serigala lapar, tak ada tempat yang aman untuknya, Selice hanya bisa terus berlari tanpa henti seakan hidupnya hanya untuk lari. Selice yang ini selalu membawa bola american football ditangannya, bola itu yang mengubah perjalanan hidupnya ke dalam sebuah dunia ajaib layaknya negeri ajaib. Sekarang kondisi Selice berambut coklat bertubuh mungil, berwajah imut dan idaman semua kalangan ini tengah berlari dari seekor chameleon yang mengejarnya menggunakan motor.
"HIEEEEE!" Selice terus berlari, setiap melihat belokan dia akan memiringkan badannya, berusaha untuk melepaskan diri dari kejaran reptil itu. Sayangnya setiap kali Sena sudah merasa tidak dikejar oleh chameleon, sebenarnya dia masih dibuntuti tetapi hanya tidak terlihat. Tubuh chameleon bisa berubah warna.
Tep, Sena menjerit sangat keras dan kembali menggerakkan kedua kakinya dengan cepat tanpa melihat siapa yang sudah menepuk pundaknya.
"Sena kenapa sih? Aku 'kan engga masuk list alpha yang ngejar dia," gumam Riku sambil pasang wajah bete.
"KEJAR DIA UBAN SIALAN! LU MASUK LIST ALPHA! REBUT BOLANYA!"
Suara nyaring khas milik seorang setan bergema di seluruh kota. "Yang bisa memberikan tanda di belakang lehernya itulah yang menang, kalian bisa memperlakukan si cebol sialan sesuka hati kekekeke!"
Selice makin panik mendengar pengumuman itu dan tak disangka dari sebelah kanan muncullah orang paling mengerikan untuk Sena, tatapan mata tajam seolah ingin membunuhnya dan memiliki impuls kecepetan dewa yang sulit untuk dihindari.
"Ku ku ku, aku menemukanmu sampah cebol."
Kerah kemeja putih Selice ditarik oleh orang itu, dengan mudahnya dia mengangkat Selice menggunakan satu tangan.
"Mati kau, game over."
Sebelum Selice terkena pukulan telak si anak jenius, dirinya terselematkan oleh ksatria putih, bertelinga kelinci putih dengan tongkat trident, sang ksatria berhasil memaksa si jenius melepaskan cengkramannya dari kerah kemeja Selice. Selice berhasil berpijak lagi ke tanah, sekilas Selice melihat siapa ksatria putih itu.
"Kak Shin ...." Selice pun kembali berlari menjauhi tempat berbahaya itu, lalu memasuki gang sempit, saking sempitnya Selice terjepit di dalam sana tetapi dengan kegigihannya Selice terus mencoba untuk menerobos gang sempit itu dan ketika berhasil keluar Sena berada di sebuah taman luas.
Selice melihat ada seseorang berambut merah, ada 6 kaki laba-laba di punggungnya, orang itu memainkan gitar, seperti permainan itu menyambut Selice datang, mata merahnya melihat Sena dengan lembut.
"Fuh ... selamat datang Sena-kun, akan kubuat kau terbuai dalam permainan gitarku."
"Kak Akaba juga? Bagaimana kalau kita berdamai aja?"
"Fuh ... jika itu pilihanmu, berikanlah lehermu dan bolanya padaku dan semuanya akan selesai."
Seketika Sena menggelengkan kepala kuat, dia tidak boleh menyerahkan bolanya dan juga lehernya, semenjak dia keluar dari ruangan penuh pengharum ruangan memabukkan itu orang-orang di sekitarnya berubah menjadi serigala buas yang ingin memakannya hidup-hidup.
"Tidak bisa!" Selice memilih untuk lari ke arah kanan, dia tadi sempat lihat sebuah pintu warna pink di daerah sana.
Tetapi Sena tak sempat menyentuh gagang pintu tersebut, pintu itu menyusur menjadi kecil, saat itu juga enam kaki laba-laba menangkapnya, memutar tubuhnya dengan paksa, dagu Selice diangkat paksa.
"Fuh ... jika aku tidak mengambil hatimu dari ksatria putih itu, akan kuberikan hadiah padamu."
Laki-laki bermata merah itu mencium bibir Selice, membuka paksa mulut Selice, dan memberikan sebuah cairan warna merah muda dari mulutnya ke mulut Sena, cairan itu menetes keluar dari mulut Selice, setelah beberapa detik tak bisa bergerak Selice akhirnya berhasil mendorong jauh laki-laki itu.
"Fuh ... terima kasih atas makanannya."
Setelah menerima cairan itu, tubuh Selice tiba-tiba saja menjadi kecil, tanpa pikir panjang Sena pun berlari menuju pintu di belakangnya. Selice sekarang sudah berada di tempat lain.
Dia berada di pantai.
"HIIII!" Selice menjerit ketakutan saat melihat ombak besar bergerak kearahnya. Belum sempat menghindar Selice terseret ombak sampai ke laut. Berkat ombak itu Sena kembali ke tubuhnya yang semula.
Sayang sekali kebebasan Selice hanya sementara, rantai jangkar tiba-tiba mengikatnya, memgangkat tubuh mungilnya ini naik ke permukaan air. Kali ini Sena terjebak di atas kapal bajak laut.
"Kakei?!"
"Tolong lepaskan aku!"
"Tidak bisa, kalau kamu mau lepas serahkan bolanya dan lehermu."
Otomatis Selice menutup leher belakangnya. Kapten bajak laut super tinggi dengan sepasang mata sebiru lautan di hadapan Selice sekarang memperkecil jarak antara mereka.
"Jika kamu tidak memberikan izin untuk memilikimu, berikan bibirmu," katanya sambil mengusap bibir bawah Sena menggunakan jempolnya.
Selice sangat ketakutan, bibirnya akan dicium lagi, keringat mengucur dengan deras. "Ja ... jangan ...!"
Sena memejamkan kedua matanya erat, saat itu juga, ksatria bertelinga kelinci itu muncul lagi, kali ini dia muncul jatuh dari langit, menusukkan tombaknya ke kapal, detik selanjutnya kapal itu hancur lebur bersamaan dengan rantai jangkar yang mengikat tubuh Selice.
"Kak Shin ...?"
Selice jatuh masuk ke dalam lautan, anehnya, Selice terus jatuh ke dasar laut dan kembali lagi ke tempat awal semua terjadi, Kota Tokyo yang sudah kosong.
"Kekeke cebol sialan! Kita akhirnya bertemu juga."
"Hiii?!"
Sebelum Selice bisa kabur pantatnya sudah digigit Cerberos, Selice pun K.O di tempat. Setan berambut pirang itu berjongkok di samping jasad Selice.
"Kelihatannya lu tetep milih si ksatria sialan itu ya, membosankan." Setan itu tanpa ragu-ragu, menarik dasi Selice dan mengecup bibir Selice. "Cih, aku benci dengan kekalahan." Setan itu pun melepaskan dasi Selice, membiarkan kepala uke kesayangan kita ini membentur aspal dan setan itu pun menghilang.
"Adududuh, kepalaku sakit sekali," rintihnya.
Tanpa sepengetahuan Selice, seseorang telah berada di belakangnya, dia berambut putih dan memiliki sepasang telinga kuda, dia membuka mulut dengan lebar, siap untuk menggigit Selice.
"Sena, aroma tubuhmu ini sangat memabukkan aku tidak bisa menahannya, aku ingin memilikimu," bisik orang itu.
Selice yang masih belum sadar dikejutkan dengan kehadiran ksatria putih yang jatuh dari langit.
"Tidak akan kuberikan Kobayakawa Sena padamu,"
"Cih, mengganggu saja, sedikit lagi dia milikku."
"EHHH~! KAK SHIN?! KAK RIKU?!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro