Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[ 3 ] - Say Hay to "Lahya si Pemalu"

- Quest Day 3 -

Genre Utama: Teenfiction
Sub-Genre: Teenfiction

• • • o O o • • •

Anggaplah aku betul-betul penasaran apa yang dimaksud Abang Apoteker itu tentang 'digoreng'. Namun yang sebenarnya terjadi adalah, aku ingin bertemu lagi dengan Abang itu, setidaknya sekali. Untuk berbincang-bincang.

Mungkin karena tujuanku setelah lulus, ialah memasuki dunia farmasi? Aku merasa perlu untuk memiliki setidaknya satu kenalan yang bisa memberiku ancang-ancang spesifik mengenai dunia obat-obatan itu.

Ternyata jawaban April (kalau kalian lupa, kembali ke chapter satu)―meskipun template―ada benarnya juga. Relasi itu penting. Dan aku baru sadar kalau selama ini, melihat Fasya dengan seluruh tali kenalan yang menyambung padanya memunculkan sedikit rasa iri dalam lubuk hatiku.

Ah, kenalkan, aku Lahya. Biasa dipanggil Haya, atau disingkat Hay. Hati-hati. Biasanya ketika ada yang memanggil namaku, orang-orang asing sekali pun yang berada di sekitarku bisa ikut memalingkan kepala. Atau jika sedang apes-apesnya, aku bisa saja menoleh pada sebuah sapaan yang sebenarnya tidak ditujukan untukku.

Sejak kecil, aku selalu dicap pendiam dan pemalu. Pemalas yang jarang mau ikut kegiatan sekolah, dan si Rajin yang selalu mementingkan angka tinggi pada kolom buku rapot.

Agenda seremeh class-meeting saja jarang kuikuti, apalagi join dengan organisasi sibuk sekelas OSIS. Ekstrakulikuler hanya satu. Paduan suara. Itu pun terpaksa, karena guru Seni Budaya-ku tidak pernah mau mendengar penolakan, kecuali muridnya setuju untuk pengurangan nilai.

Nah, jadi, ketika aku mengutarakan pertanyaan seputar organisasi bernama IPP itu pada Fasya, sejatinya anak itu terkejut. Tak menyangka kalau teman paling 'anti-sosial'nya tengah mempertimbangkan diri untuk terjun ke dunia organisasi.

Aku pun demikian. Tapi sejak resmi menanggalkan seragam putih-biru dan beranjak pada putih-abu, aku mulai menyadari bahwa terlalu mengurung diri dari aksi sosial juga tidak benar.

Sampai pula pada pertemuan terakhirku dengan Fasya; aku paham, bahwa aku juga butuh menemukan lorong-ku sendiri. Lorong yang bisa menunjukkan sesosok Lahya yang tidak lagi ragu untuk berbicara dengan banyak orang, selain kenalannya sendiri.

Maka, dua hari setelahnya, tepat sehari sebelum open recruitmen IPP ditutup, aku menghubungi narahubung dan menyatakan siap mengikuti LDK Ke-25, menjadi calon kader organisasi bernama IPP.

• • • o O o • • •

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro