Scary Job part 2
Kakei is our DASTER EMAK Group
Akaba Hayato (Bapak)
Kakei Shun (Emak)
Sakuraba Haruto (Anak pungut)
Kid (calon mantu)
Riku Kaitani (anak haram)
.
.
.
Ikkyu: nama grupnya aneh.
Kotaro: namanya ga smart.
Julie: asal usul nama grup ini ya ... karena baju Kakei (^~^;)ゞ
Mizumachi: nghaa? Kenapa mereka dikasih label juga?
Riku: AKU BUKAN ANAK HARAM!
Kid: mantu? Apa maksudnya?
.
.
.
Sesuai pengumuman Hiruma kemarin, atlet american football semuanya diculik ke sebuah tempat angker, tidak ada yang protes karena mereka tidak mau aibnya terbongkar. Ada juga yang disuruh bikin aib (baca: Kakei disuruh pake daster).
Hanya Gaou volunteer disini.
Malam ini kelompok kedua yang akan menjadi korban kengeringan para penghuni tak kasat mata. Kenapa harus lawang sewu? Kenapa aku sendiri tim Ojou di dalam sebuah grup aneh ini? Itulah yang ada di dalam benak seorang Sakuraba Haruto, receiver Ojou. Receiver 186cm ini sudah gemetar takut walaupun masih berada di luar gedung.
Sudahlah jadi nyamuk antara dua pasangan tidak jelas.
"Unsui mana?" tanya Kid pada anggota kelompoknya. "Kalo host-nya engga ada ini acara tidak akan dimulai."
Mereka menggeleng kompak.
"Sepertinya lagi ke toilet," kata Riku.
"Fuh ... Sakuraba gemetar, apa dia tidak apa?"
"Eh? Emm ... ya ... aku hanya ... sedikit takut," jawabnya sedikit gemetar.
"Dingin ya disini," celetuk Kakei, kedua kakinya rapat dan kedua tangan memeluk tubuhnya sendiri.
Hembusan angin malam yang menggelitik leher, bulu kuduk ikut merinding.
Celetukan Kakei seketika mengambil perhatian orang di tempat itu, sesuai vonis dari Hiruma Kakei beneran pake baju daster, cuman sampai menutupi lutut, untungnya dikasih keringanan alias boleh pake celana.
"Fuh ... Kakei-kun, butuh jaket?"
"Ti ... TIDAK USAH!" tolak Kakei sambil memalingkan muka.
"HIRUMA! AKU BUKAN BABU!"
Protes seonggok manusia mengenakan kemeja hitam, memiliki bulu mata paling ngeselin sejagat dunia Eyeshield 21.
"KEKEKEKE! LU HARUS BAWA TAS GUA! CEBOL SIALAN SAMA SI PIRANG TINGGI DARI KYOSHIN JADI KAMERAMEN! MONYET SIALAN PANGGIL SI BOTAK UNSUI!"
Hiruma menembaki langit dengan barbar, tidak peduli penghuni tempat ini akan marah atau tidak. Hiruma adalah setan itu sendiri, mungkin Hiruma juga punya budak hantu.
"Apakah dia tidak akan tanggung jawab kalau kita yang kena ganggu hantunya?" Riku prihatin, prihatin pada dirinya sendiri.
"Hiruma selalu out of the box ... seram," komentar Sakuraba.
"Hiruma! Aku ikut bukan buat jadi babu kamu."
Seketika leher Hiruma berputar 180 derajat, Hiruma mirip sekali dengan burung hantu, keseraman wajah Hiruma bertambah saat dia ketawa keras, ketawa yang terdengar beda dari yang biasanya. Ada makna tersembunyi.
Semenit setelahnya Marco dinyatakan tewas digigit rabies sama Hiruma di bagian leher belakang, insiden itu langsung membuat orang-orang menjaga jarak dengan Hiruma kecuali Agon dan Gaou, mereka emang tidak takut sama sekali dengan sosok pirang landak bergigi tajam itu.
"Kalian kenapa?" tanya si host botak yang wajahnya mirip banget sama Agon. Unsui baru aja balik dari kamar mandi.
Tidak ada balasan dari orang-orang yang masih shock atas pembunuhan Quarterback Hakushuu tadi, akhirnya Agonlah yang menyahut pertanyaan kakaknya. "Kagak ngape, udah cepetan buka ni acara sebelum lu kena gigit rabies si sampah pirang."
Kedua alis Unsui bertaut, heran, Hiruma itu manusia bukan hewan, tidak ada manusia bisa menukarkan penyakit rabies, mungkin kalau manusia itu tertular rabies dari hewan.
Unsui kembali ke mode host-paranormal dan memakai tudung jubahnya.
Unsui berjalan menuju tempat dimana kelompok dua sudah berkumpul, disana juga sudah ada Sena dan Mizumachi siap dengan kamera untuk merekam.
"Kembali lagi dengan saya, Kongo Unsui di acara Masih Dunia Fiksi, kali ini kita kedatangan sekelompok anak muda--" lirik Kid,"--tua yang menantang tempat angker ini. Lawang sewu adalah tempat yang cocok untuk menantang nyali."
"Kita dapet asuransi jiwa tidak?" tanya Kid pada Unsui.
"Soal itu tanyakan pada Hiruma, tetapi mengurus asuransi itu merepotkan, jadi jawabannya tidak."
Kelima anggota grup ini langsung kusut wajahnya, tidak memiliki hatapan untuk pulang dengan selamat dan anggota tubuh lengkap.
"Oh ya, temennya Kakei udah nunggu."
"Hah?"
"Nghaaa~! Unsui liat kunti?"
Akaba membenarkan letak kacamata. "Fuh ... masih lebih cantik Kakei-kun daripada kuntilanak."
"MAKSUDMU APA AKABA?!"
"Hahaha ... jangan bercanda Mizumachi." Sakuraba semakin kelihatan badannya gemetar.
Mizumachi membalas dengan santai. "Siapa yang bercanda? Tadi aku emang liat dari kamera ada kuntilanak berdiri di belakang Kakei, keliatannya dia ngira Kakei satu spesies sama dia."
Wajah peserta acara ini langsung pucat, belum masuk sudah disambut hangat karena pakaian daster Kakei, bagaimana kalau mereka sudah di dalam?
Sakuraba memohon dalam hati bisa skip ikut acara ini.
Kid berdeham, niat mencairkan suasana. "Oh iya Unsui, apakah ada tempat yang harus kita kunjungi di dalam gedung?"
Unsui mengangguk mantap, dengan ekspresi serius dia berkata, "Penjara bawah tanah."
"Ya ...?" Alis Kid naik, wajahnya sangat memperlihatkan bahwa penembak cepat ini tidak percaya dam menolak untuk masuk ke sana juga.
"Itu PERINTAH langsung dari Hiruma, jadi harus dilaksanakan meski kalian harus jadi korban pembantaian."
Kelima peserta ini diam membeku, kalau sudah ada nama itu disebut, mereka tidak bisa protes.
"Fuh ... tidak akan kubiarkan Kakei-kun diculik kuntilanak."
"Aku bisa sih kalau dalam bahaya lari dengan cepat tapi kalau dia ...." Riku melirik Sakuraba.
"Mungkin Sakuraba bisa diganti dengan yang lain," kata Unsui, kembaran Agon ini sudah prihatin dengan kondisi Sakuraba yang udah kaya gembel.
Perkataan Unsui membuat perasaan risau Sakuraba lenyap.
"Kita ganti dengan Ikkyu."
Itu Agon yang memilihnya tanpa interupsi maupun negoisasi sama pemilik nama. Ikkyu tentu saja kaget, dia tidak berani untuk menentang tempat angker ini, dia saja daritadi menempel pada Taka karena takut.
"Kamu dipanggil Ikkyu," kata Taka dengan santai.
"Iya tuh kamu dipanggil sama Agon, asik tau ikut acara seperti ini."
Taka melirik Yamato, dia tidak mengerti dengan isi otak sahabatnya ini.
"IKKYU." Agon memanggil cornerback nomor 1 Kanto sekali lagi.
"Hiii~ ... tapi Kak Agon, aku takut hantu ...," sahutnya lirih dan gemetar.
"Haa?! Ngapain takut? Di tempat angker ini udah pada takut sama si pirang sampah itu, jadi kalo ada yang berani nyulik kalian selama di dalem, ya~ itu tanggung jawab masing-masing."
Awal kalimat sudah bagus memberikan harapan yang tinggi, namun kalimat terakhir menghempas jatuhkan harapan itu sampai menembus aspal.
"Pokoknya cepetan Ikkyu! Sampah receiver Ojou itu udah pingsan dengan mulut berbusa."
"Aku tidak jadi nyamuk Kak Agon, biarkan mereka double date di dalam penjara lawang sewu."
Kid menyahut, "Double date? Tempat seperti ini tidak cocok untuk pacaran ... mungkin kalo cowonya tipe mirip Hiruma kamu bisa diajak jalan kesini."
"Ikkyu."
Ikkyu makin mepet ke punggung Taka, keliatan seperti anak kecil nempel ke kakaknya karena takut dipalak sama preman. Agon emang preman sih.
"Sudahlah Agon, dia tidak mau, dia tidak bisa mengalahkan hantu dengan kamehameha," kata Akaba.
"SUDAH KUBILANG AKU INI MANUSIA BIASA!"
"Fuh ... kukira kamu keturunan Vegeta."
"Ngha~ vegeta bukannya minuman pelancar perut ya?"
Krik, krik, krik, Unsui berdeham untuk memecah keheningan.
"Agon, kalo Ikkyu gamau jangan dipaksa, yasudah korb--PESERTA malam ini hanyalah empat orang, Riku, Kid, Akaba dan emak berdaster Kakei."
Kakei diam saja disenggol seperti itu, tapi dalam hati cowo cakep dua meter ini sedang misuh-misuh.
"Silakan masuk saja, penjaga gedung ini sudah diberitahu mengenai kalian, tugas kalian tinggal menerobos masuk, mau pisah juga gapapa, ada Sena dan Mizumachi yang ikut.
"Fuh ... sebelum itu, kita cuman disuruh ke penjara doang 'kan?"
"Iya, sekalian kenalan sama mereka."
"Fuh ... baiklah, ayo."
Akaba memimpin di depan sisanya mengekor di belakang Akaba, oh iya apakah saya belum bilang? Mr. Gitar Otaku ini bawa gitar listrik dan tentu saja dia tidak pernah lupa untuk menggenjreng Juleha di dalam sana.
Sudah di dalam gedung mereka memutuskan untuk cerai, Riku bersama Kakei sementara Kid bersama Akaba. Sena menjadi kameramen tim Kid dan Akaba, Mizumachi menjadi kameramen tim Kakei dan Riku.
Walaupun hasil rekaman Sena akan seperti POV orang pendek.
Kakei dan Riki lebih memilih keliling saja dan yabg melaksanakan perintah mutlak setan pirang itu Akaba dan Kid.
Tim Akaba dan Kid dari POV Sena
Dari mata Sena Akaba dan Kid keliatan tinggi dan tangannya cape mengarahkan kamera ke atas, terpaksa saat sudah pegalnya keterlaluan Sena menurunkan kamera tak peduli apa yang sudah direkamnya dan tak sengaja saat mengecek lewat layar kecil, Sena menemukan sepasang kaki kurus berkalungkan pemberat berukuran sedang berbentuk bulat.
"Hieee~ ...."
"Ada apa Sena?"
"Kamu menangkap sesuatu?"
Sena menatap heran mereka, keliatan tidak da takut-takutnya sama sekali.
"Tadi cuman liat cicak aja, aku kaget."
Akaba membenarkan letak kacamata. "Fuh ... begitu, aku lupa bilang kita sudah sampai."
"Itu ... anu ... tadi aku ga sengaja merekam kaki kurus banyak darahnya, disebelah kanan Kak Akaba ...."
Ketiga manusia ini diam beberapa dan kemudian lomba lari pun diadakan dadakan, mereka sudah panik, pintu menuju tangga kecil. Mereka pun terpaksa saling sikut demi bisa menaiki tangga.
"YANG KECIL DULU!"
"Tidak bisa Sena, quarterback harus dinomor satukan."
"JULEHA KETAKUTAN! MINGGIR."
Tim Kakei dan Riku dari POV Mizumachi
Berbeda dengan Sena yang pendek, Mizumachi hanya berhasil menyorot Kakei, Riku harus loncat-loncat bisa bisa satu frame dengan Kakei, hebatnya lagi tim ini seperti grup emak dengan dua anak.
Percaya tidak percaya, tinggi Riku yang kurang terpaksa digendong Kakei agar bisa satu frame. Riku digendong persis seperti anak kecil.
Riku digendong sampai saat ini, lantai dua.
Riku tidak banyak omong, hanya menahan malu, mana tadi tiba-tiba denger suara ketawa pas dia digendong Kakei.
"Nghaa~ mau sampai mana nih?"
"Tidak ada yang aneh disini, mungkin keberuntungan kita lagi bagus."
"Tapi tadi aku denger suara ketawa."
"Mizumachi kali ketawa."
"Kakei aku engga ketawa, aku fokus merekam kalian dan ...."
"Dan?" tanya Riku dan Kakei bersamaan.
"Ada noni belanda cantik diujung lorong sana."
Mizumachi menunjuk ujung lorong, Kakei dan Riku menahan untuk tidak melihat ke arah yang Mizumachi tunjuk. Noni belanda yang ditunjuk Mizumachi bermata merah, tatapannya tajam dan dia seperti niat mengusir mereka bertiga.
"Jangan ditunjuk tidak sopan," kata Kakei.
"Kabur yuk," ajak Riku.
"Tapi ini baru bentar loh~."
"Mending bentar daripada diculik, udah ayo."
Kakei pun menarik paksa Mizumachi.
"Kakei ga rame nih!"
Sementara itu host botak kesayangan kita sedang asik ngeteh, seperti sedang piknik, anak-anak yang lain? Mereka berada di dekat bus sekalian kalo udah ada aba-aba untuk pulang bisa langsung masuk bus dan tidak ketinggalan sendiri di tempat angker ini.
Acara menikmati teh terganggu, Unsui kedatangan 4 peserta acara uji nyali ini. Sena wajahnya pucat blas kaya abis dikasih bedak tebel banget, keringetan parah, Kid keliatan cape saja, cape berdebat pas mau naik tangga tadi, Akaba? Akaba yang keliatan kalem, oke, kedua tangan memeluk erat Juleha.
"Kelihatannya kalian sangat menikmati pemandangan di dalam sana," komentar Unsui saat melihat Kakei dan Riku yang tegang banget, Mizumachi sih masih sumanget.
Riku masih digendong Kakei, kayaknya Riku udah keenakan digendong sama emak berdaster.
"Dia ga bakal ngikutin kita 'kan?" tanya Kakei khawatir.
"Enggak kok, Hiruma udah bikin janji ke mereka."
"Syukurlah." Kakei bersykur puol.
"Tapi kayaknya ada yang mau ikut kamu Kakei, katanya kamu cantik kaya mereka, disuruh ikut tinggal disini."
"NO WAY! GUA GAMAU TINGGAL DISINI."
"Dia ingin ikut sama kamu."
"GA! Ikutin Hiruma aja noh!"
"Kamu mau dijadiin suaminya, ceunah."
"AKU MASIH SUKA YANG 3D."
Unsui mau bales lagi tetapi mencoba untuk nahan, dia udah kasihan sama emak berdaster ini, Kakei engga tau selama dia ada di dalam gedung sebuah kamera tersembunyi mereka setiap gerak-geriknya. Hasil rekaman akan digunakan untuk blackmail oleh Hiruma.
"Iya aku ngerti, udah aku bilangin ke si kunti, kamu gabisa ikut soalnya udah punya suami namanya Akaba."
Unsui memperkeruh suasana.
Marah ala emak-emak pun menambah suasa mencekam gedung angker ini, Riku masih digendong sama Kakei.
"Kakei ... turunin aku," pintanya lirih.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
INI AGAK MENJURUS R-18! MASALAHNYA GEMES INGIN BIKIN HIRUMARU YANG LEBIH AKXNLSKDJLA! 😭😭 JADI SKIP AJA!
.
.
.
.
.
.
SKIPPPP! INI CUMAN EFEK ARUJI BACA ULANG DEIMON VS HAKUSHUU😭😭
.
.
.
"Hiruma ... kamu bercanda, menurutku."
"Kekeke ... apakah aku kelihatan bercanda bulu mata sialan?" tanyanya dengan nada menantang, dia juga memperlihatkan serenteng kondom di tangan kirinya.
"Ini di bus Hiruma, mereka bisa melihat, menurutku."
"Kekeke ... yang bisa melihat hanya si mata rubah sialan."
Hiruma menengok ke luar jendela di bagian kiri dan tak sengaja Kakei juga melihat ke arahnya dari luar, tanpa tahu apa yang terjadi di dalam bus atau apa yang sedang Hiruma lakukan di dalam sana, Kakei langsung memalingkan wajahnya sambil memasang ekspresi pura-pura tidak tahu dan pergi menjauhi bus sekalian memberikan informasi bahwa bis tersebut jangan diganggu sama sekali.
Seringai Hiruma makin lebar. "Sudah tidak lagi yang harus kamu khawatirkan ... kekeke ... kamu masih ingat pertandingan di Tokyo Dome? Kamu telah menyuruh Gaou untuk mematahkan tanganku ... balas dendam dengan Kurita belum cukup untukku."
Kedua tangan Marco mencoba untuk mendorong tubuh Hiruma menjauh darinya.
Posisi mereka berdua itu ada di deretan kursi paling belakang. Marco duduk sementara Hiruma berdiri posenya seperti sedang meng-kabedon.
"Tunggu Hiruma, kita ini sama-sama laki-laki, jangan bercanda."
"Kekeke ... kita berdua laki-laki? Aku tidak lihat itu sebagai masalah." Lalu Hiruma berbisik, "aku yakin kamu pasti menikmatinya."
Bulu kuduk Marco seketika naik, hatinya menjerit ketakutan, sudahlah mereka masih di wilayah lawang sewu, ketempelan setan (Hiruma) dan diculik ke dalam bus. Marco sudah terpojok, ponsel miliknya? Sudah raib entah kemana semenjak bersama Hiruma di dalam bus ini.
"Hiruma ... kumohon ...."
Sebelum tangan Hiruma berhasil menggrepe, tamu tak diundang datang.
"Nghaaa~ perbuatan asusila caught in 4k!"
Panik ga?
Panik ga?
Yang panik cuman Marco doang, Hiruma santai, buka baju juga belum, ngapain panik.
"Ngapain lu masuk kesini? Ganggu aja."
"Cuman mau lapor kelompok dua udah selesai uji nyalinya."
"Cih cepet banget, suruh mereka masuk lagi."
"Gabisa pak Hiruma!" Tiba-tiba Mizumachi pasang pose hormat ala prajurit yang sedang lapor pada atasannya. "Semua peserta sudah mendapat tekanan batin."
"Cih, yaudahlah, kita pulang."
Hiruma membalikkan badan menghadap Marco. "Kekekeke, kali ini kamu selamat, selanjutnya tidak akan."
.
.
.
TAPI BOHONG! Kemesuman aruji berkurang 95% jadi ya ... adegan mesumnya tidak jadi, walaupun ingin, aku ingin HIRUMA DIEW DAN NGEW ¯\_(ツ)_/¯
Sena: astagfirulloh, istighfar.
Riku: selanjutnya tempat angker dimana?
Sakuraba: katanya kamar apartemen Hiruma.
Taka: ???
Monta: wah ini sih beneran uji nyali.
ATAU GA SENA YANG DIEW!
Sena: gaaaa :((
Gamau ngew sama Shin?
Sena: Kak Shin doang 'kan?
Hooh
Sena: itu bisa dibicarakan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro