Date kok banyakan? (👓😈)
Hiruma: sialan!
Suzuna: YA! Semangat!
Mamori: aruji sudah harus mulai istighfar banyak-banyak.
Sena: alhamdullilah aku ... aku bebas.
Hiruma: GANTIIN GUA CEBOL SIALAN!
Shin: ga.
Hiruma: MINGGIR! HARUSNYA BUKAN GUA YANG KENA HAREM!
Takami: •́ ‿ ,•̀
Ikkyu: apakah ada yang bisa membayangkan Hiruma cewe?
Monta: maksudnya iblis cewe yang tukang goda itu bukan?
Sakuraba: bayanganmu terlalu jauh Monta -_-"
Mamori: tapi 50% cocok dia jadi succubus, bayangin pas tiap tanding goda sana-sini biar bisa menang.
.
.
.
"Fuh ... Sena lama tak jumpa," sapa Akaba, lalu dilanjut dengan suara gitar.
"Ada Kak Akaba dan Kak Kakei!" seru Sena excited dengan pertemuannya dengan dua all-star di sebuah kafe.
Brak, meja tenpat Sena duduk dipukul sangat keras sampai menjadi sorotan mata tamu kafe lainnya.
Sebuah senapan AK-47 diarahkannya pada sebrang meja, senapan itu diarahkan pada quarterback Ojou. Ekspresi wajah oknum pemukulan meja tidak menunjukkan sedikitpun rasa senang sudah diajak date hari ini, bahkan quarterback berkacamata itu rela untuk menjemput Hiruma di apartemen.
Sang pemain jenius yang duduk bersebalahan dengan Takami kini menghela nafas panjang, keadaan seperti ini memang tidak sesuai harapan seorang Hiruma, kafe ini penuh dan Sena yang sadar dengan kedatangan dua kapten itu di kafe langsung melambaikan tangan, mengajak mereka berdua untuk duduk bersama mereka.
Tidak tahu mengapa hari ini banyak yang memilih untuk pacaran di kafe ini, kafe bergaya ala eropa yang instagramable, bahasa jaman sekarangnya.
"Ini bukan salah Kak Takami, kafe ini memang sudah penuh dan banyak yang mengantri untuk foto-foto kafe yang sedang populer di kota ini."
"TENTU SALAHNYA! DIA NGAJAK GUA KE KAFE INI DI HARI MINGGU DAN LAGI-LAGI GUA KETEMU DENGAN ORANG YANG SAMA! GUA MUAK NGELIAT MUKA KALIAN!"
Akaba dan Kakei masih setia berdiri di dekat meja dihadapkan dengan lubang senapan Hiruma
"Hiruma protes dengan emosi itu sangat tidak smart," komen kicker Bandou yang duduk membelakangi Hiruma.
Tiba-tiba saja manajer Bandou berdeham, berdiri, memutar tubuhnya menghadap Hiruma.
"Dengar, bukankah kamu sendiri tidak menolak saat Takami duduk bersama dengan Sena dan Shin? Hm? Aku juga sebenarnya tidak mau double date tapi karena kami berempat ingin kesini ya ... kami pesan satu meja berempat karena banyak tenpat yang sudah penuh."
"Cih."
Mendengar ocehan Julie makin membuat jengkel Hiruma, disisi lain ocehan Julie juga adalah sebuah fakta bahwa Hiruma tidak keberatan duduk satu meja dengan Sena dan Shin. Hiruma memilih untuk duduk lagi di kursinya. Sena merasa lega amarah Hiruma sudah mereda.
"Ya! PERMISI TUAN AKABA DAN TUAN KAKEI! Aku harus memberikan pesanan ini pada White Bats couple!"
Pelayan kafe ini juga ternyata tidak jauh dari wajah yang selalu muncul sebagai cheerleader DBD.
"Sena, sampai jumpa."
"Sampai jumpa lagi Kak Akaba, Kak Kakei." Ketika Suzuna sedang menaruh dua jenis kue ke hadapan Hiruma, Sena dengan sesuatu yang asing dari mulut Suzuna. "Apa itu White Bats couple Suzuna?"
"Eh? Kalian sedang double date 'kan?" tanyanya dengan polos, matanya bergerak melihat secara bergantian.
Hiruma mendengus kasar, lirikan mata tajam tertuju pada Suzuna. "Kagak, kami ingin berdiskusi tentang pertandingan persahabatan," elaknya.
"Haha, begitu ya, sayang sekali, padahal kalau kalian pacaran bisa mendapat satu piring kue gra--" belum selesai Suzuna berbicara meja lagi-lagi dipukul, menyentak Suzuna kaget. "A ... ada apa You-nii?"
"Kekekeke! Gua tarik kata-kata gua barusan! Cebol sialan ini pacaran dengan tongkat trident ini dan juga gua pacaran sama si kacamata sialan."
"Eh?" Suzuna mengedipkan beberapa kali matanya.
"Fuh ... panggilan baru Shin tidak cocok dengan ritme otak semua orang," komentar Akaba.
"Berisik mata merah sialan, jadi cepat bawakan kue itu ke meja ini."
"O ... oke deh You-nii, aku akan bawakan." Suzuna langsung menggerakkan kakinya menuju dapur.
"Hiruma, bukankah kamu tidak suka makanan manis?" tanya Takami.
Seringai lebar menghiasi wajah Hiruma. "Kekeke! Lu yang harus ngabisin semua kue itu kacamata sialan!"
Takami tersenyum kaku. "Sudah kiduga kamu akan berkata seperti itu."
"Makanlah kue-kue itu sampai gigimu keropos! Kekekeke! Gua cukup minum teh saja."
"Baik-baik."
Takami mulai memakan kue pertama, kue rasa coklat bertabur bubuk cocoa, tidak manis tetapi rasa pahitnya juga tidak mendominasi juga, pahit dan manisnya seakan saling bekerja sama untuk menghasilkan rasa yang sangat enak, tidak membuat mual atau kenyang setelah berhasil menghabiskan satu potong saja.
"Hiruma, kamu mau?"
"Tidak."
"Lalu kenapa melihatku begitu serius?"
"Kekeke, lu geer banget dah, gua ga ngeliatin elu."
"Kuenya?"
"Ga."
"Terus apa?"
"Gua liatin elu yang lagi makan."
Seketika Sena melirik Hiruma, baru kali ini melihat Hiruma seperti ini, auranya juga tidak seperti biasanya. Aura Kak Hiruma melembut? Itu tebakan Sena menggunakan kosakata pas-passan.
"Apa lu cebol?"
"Hiii~!" Kecepatan makan Sena meningkat akibat rasa panik yang melanda.
"Hiruma."
"Apa?"
"Buka mulutmu."
Hiruma mengikuti saja, protes juga engga, tumben. Takami menyendoki sedikit kue strawberry shortcake lalu memasukannya ke mulut Hiruma. Hiruma menerima suapan itu dan mulai mengunyah kue di dalam mulutnya.
"Apa maksudnya ini?"
"Hiruma, tidak kusangka kamu bisa penurut seperti ini, lucu."
Kedua alis Hiruma terangkat, mulutnya terbuka sedikit. Komandan dari neraka ini terkejut dengan perkataan Takami, semburat merah menghiasi pipi Hiruma. Perilaku Hiruma tentu saja berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan sebenarnya.
"Berisik kacamata sialan! Gua ga lucu!"
"YA! Aku dapat foto You-nii tersipu malu dibilang lucu sama Takami!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro