sampai di rumah, yunseong langsung merebahkan badannya, tangannya terlentang, dan dahinya berkeringat karena lelah. jantungnya terus-terusan berdetak kencang sejak tadi, amarahnya belum juga mereda.

bego banget. kenapa gua mesti marah sama aira sih?

rasanya kayak yunseong baru marah tanpa sebab. aira nggak salah sih, junho dan yunseong sebenarnya teman akrab dalam satu lingkup pertemanan yang sama.

tapi pagi itu, yunseong memang benar-benar tidak menyukai kehadiran junho disana tanpa tau sebabnya.

aira
|yunnn
|lo maraahh???
|mama lo beneran pulang emangnya?
|yuyuuunnn
|jawab dong 😢💖

read.

sejujurnya yunseong ingin sekali membalas pesan gadis itu, tapi maaf saja. yunseong sedang dikalahkan oleh ego-nya sendiri.

kalaupun membalas, yunseong takut membuat gadis itu tambah sakit hati olehnya.

di lain sisi, aira sedang gusar dan khawatir. yunseong tidak mau membalas pesannya dan artinya cowok itu sedang marah besar.

padahal kan junho deket sama dia, tapi kenapa dia marah? atau emang lagi gak mood ya?

"udah gak papa, nanti juga balik lagi. lo chat lagi aja ntar siang atau malem," kata junho sambil melahap lontong karinya.

"menurut lo kenapa dia marah?" tanya aira.

sebagai lelaki, junho paham jelas arti dari gestur yang diberikan yunseong beberapa saat yang lalu sebelum dirinya pulang.

tapi dia memilih menutup mulut. tentu saja aira nggak bakal percaya dengan kata-katanya. karena itu, jawaban junho hanya dengan mengangkat bahunya.

"mending lo abisin dulu lontongnya, kalo gak gue yang abisin nih." junho sudah bersiap-siap ngabisin lontong kari aira dengan narik piring punya cewek itu.

aira menepis tangan junho, "eeee diem lo supri. ga cukup apa udah nambah dua kali? ckck."

"ngga, lagian perut gua emang cepet melar. gak kayak lo, gendut." kata junho.

lalu berakhir bahu junho nyeri semua karena dicubitin. dasar junho angkasa, ngajak ribut kok sama maung.