Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04. bacot


"Neng [Name] udah denger belum?"

[Name] mengerutkan keningnya bingung,

"denger apa, ya, Buk?"

Saat ini, istri tercinta Blaze sedang kumpul bersama ibu-ibu komplek. Kata Blaze, kalau misal diajak ya terima aja. Ngobrol bentar, nanti kalau sudah capek, izin pamit aja.

Kata Blaze, kuncinya jangan takut.

Ya gimana ya, di komplek ini [Name] hampir gak pernah berinteraksi sama tetangga, dia nempel terus sama Blaze kalau misal ketemu tetangga. Sampe tetangga geleng-geleng.

"Itu, loh, ada anak baru tinggal di sini. Denger-denger katanya dia cantik, tapi centil banget! Hati-hati Neng [Name], suaminya bisa-bisa diembat, loh."

Astaghfirullah ... ini gosipnya udah dikonfirmasi atau belum, nih?

"Heh! Ibu gaboleh gitu, ih. Denger dari siapa?"

"Loh, bukan denger tapi kejadian! Tadi malem kepergok dia godain suaminya Neng Ayu Yu."

Oke, sip, sudah terkonfirmasi.

"Masa, sih, Buk?"

"Beneran! Makanya sana udah kamu pulang, tungguin Mas Blaze pulang."

Si ibu menepuk-nepuk punggung [Name] menyuruhnya untuk berdiri. Hampir saja [Name]-nya nyungsep ke depan. Soalnya ditepuknya kayak ngedorong.

"I-iya, Buk. Ini saya mau pulang."

"Nah, hadang itu cewek! Hidup jaya selalu rumah tangga Mas Blaze, Neng [Name]!"

[Name], sih, cuma bisa ketawa-ketawa kecil. Syukur, deh, tetangga sekitar ngeship mereka.

————☆。

"Akhirnyaaa sampe!"

Blaze berkacak pinggang begitu ia memarkirkan mobilnya di parkiran rumah. Hari ini dirinya cukup banyak melakukan pekerjaan dibandingkan hari-hari sebelumnya.

"Eh, ada Mas Blaze. Baru pulang, ya?"

Wanita cantik dengan dress selutut berwarna merah muda itu tersenyum manis ke arah Blaze, sedangkan yang disapa tadi menatap bingung ke arahnya.

"Maaf ... siapa, ya, Mbak?"

"Hahaha~ Mas Blaze bisa aja bercandanya ih! Aku baru mulai tinggal di sini dua hari lalu, enak, ya, di sini? Sejuk~"

"Oh, tetangga baru, toh! Jangan panggil pake Mas, Mbaknya keliatan seumuran sama saya, panggil Blaze aja, hehehe."

"Wah, boleh-boleh. Mau sekalian tukeran nomor, gak, Blazee?"

Blaze mengerutkan keningnya bingung, dia sudah merasakan hawa-hawa tak enak.

"Buat apa, ya?"

"Buat kontakan aja, hehehe."

Mendengar alasan si wanita, Blaze langsung teringat pesan Taufan dan Gempa terkait hal seperti ini.

'Inget, ya, Blaze! Kalo ada cewek caper minta tukeran nomor jangan pernah terima! Kecuali itu buat urusan kerjaan atau apa. Hargain [Name], inget, kamu ada Istri!'

Memang, Taufan berguna pada waktunya.

"Maaf, Mbak. Sekip."

"Loh, Blaze? Kamu udah pulang?"

Suara dari wanita lain terdengar di telinga Blaze, namun, yang ini terdengar lebih halus dan sangat Blaze kenal.

"SAYAAANGNYA BLAZEE! UDAH, DONG!"

Masa bodo dengan wanita yang cari perhatian tadi, Blaze sudah lebih dahulu berlari lompat ke pelukan hangat [Name].

"Kamu wangii, baru mandi?"

"Iya, terus aku liat mobilmu parkir. Buru-buru aku keluar habis pake baju."

"Ya sudah aku masuk duluu! Terus, [Name], ada tetangga baru, loh! Tuh, diaa. Kamu ngobrol gih sama dia."

[Name] melirik sebentar wanita itu, sebelum akhirnya ia mengangguk pelan dan Blaze pamit masuk ke dalam rumah.

"Halo ... Mbak?"

"Oh, ga perlu tau namaku. Aku juga ga perlu tau nama Mbaknya. Tapi Suaminya cakep banget, Mbak. Kok bisa nikah?"

"Ya bisa aja??"

"Mbaknya ya yang ngejar-ngejar minta dinikahin? Aduh, Mbak."

"... justru Blaze yang ngejar terus, dateng tiba-tiba terus ngelamar."

"Masa, sih? Iih, kenapa sama Mbak, ya. Kurang cocok aja gitu menurut aku."

"Hahaha...."

"Harusnya sama yang lebih berkelas, gitu. Ya, terserah Mas Blaze, sih yaa."

"Haha iya...."

"Mas Blaze mungkin kasian doang sama Mbak, bisa aja aslinya mau nikah lagi atau gimana gitu Mbakk."

"Bacot banget, sih. Suami juga suami siapa, hidup juga hidup siapa. Kalo niat jadi pelakor, lo salah tempat. Ngapain ngasianin gue, orang gue dari golongan orang berada, ga perlu dikasianin. Lo kali yang perlu dikasianin."

"Ih, kasar."

"Ih, banyak komen."

"Saaayaang! Udah selesai ngobrolnya?"

Nah, orang yang sedari-tadi diomongin akhirnya datang juga dengan wajah ceria-nya itu.

"Mas, Istrinya kasar. Serius Mas sama dia?"

"Walah, iya tah? [Name] gak pernah kasar sama saya, sih. Mbak-nya mungkin bikin [Name] kesel, hehehe, Istri saya jangan dibikin kesel makanya, Mbak."

Setelah mengatakan itu pada perempuan yang cukup tidak jelas kedatangannya, Blaze langsung mengajak sang istri masuk. Dari tadi sebenarnya ia mendengarkan. Cukup kaget juga Blaze ternyata [Name] bisa pakai gue-lo juga kayak dia.

"Masuk, yuk? Mau maghrib. Duluan, ya, Mbak! Istri saya gak boleh lama-lama di luar."

————☆。

"Cewek tadi ... lumayan nyebelin, ya?"

"Baangeet Blaze! Aku pengen sambelin mulutnya gitu."

Blaze terkekeh, biasanya dia yang heboh dan kesal dengan orang seperti ini. Tapi sepertinya hari ini hari kebalikan, justru ia dengar juga Gempa hari ini koar-koar seperti dia karena sesuatu.

Dirinya malah banyak sabar seperti Gempa hari ini. Aduh, memang hari kebalikan.

"Sinii, peluk dulu!"

Blaze merentangkan kedua tangannya, siap menyambut istri tercintanya ketika mendekat padanya.

Kalau Blaze sudah seperti itu, ya kali [Name] diam saja. Wanita itu tentunya berlari ke pelukan Blaze sambil menggesekkan kepalanya ke dada sang suami.

"Kemarin aku denger dia ganggu suaminya Kak Ayu Yu. Tapi tenang aja, [Name]! Aku kalo diganggu dia bakal tetep pilih dan sama kamu terusss!"

Mendengar ucapan meyakinkan suaminya, [Name] hanya bisa tertawa kecil mengiyakan.

"Aneh, padahal aku gak ada rasa sama kamu. Tapi omonganmu yang ini kok bisa bikin aku dag dig dug."

"Tandanya kamu udah mulai ada rasa sama aku! Wajib, sih, harus ada rasa!"

"Kamu maksa."

"Ya maaf,"

















"Aku memang nerima kamu. Tapi kalo ternyata aku gak ada perasaan sama kamu dan ngerasa biasa aja, kamu bakal gimana?"

"... huh?"

Blaze melirik [Name] yang nampak serius, ia mengerutkan keningnya tak mengerti. Kenapa tiba-tiba [Name] berkata seperti ini?

"Kamu bakal gimana?"

"A-aku bakal bikin kamu ada perasaan, lah! Memangnya sekarang kamu gak ngerasa deg-degan gitu?"

"Enggak ... maaf, Blaze."

"Pas kita itu-itu juga gak deg-degan!?"

"Heh! Jangan ngomong ngawur ya kamu."

"Tapi serius [Name]! Masa jadinya aku deg-degan sepihak doang?"

"Terus kamu maunya gimana?"

"Aku maunya kamu suka aku! Wajib."

"Kamu maksa, Blaze."

"Biaaariiin, soalnya aku gak mau pisah sama [Name]! Mau gimanapun, [Name] harus ada deg-degan gitu, dan deg-degannya karena cowo yang namanya Blaze, lagi ngomong dan di samping dia sekarang juga."

[Name] mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum tubuhnya ditarik oleh Blaze ke dalam pelukan.

"Kasih aku waktu, ya? Biar kamu bisa rasain deg-degan kayak aku juga."

"... Iya. Aku tunggu."







_________

HALOOO GAISSS, aku kembali setelah sekian lama HAHAHAAHA

apa kabar kalian? baik? oke? Harus sih.

mba nem udah mulai dag dig dug, tp dikit, masih dikiiiit banget gitu.

hshdj aku lagi gabisa ngebacot

see u besok, ya!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro