hari ini yunseong nggak ingin nyerah mendapatkan permintaan maaf dari aira. rasanya deja vu, sebelum ini airalah yang selalu membujuk dia agar memaafkannya.

gue beneran seegois itu, ya.

yunseong
|aira

aira
?|

yunseong
|masih marah?

aira
gak tau|
apa peduli lo|

yunseong
|beli roti bakar depan
sekolah yuk ra
|gue traktir deh

aira
gak usah|

yunseong
|nanti gue beliin dua deh

aira
gak, yunseong|

yunseong
|atau zupa-zupa?
|tambah eskrim pulang
sekolah deh, ra
|ya? :D

aira
gue bilang enggak ya enggak|
rese banget sih lo, hhhh.|

yunseong
|...
|jangan gini ra
|maafin gue
|gue tau, gue egois
|maaf ra.

read.

yunseong menghela napasnya, ternyata mendapatkan maaf itu nggaklah semudah itu. tapi yunseong nggak mau berhenti disitu aja.

dia tetep beliin roti bakar rasa matcha kesukaan aira yang suka cewek itu beli tiap datang ke sekolah, dengan harapan aira bakal berhenti menyimpan dendam padanya.

tapi ternyata, yunseong nggak menemukan eksistensi cewek itu di sana. yang ia temukan hanya bangku kosong tanpa penghuni.

entah kemana cewek itu, yunseong jadi sedikit khawatir karena aira nyaris nggak pernah terlambat datang ke sekolah.

"lan," panggil yunseong.

"hm?" tanya bulan.

"aira kemana?"

"nggak tau lah yun, gue jarang chattingan sama dia. harusnya sih lo lebih tau," balas bulan.

benar juga, tapi sekarang ini kondisinya sudah berbeda. yunseong nggak akan bertanya kemana aira kalau mereka nggak marahan kayak gini.

"ADUH GUYS GAWAT." seru jungmo begitu masuk ke dalam kelas.

"kenapa kenapa?" tanya seisi kelas.

"yun, aira yun." jungmo menatap yunseong serius, membuat yunseong nggak tenang dan pikirannya berlarian kemana saja.

"aira di rumah sakit, katanya tadi ketabrak mobil. ini gue dapet telepon dari pak seungwoo."

yunseong yang terkejut langsung mengibrit keluar setelah mendengar kabar itu dari jungmo, masih dengan sebungkus roti bakar di tangannya.

aira, lo nggak apa-apa kan?

ainotes
eh buset kok jadi gini dah. btw maaf ya balik lagi jadi pendek-pendek huhu tidak konsisten sekali dasar aku.