02. makan malam
Sore tadi, saat Blaze baru pulang kerja, tiba-tiba pria itu berlari ke arahnya dengan wajah penuh rasa ingin memberitahu. [Name] yang melihat suaminya itu begitu antusias, dia jadi ikut penasaran. Sampai akhirnya si suami memberitahu hal yang ia sembunyikan tadi.
"M-makan malem sekeluarga?"
"Iya, Kak Hali kan mau nikah, jadi Bunda ngajak kita buat makan malem bareng. Ada calon Istrinya kak Hali juga disana, ada Istri Bang Upan juga, sama Istrinya Thorn. Istrinya Solar ga bisa dateng, dia ada janji jalan sama Kak Beliung, Kak Kuputeri."
Beliung tidak menyerah hingga sekarang, ya. Bahkan sampai berani mengajak istri orang jalan bersamanya. Asalkan izin sama suaminya si neng aja, sih. Dari situ saja sudah ketahuan jika Solar mengizinkan. Iya, lah, ada Kuputeri.
"Kok kamu ngasih taunya mendadak gini? Kamu tau sendiri, kan, Blaze. Aku itu—"
"—Gak suka rame, gak suka info mendadak kayak gini. Itu kan yang mau kamu bilang?"
[Name] melengkungkan bibirnya ke bawah ketika suaminya itu berhasil menebak apa yang ingin ia ucapkan. "Kalo tau, kenapa ngasih tau mendadak?" lanjutnya sambil menyilangkan tangan di depan dada.
"Harusnya Ice ngabarin aku dari pagi ini. Tapi dia lupa karena ketiduran terus langsung pergi ngantor, pas pulang kerja baru inget."
Astaga, ingin [Name] memberi sumpah serapah pada iparnya itu. Tapi tidak bisa, ia harus terlihat baik di keluarga Blaze, mau gimanapun itu, pokoknya pencitraan!
Enggak kayak Istrinya Taufan, yang sifat aslinya udah keungkap semua karena Taufan. Tapi keluarga dari Taufan tak masalah dengan itu, karena sifatnya itu mirip dengan salah satu saudara mereka.
Kira-kira kalau Blaze mengungkap semua sifat dia, reaksi saudaranya bagaimana, ya? Apa dia akan dicap yang buruk-buruk? Dia ini lumayan mirip dengan Ice kalau kata iparnya.
Hanya saja lebih diam dan jaga mulut.
Oke, daripada memikirkan hal itu, lebih baik [Name] latihan agar lancar berbicara dengan ipar dan mertuanya. Masalah tampilan itu bagian akhir, habisnya tanpa make up saja dia sudah cantik kalau kata Blaze. Kata Blaze, ya.
Eh tapi dari dulu dia selalu menjadi primadona kelas. Blaze menjadi salah satu orang dari bagian orang-orang yang menganggumi [Name].
Beruntung sekarang ia memilikinya.
"[Naameee], kamu masih latihan ngomong? Gak usah, deh. Kamu ngomong gagap atau gimana juga gak bakal dijulidin kok sama keluargaku."
"Ya tapi kan—! Ish, kamu sii ngasih taunya mendadaaak."
"Utututu, ngambek sambil marah? Gapapa, gitu aja terus. Soalnya malah makin gemesin kalo kamu kayak gitu.
Kan, Blaze berucap seperti itu, [Name] jadi salah tingkah. Semakin merajuk, lah, dia.
"GEMES BANGET SAYANG BLAZEEE, SINI!*
Pria itu menerjang istrinya. Ia mencubit pipi sang istri gemas, apalagi tekstur pipi istrinya sangat lembut, seperti kulit bayi.
"B-Bwaaazee lwepashin."
"Bilang dulu kamu punyaku!"
"Iiwshh, pergwi deh kamuuwh."
"Gaak."
————☆。
Nah, sekarang [Name] sangat gugup. Di depan dia ada Ice yang bahkan tak tertarik untuk menyapanya sedikitpun. Lalu di samping kiri dia ada Istri Taufan yang juga terlihat cuek, di samping kanan dia ada Blaze yang asik bicara dengan Thorn.
Astaga, kalau seperti ini, [Name] jadi bingung harus berbicara seperti apa, sebelum sebuah tangan menepuk kedua pundaknya pelan.
"Haai! Kamu [Name], kan?"
Wanita dengan wajah cantik itu menyapanya sambil tersenyum manis. Aduh, cantiknya jadi dua kali lipat. [Name], kan jadi minder, gitu.
"Umh, iya. Istrinya Thorn, kan?"
"Iya! Ih, kamu masih inget aku! Padahal terakhir ketemu pas dua hari setelah kalian nikah. Hihii, gimana? Blaze nakal, gak?"
"Enggak, sih. Tapi iseng...."
Mendengar ucapan [Name], istri Thorn jadi tertawa. Ia sudah menduga [Name] akan berkata seperti itu.
"Sabar aja, deh, ngadepin Blaze. Tapi kalian udah itu, kan? Tinggal nunggu adek bayi aja."
Eh, itu mulut bisa direm gak, mbak? Kasian itu iparmuuu udah merah.
"Haish, kamu ini. Duduk sana, jangan ganggu [Name]. Anak baru jangan dibikin ngerasa ga nyaman gara-gara kamu."
Anak baru, katanya.
"Ish, gak bakal! Kamu juga, nanti kalo udah jadi Istri Hali, jangan ngerasa aku aneh atau gimana, kita temenan kayak umumnya aja. Aku emang mantan Hali, tapi kamu jangan sinisin aku atau ngehindarin aku, ya? Aku ga minat balikan sama Halilintar, kok."
Setelah membalas perkataan istri Taufan, kini sang menantu pertama Amato kembali berbicara pada calon istri Halilintar.
Maklum, ia takut istri Halilintar merasa tak nyaman dengan kehadirannya karena dia mantan Halilintar.
"[Name], mau brownies? Aku baru buat tadi, masih hangat, loh! Soalnya Thorn tadi pengen brownies tiba-tiba. Yang lain udah ambil, loh."
Aduh, ramah sekali istri dari iparnya yang satu ini. Jika ada orang seperti ini, [Name] kan jadi merasa lebih tenang.
"Makasih, Kak."
Setelah mengambil satu potong dari piring yang diberikan oleh istri Thorn, [Name] langsung memakannya setengah lalu sedikit melirik ke sebelah kirinya—istri Taufan—yang sedari tadi terus memperhatikannya.
"Apa liat-liat?" walah. Yang liat-liat dari tadi itu kan kamu, mbak. Bukan [Name].
"Astaga cinta-nya Upan! Bukan gitu cara mulai ngobrol sama orang. Kalo kayak gitu, orang pasti bakal kabur."
—setelahnya ia ditegur Taufan, suaminya.
"Apasih, kamu mending suapin Hali yang bener, belepotan banget mulut Hali."
Bukan Halilintar, melainkan Hali yang merupakan salah satu anak dari Taufan. Dia anak kedua, namanya Hali, tak pakai Lintar.
Hali saja.
"Ish, Hali ngunyah lama banget. Upan jadi males nyuapin."
Melihat drama dadakan dari pasutri yang itu, [Name] hanya bisa geleng-geleng kepala. Pikirnya, bagaimana bisa dua orang bertolak belakang seperti itu menikah?
"Emang gitu mereka berdua. Udah, abaiin aja. Kebanyakan drama hidup mereka, tuh. Eh, enggak, deh. Hidup Solar lebih banyak drama, hehehe." Agak menyindir gitu.
"Tapi hubungan mereka keliatan seru...."
"Iya, kan? Mau, gak, jadi orang ketiga?"
Walah, mbak-nya ini. Thorn mana Thorn.
"Tolong ya, Adik Iparku. Jangan ajarin [Name] yang aneh-aneh gitu! [Name] gak bakal jadi orang ketiga. Soalnya dia nyamannya sama aku doang, bukan sama Bang Upan!"
Oh ternyata, sedari-tadi Blaze menyimak obrolan empat wanita ini.
"Aku bercanda, Blaze."
"Bercanda-mu kali ini ga lucu. Besok kita gak usah ketemuan."
Bukan Blaze yang bilang seperti itu, melainkan istri Taufan langsung.
_______
WAHAHAHAHA HALOO AKU KEMBALIII
aku gatau mau ngomong apa tp aku selesai ujian hsjdjfifj
See u besok deh, soalnya aku kebelet 😭
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro