"WOI TUMBEN TELAT???"

baru aja sampai sekolah, yunseong langsung disuguhi tepukan keras di punggungnya dari teman sebangkunya yang super berisik, aira namanya.

"aira, sakit..." lirih yunseong.

bukannya semangat, yunseong yang emang udah lemes dari sananya ya tambah lembek aja rasanya.

"LEBAY! KENAPA TUMBEN BARU DATENG?" tanya aira, masih dengan volume suaranya yang tinggi.

"pelan-pelan ngomongnya, ra." suruh yunseong sambil mengangkat telunjuk di depan bibirnya.

"jawab aja cepet. gua kaget secara lo ini human paling rajin bisa telat gini."

yunseong memajukan bibirnya seperti tengah merajuk, "namanya juga human?"

aira tertawa, "HAHAHAHA IYA JUGA YA ANJIR BEGO GUA!"

yunseong mengangguk setuju, dihadiahi cubitan keras di lengan.

"sakit!"

"kalo gak rajin beneran udah gue bunuh dari kapan ya lo!"

"iya, maaf!" seru yunseong akhirnya.

"tadi gue ngecek line kelamaan." jelas yunseong.

"lah? gak nanya." balas aira, ketus.

yunseong cuma memasang wajah datarnya, memendam sebukit kekesalan pada teman sebangkunya ini.

aira geram, "ih marah aja dong anjir baik banget sih lo!" serunya sambil menepuk pelan puncak kepala yunseong.

yah, bukannya kekesalannya memuncak, tapi malah mereda begitu saja bersama dengan desiran jantungnya yang tak karuan.

masalahnya gue nggak bisa marah apalagi sama lo, ra.

ainotes
eaaakkk.