05. lengket
"Blaze, kamu beneran harus kerja?"
"Ya harus, lah! Kalo aku gak kerja, kamu makan apa nanti? Nanti aku dibilang gak becus sama Ayah."
Pernah gak, sih, sudah mau berangkat kerja tapi tiba-tiba ditahan istri, dipeluk erat dari belakang, gak dibolehin pergi sama sekali. Blaze, sih, pernah yaa! Toh dia punya istri.
Sekarang ini, kejadiannya.
"Ish, bukan gitu. Hari ini harus banget pergi keluar buat kerja?"
"Iya, kalo hari ini aku gak ke sana, nanti aku terpaksa nambahin gaji Gopal bulan ini. Dia udah banyak ngurusin bagian kerjaanku akhir-akhir ini soalnya. Nanti dia kesenengan kalo tau aku gak masuk lagi!"
Walah, karena gaji Gopal, toh.
"Ya biarin, yang penting kamu di rumah."
"Aduh, [Name]! Aku tau aku ngangenin, tapi tumben kamu gini banget ... kamu ada maunya yaaa?"
Mendengar respon suaminya, [Name] langsung menggeleng cepat sebagai jawaban, uang dari Blaze bulan lalu saja masih sisa banyak, untuk apa dia repot-repot seperti ini kalau demi sesuatu?
"Terus kenapa? Kamu dari kemarin lengket banget tau! Karena Mbak-Mbak baru itu?"
"Bukan! Pokoknya kamu di rumah."
"Aduh, gimana ya, [Name]. Bukannya gak mau tapi gak bisaaa. Aku harus masuk ke kantor lagi hari ini, oh! Aku pulang jam dua belas, deh. Gimana? Mau, gak?"
[Name] menggeleng sambil memanyunkan bibirnya, seperti anak kecil. Blaze kan jadi dibuat gemas lagi oleh [Name].
Lagipula, jarang-jarang [Name] lengket dengannya seperti ini. Biasanya juga dia yang lengket. Seharusnya Blaze tak melewatkan momen langka seperti ini, tetapi kerjaan di kantornya membuatnya terpaksa melewatkan momen langka ini.
"[Naaamee], aku beneran gak bisa."
"Bisaain. Kan kamu yang punya kantornya, kamu yang punya restorannya."
"Ya tapi kan—kata Gempa, gak baik nunda kerjaan atau ngelempar kerjaan ke orang lain."
Blaze, kamu pinter banget. Giliran gini baru nama Gempa dibawa-bawa.
"Oh! Gini, deh. Kamu ikut aku ke kantor, gimana? Kan kita jadi bisa deketaaan."
Senyum cerah di wajah Blaze terpasang sempurna, ia merasa bangga pada dirinya sendiri karena terpikirkan suatu ide untuk membantunya keluar dari masalah sepele ini.
"... Boleh juga, tapi jangan cuekin aku di sana."
"Justru kayaknya kerjaanku yang bakal aku cuekin...."
――――☆。
"OMG GUYS GUYSSS! PAK BLAZE DATENG SAMBIL BAWA ISTRII! ISTRINYA KIYOWOK BANGET!"
"IH IYAA, lucu banget Istrinya! Malu-malu gitu."
"Huhuhu dari dulu udah tertampar kenyataan sih kalo Pak Blaze udah punya Istri, tapi kok rasanya masih sakitt nyuut gitu pas Pak Blaze bawa Istrinya ke sini."
"Yaelah lagi lo ngarep kok sama Pak Blaze,"
"Ih huhu aku sakit hati tapi mereka cocok bangeet."
"Stop berharap sama Pak Blaze! Ngarep sama dia sama aja ngarepin cowok idol Korea!"
"Daripada gitu. Stop rumpi, lanjut kerja."
Para perempuan yang bekerja di bagian kantor bukan restoran itu heboh sendiri ketika tahu Blaze—atasan mereka—datang sambil membawa sang istri.
Yang mereka bicarakan tentang [Name] yang terlalu diam, seperti anak kecil. Sekilas ada yang melihat Blaze seperti bawa ponakan.
Aduh, kasian Blaze. Padahal dia bawa istri.
"Kamu risih, gak? Mau jajan dulu di kantin kantor? Kalo iya, jajan sana. Aku duluan."
"Mau jajan, tapi sama Blaze."
Blaze terkikik geli, ia memeluk istrinya erat secara tak sadar, bahkan tak sadar jika banyak orang memperhatikan mereka—ya, tak apa. Yang lihat cuma nganga atau teriak gajelas.
"Yuk! Kita jajan bareng."
Blaze menggandeng tangan mungil [Name], ia menuju ke arah salah satu tempat yang ada di kantornya ini.
"Mbak, mau satu, ya."
"Kok satu? Kamu gak makan?"
"Ya kita makannya satu berdua, biar romantis gituu, hehee."
"Tapi makannya jadi gak puas! Pesen dua."
Yah, gagal romantis Pak Blaze.
"Yasudah Mbak, dua ya Mbak. Nanti kalo udah jadi taro aja, suruh orang yang itu anter ke ruangan saya."
Blaze menunjuk salah satu anak buahnya yang tengah memakan makanannya dengan santai, setelahnya, ia merangkul [Name] dan mengajaknya masuk ke ruangan biasa ia bekerja.
Khusus hari ini, Gopal kerjanya mungkin lebih banyak daripada biasanya.
"Kamu duduk aja. Terserah mau ngapain, yang penting ngomong ke aku. Aku mau lanjut kerjain dulu. Sebentaaar aja! Aku juga gak mau lama-lama kerja."
Maaf, ya, guys. Blaze juga kalau ada pilihan game dia milih main game daripada kerjain beginian.
"Kamu kerja tiap hari di sini sendirian?"
"Enggak, sih. Biasa ada Gopal yang bantu, bantu doa maksudnya."
[Name] terkekeh, "pantes sore baru pulang. Kerjanya lelet begini, Gopal juga cuma bantu doa."
"Heh! Lelet begini hasilnya whoah gitu, ya!"
"Kalo Blaze yang ngomong, aku gak percaya."
Tuh, kan, benar apa kata Blaze. Kalau bawa [Name] ke kantor, pasti kerjaan Blaze jadi makin gak selesai.
"[Name], kamu jangan ngajak main kejar-kejaran, ya!"
"Sengaja. Biar kerjaanmu gak kelar," [Name] menjulurkan lidahnya ke arah Blaze, bermaksud meledek suaminya itu yang dihujani tumpukan kertas akhir-akhir ini.
"Hiiish! Sini kamu [Name]!"
Masa bodo dengan kerjaan, sekarang suami istri ini tengah melakukan aksi kejar-kejaran kecil. Beruntung ruangan Blaze cukup luas untuk anak kecil lari-larian.
Ingat, anak kecil. Bukan orang dewasa.
"Bhahaha! Kamu lari nanti yang ada ruanganmu berantakan. Kamu stres sendiri nantinya!"
"Makanyaaa kamu juga berhenti, lagian kamu kenapa, sih? Akhir-akhir ini aneh banget."
"Kamu akhir-akhir ini sibuk banget."
"Soalnya aku udah sebulan lebih ga ke kantor bulan lalu!"
[Name] masih tertawa bekas tawa tadi, mau merespon omongan Blaze jadi sedikit sulit baginya. "Kamu sendiri? Kenapa aneh banget akhir-akhir ini?"
"Kamu ngatain aku aneh, Blaze?"
"Enggak! Bukan gitu. Err- tapi iya!"
"Ya gak tau, toh bukan aku kok yang mau lengket-lengket terus sama kamu, tapi anakmu. Eh, anak kita."
"... Hah?"
[Name] terkekeh, "cie, calon Ayah."
"Tolong yang jelas, ya. Aku agak bego dikit, aku paham tapi aku gak mau geer."
"Ish! Aku hamil, baru dua minggu."
"... Aku hamil juga, gak?"
"Blaze, aku tau kamu shock. Tapi ekspresi, otak sama badanmu tolong dikondisikan, dong."
"GAKKK BISAAA [NAMEE], GAK BISAA!"
Kan, orang-orang di dekat ruangan Blaze kena serangan jantung gara-gara Blaze teriak.
___________
Omgg Neng Faya akan segera hadir 😱😱
Belum, masih diperut. Heran dikit, sih. Pas diperut nempel banget sama bapaknya, eh pas keluar malah introvert akut kayak maknya. Cuma mirip muka sama bapaknya.
Aku up Upan besok, see u guys!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro