Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

08. panggilan


"Aduh!"

"Kenapa, [Name]!?"

Suara mengaduh yang keluar dari mulut istrinya itu membuat dirinya panik. Ia yang tadi tengah memberi makan para prajuritnya langsung mendatangi sang istri.

"Kamu gapapa?" rautnya sedikit khawatir. Habisnya, istrinya ini tengah mengandung dengan usia kandungan genap delapan bulan.

"Gapapa, Blaze. Dia cuma nendang aja, kok. Lagian gak sesering dulu, udah mulai berkurang tendangannya. Kata Ying ini normal, kok."

Blaze hanya ber 'oh' ria dan mengangguk. Dia ini semakin protektif pada istrinya ketika usia kandungan sang istri sudah memasuki bulan kelima.

Segela hal sudah ia lewati selama [Name] hamil, dimulai dari menemani [Name] yang muntah-muntah di malam hari, menuruti ngidam nyeleneh [Name], [Name] yang agak sulit makan karena tak napsu, dan lainnya.

Setiap [Name] kesakitan dikit karena bayinya juga Blaze langsung konsul ke Gempa. Padahal itu bukan ahlinya Gempa. Tapi kata Blaze, daripada konsul ke rumah sakit, kalau punya adik Dokter, kenapa gak ke dia aja? Kan gratis.

Lelah Gempa itu. Tiap kakak iparnya sedang mengandung, pasti saudara-saudaranya konsul ke dia. Padahal itu bukan spesialis dia.

Tapi tetap diladeni sama Gempa, sih.

"Kamu gapapa duduk kayak gitu? Kuperhatiin dari tadi kayak ngatur napas terus pas duduk kayak begitu. Cari posisi yang lebih enak, gih."

[Name] menggeleng, "enggak. Ini udah paling enak walau emang aku ngerasa agak sesak."

"Serius? Sesaknya karena perutnya makin besar, kah? Kata Gempa gitu, sih."

Blaze ini mendadak belajar, guys. Semenjak [Name] mengandung, dia belajar tentang bumil. Dibantu Gempa pastinya. Katanya, dia gamau kena gebuk bapak mertua―bercanda.

Maksudnya, dia mau jaga [Name]. Makanya, dia butuh ilmu ini. Aduh, Gempa kan pas dengar adiknya bilang begitu, ia terharu.

Sesayang itu Blaze sama [Name]. Tapi mbak [Name]-nya b aja sama Blaze, yahahaha.

Enggak, bercanda.

[Name] akhir-akhir ini sering salting, kok. Mungkin karena Blaze jadi lebih kayak peduli dan sifat dewasanya tuh, keliatan banget selama dia hamil. Kan [Name] jadi paham, Blaze itu luarnya aja anak-anak, dalemnya orang dewasa.

"Iya. Tapi gapapa, Blaze. Nah, aku mau naro piring dulu―"

"―enggak usah. Taro situ aja, nanti aku yang angkat. Aku udah nyapu sama ngepel, cucian piring tadi udah kucuci, nanti ini nyusul sama cucian piring berikutnya aja. Tenang! Suami [Name] yang ganteng ini bakal cuci piring lagi nanti."

Blaze tau, untuk ibu hamil, pasti akan sangat susah bergerak karena perut yang terasa berat. Pasti [Name] sekarang begitu, mau ke mana-mana rasanya perut berat banget.

Astaga, jangan salah! Saat istri Thorn hamil, dia pernah melakukan costplay ibu hamil. Dengan sebuah bola ia masukkan ke dalam bajunya, lalu jalan ke sana ke mari di dalam rumah Thorn.

Blaze jadi merasa bersalah lagi pada bunda tercintanya. Mengandung satu saja rasanya sudah sangat berat membawa perut ke mana-mana. Bagaimana dengan bundanya yang mengandung tujuh anak? Aduh, habis ini Blaze ingin memukul ayahnya. Eh tapi, kalau bukan karena ayahnya, bisa saja sekarang ia tak lahir. Oke, Blaze urungkan niatnya.

"Makasih, Blaze. Maaf, harusnya itu tugasku malah kamu yang kerjain."

"Gapapa, dong! Gini aja, deh. Sampe kamu lahiran, biar aku yang ambil alih tugas rumah ini, ya? Kamu cukup tidur-tiduran aja, ga usah banyak gerak. Inget, sebulan lagi, loh."

[Name] terkekeh, syukur suaminya ini masih mengerti dan mau membantunya mengurangi sedikit beban yang ia punya. Padahal dengar dari saudara-saudara Blaze, mereka berkata seperti ini,

"semangat, ya, [Name]. Maaf banget kalo Blaze malah nambah beban kamu. Kalo dia jadi beban, cukup pulangin aja ke kita. Biar kita urus itu."

Tapi faktanya, Blaze mengurangi bebannya, tuh. Walau memang terkadang sifatnya yang kekanak-kanakan itu sedikit membebani dia.

Kadang, loh, ya.

"Iyaa, Sayang-nya [Name]."

Aduh, salting lah Blaze. Seumur-umur, baru kali ini [Name] manggil dia pake panggilan khusus. Aduh, sayang.

Eh, atau sepertinya [Name] pernah, ya, memberi Blaze panggilan khusus hanya saja Blaze dan [Name] lupa? Tapi seingat Blaze, tak ada. Ini pertama kalinya.

"Sayang ahdhsjakz! _error_"

"Kenapa? Aku bener, kan ... atau kamu gak nyaman aku panggil gitu? M-maaf, Blaze! Jangan marah...."

Itu bukan marah, Mbak. Itu salting, salah tingkah. 😔

"B-bukan gitu! Aku nyaman banget, banget, banget, banget. Tapi ini dadakan banget, berasa diserang. Agsushs aku dipanggil sayang...."

"Yaa itu karrrenaaa Blaze kan selalu manggil sayang. Aku jadi kepikiran mau nyoba juga karena ga enak kalo cuma Blaze yang gitu. Tapi tiap mau nyoba, aku takut ... takut Blaze ngerasa ga nyaman."

Padahal itu anak bakal girang banget, Mbak.

"Ughh...! Kalo [Name] panggil aku sayang, aku mau ganti panggilanku ke [Name]!"

[Name] mengerjapkan matanya beberapa kali, bingung dia. Mau diganti jadi apaan lagi?

"Ganti jadi apa...."

"Sayangku, cintaku, duniaku."

"K-kepanjangan!"

"Tapi kamu suka, kan? Lucu, kan?"

Tau banget Blaze itu. Walau [Name] bilang kepanjangan, tapi wajah [Name] terlihat memerah dan ia tersenyum tanpa sadar. Kan itu artinya [Name] suka. Pikirnya, sih, begitu.

"Iya ... lucu."

"Panggilannya lucu, tapi orang yang kupanggil begitu lebih lucu."

Gombal dulu, lah.

"Mmmakasih??" tak paham lagi, [Name]. Dia salah tingkah karena gombalan gak jelas Blaze.

"Sama-sama, manis-ku―oh! Iya, manis-ku juga cocok buat [Name], soalnya [Name] manis! Oke, yang tadi buat nama kontak aja. Panggilan mulai sekarang dari sayang jadi manis."

Segera Blaze mengambil ponselnya, ia mengganti nama kontak [Name] yang tadinya 'punya Blaze!' jadi 'sayangku, cintaku, duniaku.'

Yah, biasalah. Paling nanti pas anaknya udah gede, kontak [Name] di Blaze jadi 'Mak Lampir.' 🙏

Gak, gak. Bercanda.

"Blaze, cukup. Aku udah sesak, jangan dibikin sesak."

"Eh, loh―manis, kamu gapapa, kan!?"

"Blaze-$#) _!?"

Sengaja banget. Tapi tak lama setelah [Name] dengar lagi, nada Blaze saat menyebut kata 'manis' terkesan seperti buaya darat.

________

Akuuu kembaliii

Gimana harinya hari ini?

Jiaaakh, udah mau netas aja dek Faya. 😏 sebulan lagi ya dek. Nurut-nurut sama Mama, sama Papa sih gak usah. /heh

Enggak, kok. Faya sayang sama papanya. Mamanya juga.

Shsjx apalagi, ya. Intinya, ya gitu.

See u di hari Kamis dan Jumat!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro