Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Interview

"BANG!"

"Turun sini!"

Park Jungsoo paling gak suka kalo adiknya, Park Cheonsa, teriak-teriak kayak di hutan. Kalo ada perlu datengin orangnya, bukan malah nge-broadcast ala pusat informasi. Apalagi posisi mereka sekarang beda lantai. Mau ngerusak pita suara?

"Numpang wawancara dong. Buat tugas Bahasa Indonesia."

"Temanya apaan?"

"Bekerja di usia muda."

Jungsoo natap Cheonsa bentar, abis itu senyum miring. "Makasih loh bilang aku muda, padahal udah kepala tiga. Biasanya juga manggil om."

"Maafin Cheonsa yang dulu, Bang. Dedek khilaf," ucap Cheonsa dengan nada menyesal yang dipaksakan.

"Geli, Cheon."

"Ah tai. Ayolah Kak, jangan mempersulit jalan adikmu menuju nilai bagus."

"Tadi manggil bang, sekarang kak. Abis itu apalagi? Oppa?"

Cheonsa langsung mencebik. "Gak usah sok Korea, gak cocok sama umur."

"Dih, kurang ajar. Tadi ngemis-ngemis, sekarang ngehina. Gangguin orang lagi kerja juga." Sebagai dosen yang terkenal akan kebaikan dan kesabarannya, Jungsoo emang udah terlatih dengan hadirnya Cheonsa yang gak tau adat. Lumayanlah bikin dia populer dan jadi salah satu dosen favorit para mahasiswa.

"Besok jam tujuh pagi harus udah siap. Ikut aku ke kampus. Wawancara sama asisten dosen aja."

"Lah gak mau! Ribet, gak kenal sama orangnya. Kakak aja udah, biar cepet beres. Mana besok libur, ah elah."

Denger Cheonsa ngomel kayak gitu malah bikin Jungsoo seneng. Lagian kalo wawancara sama orang yang udah dikenal jadi gak ada tantangannya ya kan.

"Kalo gak mau ya udah, cari aja orang di luar sana yang mau diwawancara."

Mau gak mau Cheonsa terima tawaran kakaknya. Udah setengah dipermudah, syukuri aja. Meski dengusan kesel Cheonsa masih bisa didenger sama Jungsoo.

***

Dari duduk di mobil sampe duduk di ruang tunggu lobby kampus, bibir Cheonsa ketutup rapet. Entah dia nahan kesel sama Jungsoo atau grogi karena harus wawancara sama om-om atau tante-tante. Iya kan? Namanya juga asisten dosen, gak mungkin umurnya ngelebihin Jungsoo.

"Cheon, ini narasumber spesial buat kamu. Kenalan sendiri ya. Aku ngajar dulu."

Demi celana dalem Jungkook BTS yang sering dipake Suga, punya kakak kok gini banget, batin Cheonsa jengkel.

Belum sempat Cheonsa buka mulut buat memperkenalkan diri, cowok yang bakal dia wawancara dengan santainya duduk di sebelah Cheonsa dengan jarak dua jengkal doang.

"Jadi?"

"Hah? Eh itu..." Cheonsa gelagapan sendiri cuma gara-gara kata 'jadi'. Padahal ngomong aja belum, udah langsung jadi aja.

"Namaku Min Yoongi. Biasa dipanggil Yoongi. Umur 24 tahun. Bekerja sebagai asisten dosen mata kuliah Statistik Ekonomi selama dua tahun karena mendapat tawaran dari Pak Jungsoo."

Buru-buru Cheonsa nyatet semua kata yang keluar dari mulut Pak Yoongi. Meski jaman udah canggih, bagi Cheonsa menulis apa yang dia dengar langsung lebih nyaman daripada harus mendengar suara di rekaman.

"Em... Pak Yoongi..." Gimana Cheonsa gak bingung, dari lima pertanyaan yang udah dia siapin, tiga pertanyaan udah langsung dijawab sama si Yoongi. Kurang peka apa coba.

"Jangan panggil pak. Kak aja."

"Oh iya, Kak Yoongi. Apa suka dukanya bekerja di usia muda?"

"Tidak ada."

Anjir.

Cheonsa langsung mencoret pertanyaan yang udah dia tulis saking keselnya. Berasa dipermainkan.

"Kenapa Kak Yoongi memutuskan untuk bekerja di usia muda?"

"Sebagai uang tambahan untuk membayar biaya kuliah S2. Meski orang tua yang membiayai, tapi melanjutkan pendidikan merupakan pilihanku sendiri. Biar tidak menambah pengeluaran orang tua."

Cheonsa ngangguk-ngangguk, gaya dikit gitu. Padahal dia gak paham Yoongi ngomong apaan, yang penting nulis.

"Ada lagi?"

"Udah itu aja... Eh, satu lagi terakhir, Kak." Mendadak Cheonsa dapat wangsit dari jawaban Yoongi yang baru dia baca.

"Untuk sekarang Kak Yoongi hanya akan fokus pada pendidikan dan mengajar saja atau ada target lainnya?"

"Menikah muda."

What? Ngakak boleh tidak?

"Sekarang giliran aku yang bertanya."

Cheonsa refleks noleh. "Tanya untuk apa?"

"Sebagai bayaran untuk membantu tugasmu. Apa kamu mau memberiku uang?"

"Silakan Kak Yoongi kalo mau bertanya," sahut Cheonsa cepat. Bisa gitu ya cewek diporotin sama cowok.

"SMA? Kelas berapa?"

"Kelas 10, Kak."

"Jomblo?"

Jawab tidak ya..

"Baru putus sama Jungkook ya?"

Kok... "Iya, Kak."

"Kakakmu sering ngeluh dengerin curhatanmu soal Jungkook yang gak ada ujungnya."

Habis ini otw dukun. Fix.

"Setelah lulus SMA ada rencana kuliah atau langsung kerja?"

"Masih bingung, Kak. Tapi mama nyuruh buat kuliah."

"Habis nikah terus kuliah gak masalah, kan?"

"Hah?"

Kalo ada lalat lewat, bisa kali mampir ke mulut Cheonsa bentar. Nganga lebar banget.

"Setelah kamu lulus, aku bakal langsung lamar kamu. Kebetulan udah ngantongin restu dari Kak Jungsoo." Yoongi ngomongnya santai banget, kayak gak ada beban.

"Tapi kita baru hari ini ketemu, Kak." Jujur aja Cheonsa masih gak bisa move on dari Jungkook. Cheonsa juga gak setega itu jadiin Yoongi pelarian doang.

"Waktu dua tahun udah sangat cukup buat kenalan dan saling memahami. Sekalian biar kamu move on dari Jungkook."

Wajahnya Cheonsa udah melas banget sekarang. Antara ragu sama gak enak hati.

"Putuskan dari sekarang."

Iya sih, Yoongi ngomongnya putuskan dari sekarang. Tapi raut mukanya jelas-jelas bilang 'aku gak nerima penolakan'.

"Oke... Bakal aku coba."

Yoongi masang senyum cerah begitu denger jawaban Cheonsa. Tangannya langsung narik cewek yang baru aja jadi pacarnya buat berdiri dan jalan ke parkiran.

"Aku anter pulang. Sekalian ketemu calon mertua. Mama ada di rumah, kan?"



End




Haee bubble-b (͡° ͜ʖ ͡°) Yoongi dulu ya. Jungkook nya pan kapan. Cari konflik biar nyampe 2k words

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro