Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dunia Tewan

Semua terasa aneh dan membingungkan. Dunia itu adalah hal baru yang aku temukan.

|IRAGANA|

Setelah masuk ke gerbang Iragana. Viora langsung terhempas ke dunia masa lalu. Ia tak sadarkan diri dan tergeletak di jalanan. Seorang pria yang baru saja lewat menatap heran ada seorang gadis yang tertidur di jalanan.

"Oh, apakah ini yang dinamakan patung?" tanya pria itu menatap Viora saksama. Hidung runcing serta bibir tipis menarik perhatian pria itu, rambut panjang bewarna hitam pekat gadis itu menambah kecantikannya. Embusan napas Viora terasa oleh pria itu.

"Tapi, kenapa dia bernapas? Oh, patung juga bisa bergerak, ya?" tanya pria itu masih asyik memperhatikan Viora.

Gadis itu mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Ketika Viora akan membuka mata, pria itu langsung lari pontang-panting meninggalkan gadis itu sendirian. Viora masih bisa melihat pria itu sekiIas.

Viora memegang kepalanya yang masih terasa pusing. Perlahan ia bangkit, karena tidak mungkin ia terus-terusan berbaring di jalanan.

"Siapa laki-laki itu? Bukannya menolongku, dia malah lari," dengkus Viora berjalan tertatih-tatih. Kakinya terasa keram, mungkin pada saat tak sadarkan diri tadi, kakinya terlipat. Entahlah, Viora merasakan kakinya sedikit ngilu.

Viora berjalan menyusuri dunia asing yang baru saja ditemukannya, hawa di sini terasa lebih panas, kulit Viora hampir saja melepuh dibuatnya, jika berlama-lama berdiri di bawah matahari. Tak disangka, Viora sudah berada di sebuah pegunungan, semuanya tampak sepi, kicauan burung terdengar memekakkan telinga. Viora merasakan bau yang aneh dan terasa tidak enak, mungkin panca inderanya belum beradaptasi dengan tempat ini.

Peluh keringat sudah jatuh bercucuran mengalir di pelipis Viora. Muka cantiknya sudah memerah karena sentuhan panasnya sang surya.

Viora menyipitkan matanya melihat sebuah gubuk di ujung sana. Kakinya digerakkan ke sana. Walaupun masih tertatih-tatih, Viora akhirnya bisa sampai di depan gubuk itu.

"Selamat datang, Viora. Selamat datang diriku di masa depan," ucap seseorang yang membuat Viora menoleh ke belakang mencari asal suara. Alangkah terkejutnya Viora melihat gadis di hadapannya sekarang sangat mirip dengannya, bahkan tidak ada bedanya.

"Ka–kamu si–siapa?" tanya Viora syok kepada gadis yang mirip dengannya itu. Hanya saja, gadis itu memakai pakaian zaman dulu dengan bentuk rambut yang digulung ke atas. Sedangkan, Viora sendiri memakai setelan kemeja rambutnya tergerai bebas.

"Aku Viora," jawabnya.

Viora tertawa mendengar perkataan gadis itu.

"Jangan ngaku-ngaku, kamu operasi plastik di mana?"

Gadis yang mirip dengan Viora itu malah mengerutkan dahi. Ia menghela napas sebentar.

"Aku Viora, dirimu di masa lalu," ucapnya yang membuat Viora melotot tak percaya.

"Kok, aku bisa ada dua?" tanya Viora heran.

"Kamu telah masuk ke Iragana."

Viora menepuk dahinya pelan baru mengingat hal itu. Jadi, gadis yang ada di hadapannya sekarang adalah dirinya di masa lalu? Ia jadi bingung bagaimana caranya membedakan dirinya yang dulu dengan sekarang.

"Hmm ... aku masih bingung. Bagaimana, jika aku memanggilmu Viozil? Sedangkan kamu, memanggilku Viora."

"Baiklah."

Sebelum Viora datang ke dunia Tewan, Viozil sudah mendapatkan kabar jika reankarnasinya di masa depan akan menemuinya. Viozil juga diperintahkan seseorang untuk menjaga Viora.

"Sekarang aku ada di mana?" tanya Viora.

"Di dunia masa lalu," jawab Viozil lagi.

"Maksudnya, aku di rumah siapa?" ulang Viora.

"Oh, kau sedang berada di rumah Nenek Sum."

"Nenek Sum? Nenek siapa?" tanya Viora.

Viora benar-benar tidak mengingat dunia ini. Ia seperti lahir kembali, walaupun ingatannya tidak hilang. Ia juga tak menyangka bisa bertemu dengan dirinya di masa lalu. Viora pikir, ia hanya masuk ke dunia masa lalu saja.

"Nenek Sum adalah nenek dari laki-laki yang bertemu denganmu tadi," jawab Viozil.

"Laki-laki yang kabur tadi?" tanya Viora.

"Iya."

Viozil menarik Viora duduk di kursi yang ada di sana.

"Apa tujuan kamu kembali ke sini?" tanya Viozil serius.

Wajah Viora berubah sendu, masih terbayang di kepala gadis itu, betapa kejamnya Xilex membakar kekasihnya menjadi abu yang sudah hilang tak tersisa dibawa oleh embusan angin.

"Aku ingin bertemu dengan kekasihku lagi," ucap Viora sendu, "lalu, membalaskan dendam kepada Xilex pria iblis itu," sambungnya bernada sinis.

"Viora. Kamu kembali ke dunia masa lalu paling jauh dari masa depanmu. Ini adalah Dunia Tewan."

Kening Viora berkerut tak mengerti apa maksud Viozil.

"Aku tidak mengerti," kata Viora.

"Dunia Tewan adalah seribu tahun yang lalu dari dunia masa depan, yang artinya, kamu kembali terlalu jauh. Jika kamu mencari kekasihmu, harusnya kamu ke Dunia Teseik, karena kamu berasal dari Dunia Teven."

Penjelasan Viozil malah semakin membuat Viora pusing tak mengerti sama sekali. Dunia apa yang disebutkannya barusan?

"Jadi, intinya?" tanya Viora.

"Kamu salah masuk dunia masa lalu."

Mata Viora melotot dengan mulut yang terbuka lebar. Jadi, apakah perjalanannya ke sini sia-sia? Apakah ia tidak akan bertemu dengan kekasihnya? Apakah Viora tidak bisa membalaskan dendamnya? Bagaimana caranya kembali ke masa depan? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala Viora yang membuat gadis itu kesal memukul kepalanya.

"Jadi, bagaimana caranya aku kembali ke masa depan?" tanya Viora yang frustrasi.

"Aku tidak tahu," jawab Viozil yang membuat Viora menghela napas berat.

"Terus, kenapa wajahmu sama persis denganku?" tanya Viora lagi.

"Kamu adalah reankarnasiku, yang artinya, aku hidup lagi di masa depan dengan diri yang berbeda, yaitu kamu."

Viora mengangguk saja mendengar penjelasan Viozil, kepalanya terasa berat memikirkan nasib buruk yang mengakibatkannya terdampar di dunia masa lalu.

Jadi, untuk apa dirinya sekarang berada di sini? Viora menghela napas panjang.

"Jika aku meninggal, apakah aku akan kembali ke masa depan?" tanya Viora melenceng.

"Jika kamu meninggal, maka kamu akan dilempar ke laut, menjadi santapan ikan piranha."

"Ha?" Viora bergidik ngeri membayangkannya.

"Terus? Aku ngapain di sini?" tanya Viora malas.

"Jika kamu ingin kembali ke masa depan, harusnya kamu berusaha mencari jalan keluarnya," ujar Viozil.

"Benar juga."

"Bukankah, kamu kehilangan kebahagiaanmu?" tanya Viozil.

"Iya."

"Kamu bisa mendapatkan kebahagiaanmu kembali."

"Caranya?" tanya Viora.

"Kamu harus merebut kebahagiaanku."

Mata Viora kembali melebar dengan mulut yang menganga tak percaya.

"Maksudnya, aku harus menyakitimu?" tanya Viora sekali lagi memperjelas.

"Benar."

"Apa dampaknya jika aku melakukan itu?" tanya Viora.

"Aku akan meninggal."

Viora menggeleng, ia tidak mungkin membunuh dirinya sendiri di masa lalu. Lagi pula, Viora tidak tahu bagaimana caranya, di pikirannya sekarang hanyalah bagaimana caranya kembali ke masa depan.

"Aku tidak ingin membunuhmu."

"Tapi, jika kamu tidak berhasil menyakitiku, kamu yang akan meninggal," ucap Viozil kembali membuat Viora menganga. Semuanya serba salah. Viora tidak ingin menyakiti orang lain demi menyelamatkannya. Namun, ia juga tidak mau meninggal apalagi ia harus meninggal di dunia ini.

"Aku menyesal masuk ke dunia ini," cetus Viora mengembuskan napas.

***

Viora mengikuti saja ke mana dirinya dibawa oleh Viozil. Tangannya ditarik ke sebuah tempat yang terletak jauh dari gubuk tadi.

"Kenapa kamu membawaku ke sini?" tanya Viora heran.

"Aku ingin memperkenalkanmu dengan temanku," jawab Viozil.

"Mana temanmu?" tanya Viora.

"Ini," jawab Viozil menunjuk dengan dagunya. Mata Viora mulai menggeledah semua tempat. Namun, ia tidak melihat satu orang pun di sini.

"Mana? Aku tidak melihatnya," ucap Viora.

"Ini temanku," ujar Viozil menunjuk sesuatu yang membuat Viora melebarkan matanya lagi. Entah sudah berapa kali mata Viora melotot seperti itu sejak tadi.

"Kamu jangan bercanda! Aku serius!" tegas Viora.

"Aku tidak mungkin bercanda. Dia memang temanku."

Viora hanya menganga tak percaya, dirinya masih syok. Ia dilanda keterkejutan. Sebenarnya, di dunia apa dia terdampar? Kenapa semuanya terlihat aneh?

"Apakah kamu tidak mau berkenalan dengan temanku?" tanya Viozil lagi yang membuat Viora mengembuskan napas panjang.

***

Sebenarnya siapa teman Viozil? Apakah ada yang bisa jawab?

Hai Guys! Hai teman-teman DWP! SEMANGAT YAA! DWPROJECT_

Maaf aku lama up hehehe. In sya Allah bakalan up teruss. Jangan lupa abis baca vote and comment yaa!

Terima kasih semuanya. Tinggalkan komentarnya ya!

Thanks

~Amalia Ulan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro