introvert // 23
yunseong akhirnya bergabung sebagai kandidat untuk mengikuti kompetisi dance di sekolahnya. ada satu bulan lebih dua minggu yang mereka punya sebelum sampai ke kompetisi.
yunseong menghela napas, membuat aira yang sedang menyalin buku cowok itu menoleh ke arahnya.
"kenapa?"
yunseong nggak menjawab. ia malah menatap cewek itu cukup lama. aira mengalihkan pandangannya dan lanjut mengerjakan peernya.
kayaknya gue gak bisa deket-deket sama yunseong lagi dah. nggak aman hati gue hshshshsh.
"ra."
"kenapa?"
"lo denger nggak?"
"apaan? denger minhee kentut di kantin tadi?"
yunseong tertawa, "hahaha nggak, bukan. kasian ra jangan dibully mulu."
"lagian lo punya temen malu-maluin banget anjir."
"boleh minjem nggak?"
"minjem apa?"
"tangan lo."
aira mengerjapkan mata, entah sejak kapan momen-momen seperti ini berlangsung dan membuat degupan cewek itu tidak karuan.
yunseong mengambil tangan aira dan meletakkannya di dadanya.
"tuh, gue degdegan ya ra?"
"h-hah? degdegan kenapa coba..."
"abis ini ada evaluasi. sekarang peserta udah ada 12an. gue takut ketendang." katanya dengan tatapan sayu dan bibirnya yang diulum.
gue kira apaan dah...
sedetik kemudian aira mengerjapkan mata, apaan sih kok gue ngarep?
"ra?"
"eh? oh. jangan minder dong baru juga mulai, sekolah gak bakal nyia-nyiain orang sekeren lo. gue yakin!" aira mengedipkan sebelah mata sambil memasang gestur "ok" di tangannya.
yunseong mengangguk-angguk sambil tersenyum.
gampang saja membuat yunseong semangat kembali. ia memang butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya.
setelah berjam-jam berkutat dengan pelajaran, akhirnya suara yang sangat ingin didengar berbunyi juga. siapa sih yang nggak suka dengar bel pulang sekolah?
yunseong tambah degdegan. latihan hari ini bakal agak berat karena katanya ada pelatih lain yang hadir. dan dari rumornya juga, beliau lumayan keras.
aira menyimpan susu cokelat di meja cowok itu, kemudian tersenyum.
"gue pulang duluan ye. nih minum dulu biar nggak lesu amat."
"makasih ra."
yunseong segera menggendong ranselnya dan bergegas menuju ruang latihan. sampai disana, sebagian dari teman-temannya sudah berkumpul.
setelah dua puluh menit latihan, akhirnya pelatih datang. iya, pelatih yang katanya galak itu.
"saya yoonjung. sebelum mulai latihan, saya mau kita pemanasan terlebih dahulu."
"pemanasan...?" tanya dongpyo, ragu.
bu yoonjung tersenyum tipis, senyumnya agak menyeramkan untuk mereka semua, termasuk yunseong.
"kita lakukan dance freestyle. ada yang mau coba duluan?"
serempak terbujur kaku mendengar pertanyaan bu yoonjung. semuanya ingin-ingin saja, tapi terlalu takut di hadapan wanita itu.
"kalau gitu, kamu saja." tunjuknya kepada cowok berkaus orange yang berada di paling kanan di antara keduabelasnya.
"sa..saya, bu?"
"memangnya siapa lagi kalau bukan kamu?"
yunseong bisa saja freestyle. bahkan ia selalu melakukannya setiap kali kebosanan di rumah. tapi kali ini, sepertinya tidak bisa semudah dan sesantai itu.
musik akhirnya dinyalakan, yunseong mulai melakukan gerakan. tapi gerakannya ragu, dan hal itu membuat bu yoonjung memicingkan matanya.
"yunseong arkana?"
yunseong meneguk salivanya ketika bu yoonjung menyebut namanya.
"kalau kamu nggak bisa, lebih baik nggak usah gabung. kamu cuma akan mempermalukan sekolah nantinya."
yunseong seperti terhujam ribuan tombak. hatinya sakit luar biasa, rasanya bu yoonjung baru saja menyadarkan dirinya saat ini.
"saya bukannya mau menjatuhkan kamu. tapi tolong jangan bercanda, kamu berdiri di sini buat sebuah kompetisi."
kaki yunseong sudah lemas sejak bu yoonjung memberikan komentar pertamanya. rasanya ia tak sanggup berdiri sekarang.
"kamu tau apa yang kurang dari penampilan kamu?"
"kemampu-"
"BUKAN. kamu tidak percaya diri, dan kalau benteng yang itu tidak kuat, maka performa kamu juga yang menurun. kamu bakal berada di atas panggung besar. kalau kamu nggak percaya diri, mungkin di atas panggung saja kamu tidak sanggup berdiri tegak apalagi menari."
"maafkan saya, bu..."
"saya mau lihat perkembangan kamu pekan depan. harus ada yang berubah. nggak boleh seperti ini terus."
yunseong mengangguk kemudian mengucapkan terimakasih. latihan hari ini selesai dalam waktu dua jam. mood yunseong runtuh seketika.
entah kemana semangat berkompetisinya pergi.
yunseong berjalan lunglai ke lokernya, kemudian menemukan plastik putih berisi sandwich dan susu kotak.
sambil memakan sandwich dan susu kotak yang entah dari siapa, yunseong membuka ponselnya.
water
entah kenapa firasat gue juga bilang nggak baik begitu tau siapa pelatih lo hari ini. bukannya gue nggak percaya sama lo, tapi ya gitu. wkwkwk.
water
just in case, lo kena marah bu yoonjung barusan. gue kasih roti dan susu cokelat kesukaan lo nih. sekalian mau ngasih semangat juga.
water
kalau engga dimarahin yaudah gapapa bagus anggap aja bentuk dukungan gue.
water
SEMANGAT! tolong jangan putus asa karena lo dapet satu atau dua kritikan pedas. gue yakin kritikan itu membangun kok.
water
lo butuh itu, biar bisa ngadepin level selanjutnya. lo butuh kritikan buat belajar biar lebih baik. lo butuh kritikan untuk jadi dewasa
water
gue gamau denger lo gak pede lagi, jadi SEMANGAT YUNSEONG ARKANA!
water
oiya jangan ketawain gue, karena aku yang lagi serius seperti ini itu limited edition! dadah, mau dibales gapapa nggak juga terserah.
water
♡
sedetik kemudian, yunseong tersenyum senang. ia terkekeh pelan, sambil mencoba menutup-nutupi pipinya yang merona.
yunseong
makasih, water|
ngomong-ngomong|
yunseong
wajar nggak sih kalau saya
ada rasa sama kamu?|
sedetik kemudian yunseong mematikan ponselnya dengan panik. mulutnya membuka, dia kaget sendiri.
"astaga, kenapa ke kirim...." yunseong mengacak rambutnya frustasi, kacau sudah.
ainotes
INITUH HARUSNYA 500 WORDS DOANG TAPI AKU KHILAF DIKIT 300 HSHSHSHS MAAF. gapapa la ya aku ga update mulu soalnya T^T
aku kangen kalian btw padahal cuma berapa hari aku ga update 😢
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro