Festival mirip COMIFURO
Kali ini aruji undang Ishizu sebagai karakter utama oneshoot ini. Festival irodori ini berkolaborasi dengan dunia sebelah.
.
.
.
Festival besar Inazuma ini sangat membuat Ishizu semangat, untuk pertama kalinya dia diundang ke acara besar seperti ini dan membawa koleksi novel fiksi penggemar buatannya. Novel yang bisa membawa para pembaca ke zaman mesir kuno dan juga masa depan. Tiga novel seris miliknya akan dipublikasikan di tempat sebesar itu, dibawah naungan Yae Publishing House, novel yang sudah dicetak juga sudah ada tanda tangan miliknya.
Sekarang waktunya bersiap-siap untuk pergi ke Inazuma, sayangnya adiknya Malik membawa kabar buruk pada kakaknya yang sedang sangat senang ini.
"Kak, uang kita ga cukup buat ke Inazuma."
"Gunakan millenium rod dan semua akan lancar jaya."
Malik bergumam, "Gua boleh ganti kakak ga sih?"
"Ngerti?" tanya Ishizu tanpa mengalihkan pandangannya dari tas berisi baju miliknya.
"Jadi kami juga ikut kesana kak?" Marik muncul dari balik punggung Malik.
"Iya, nanti kalo kalian ga ikut engga ada yang gantiin jaga booth kakak pas kakak harus ke toilet."
Malik mencibir, "Cih diguna-guna kita."
"Lumayan, siapa tau dapet makanan gratis," bisik Marik pada Malik.
"Ah iya juga."
Makanan gratis memang bisa mengalahkan apapun.
"Rishid juga ikut ga kak?"
"Ikut, biar jadi bodyguard."
Sekali lagi Malik mendecih dan berkata, "Kita benar-benar diguna-guna."
"Tapi Lik, kalo kakak ga bikin novel ga jelas itu kita belum tentu masih bisa makan malem ini."
Malik nampak sedang berpikir dan menyetujui perkataan Marik tetapi dia masih terlihat tidak ikhlas harus ikut ke Inazuma bersama kakaknya.
Berlayarlah mereka ke Inazuma, dengan hati gembira dan excited, berlaku untuk Ishizu saja.
Sudah sampai di pelabuhan Ritou mereka langsung disapa oleh Sora dan Paimon. Sora mengantarkan mereka booth yang sudah disiapkan Ishizu.
Paimon sempat bertanya tentang Marik dan Malik, mahluk melayang ini pusing melihat dua orang yang seperti di-copy dan paste. Ishizu dengan santai menjelaskan, Marik lebih beradab dibanding Malik.
Untuk membedakan adik kembarnya itu paling gampang dari rambut. Marik rambutnya jatuh bak habis dicatok berbeda dengan Malik yang rambutnya seperti matahari di gambar anak-anak, sedikit mirip dengan landak.
"Jadi siapa yang kakak siapa yang adik?"
"Yang adik Malik."
"Hmmm ... Paimon kira dia kakaknya, mukanya lebih seram."
"Apa kau bilang?!"
"Hiii! ... seram, Ishizu apakah Paimon akan baik-baik saja?"
Ishizu dengan santai menjawab, "Berikan saja dia makanan sebagai sesajen, aku yakin kalian akan selamat dunia-akhirat."
"Eh? Sora, kamu tau maksud dari perkataan Ishizu?"
Sora tidak mau ambil pusing dan bilang, "Kamu selamat dari kutukannya, dia bisa mengendalikanmu lho Paimon, jangan bikin dia jadi musuh."
"MENGENDALIKAN?! SERAM! Paimon tidak mau dikendalikan."
Kamera beralih pada si kembar Ishtar. Marik menyikut pinggang Malik berkali-kali, sikutan berhenti setelah Malik menyahut.
"Itu ada banner Kaiba dan Yugi."
"Terus?"
"Ada banner Raiden Shogun dan Yae Miko juga."
"Yaaa? Lu mau ngomong apa?"
"Warna mereka mirip."
"Beda, Kaiba biru, Raiden ungu. Yugi ungu, Yae pink."
Marik otomatis cemberut, headcanonnya dihancurkan begitu sama oleh Malik. Malik berhenti melangkahkan kaki setelah mendengar ada seorang anak elf berteriak soal membom ikan di kolam.
"Hei anak kecil! Ayo kita bom tempat ini dan meriahkan sua--"
Belum selesai Malik mengatakan rencananya pada anak elf itu, telinga sudah dijewer Ishizu dan dibawa pergi dari bawah pohon sakura besar.
"Klee menemukan kakak yang suka bom!"
"Jangan Klee, dia kelihatan jahat," kata Albedo.
Klee menyanggah ucapan Albedo. "Kak Albedo, orang yang suka ngebom ikan itu bukan orang jahat."
Albedo menepuk jidat.
Balik lagi ke Ishizu yang sudah berada di booth-nya Ishizu langsung menggelar aksesoris dan novel fiksi penggemar buatannya.
Paimon dan Sora pun pamit pergi.
Marik dan Malik bagian menarik pelanggan meskipun Malik suka nakal nakut-nakutin orang sekitar sampai pada lari. Kelakuannya itu mendapat jeweran ditelinga lagi tambah ceramah panjang lebar.
"Kalo ga niat bantu kakak mending jalan-jalan sana atau gebukin Hilichurl pake millenium rod-mu itu."
Malik tentu misuh-misuh sambil mengutuk kakaknya yang belum sembuh dari dunia BL. Malik pun memutuskan untuk angkat kaki dan pergi. Dia berniat untuk menemui anak elf itu lagi dan mengajaknya bermain.
Ishizu duduk diam di booth, menunggu pelanggan.
"Kak."
"Apa?"
"Rishid mana?"
"Nyari makan."
"Uang?"
"Ngutang."
Marik menarik nafas dari mulutnya, rasanya dia ingin angkat mengikuti jejak Malik. Inilah mengapa Marik tidak ingin pergi dengan dompet tipis. Marik pun duduk bersebelahan dengan kakaknya, memasang ekspresi cemberut, kedua tangannya menumpu kepala, persis mirip seperti seorang adik yang dipaksa kakaknya ke tempat yang membosankan.
"Kak, emang bakal ada ya yang beli buku norak kakak?"
"Iya dong! Liat aja nanti, kita akan langsung kaya raya."
Marik menatap heran Ishizu. Kemungkinan karena mereka selama ini hidup miskin dan label penjaga makam firaun melekat.
"Aku bisa melihatnya, orang itu sedang menuju kemari dengan kuriboh."
"Kuriboh?" Dahi Marik mengkerut.
"Ini dia tempatnya Tuan Kaiba, semoga anda bisa menemukan novel yang anda cari."
Pelanggan yang dimaksud Ishizu bersama dengan Ayato. Pelanggan dengan tinggi 186cm, memasang wajah datar dan terkesan mengintimidasi berjalan ke arah booth-nya. Mulut Marik terbuka sedikit lebar akibat rasa kejut yang dirasakannya.
"Sudah lama tak bertemu, novel baruku kali ini berjudul 'Cinta melampaui 3.000 Tahun: Pertemuan Kembali dan Janji Masa Lalu'." Ishizu memperkenalkan novel barunya dengan bangga.
"Hanya ada satu ending atau kamu membuat banyak ending seperti biasa?"
"Aku membuat banyak ending dalam jumlah terbatas, rasakan plot twist tak terkira dari novelku ini."
"Hmph, aku akan membeli semua bukumu."
Ishizu mengulas senyum, hati berbunga-bunga, inilah yang dia incar dari acara ini, semua bukunya akan dibeli oleh CEO terkenal di seluruh penjuru Teyvat.
"Terima kasih Seto, kamu memang penyelamat hidup kami."
"Kutunggu novelmu selanjutnya."
"Baik."
"BERBAHAGIALAH! Nii-sama sangat menyukai novel buatanmu!"
Kertas cek yang diberikan Kaiba pada Ishizu langsung diambil dan menarik adiknya pergi darisana.
"Ayok kita makan di restoran."
"Kak ... itu beneran uang halal 'kah?"
"Yang penting kita kaya Marik."
"Untuk kali ini, pas pulang udah sampe rumah miskin lagi," kata Marik pesimis.
"Rishid! Malik! Ayo kita jajan."
"Hasil jualan novel BL halal atau haram?" bisik Malik pada Marik.
"Jangan tanya, berdoa saja pada Dewa Ra kita tidak kena azab."
"Kena azab sih engga, paling miskin lagi pas udah sampe rumah."
Adik kembar Ishizu ini sangat pesimis, sekali kakaknya mendapat gaji, langsung habis tanpa sisa. Saat sampai rumah menu makan setiap hari sup kentang wortel.
Rishid oun bersabda, "Tuan Marik, kita ikuti saja kemauannya."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro