[melihat]
melihat
...
Kegelapan adalah satu-satunya hal yang kulihat sejak lahir. Hitam yang hangat dan kekal. Dan selamanya, tidak akan pernah tergantikan.
Mungkin kau bisa menebak. Benar, itu benar. Tapi aku memilih untuk tidak mengacuhkannya. Hidupku baik-baik saja, dengan gelap ini menjadi bagian besar dalam hidupku. Aku tidak berniat mengacaukannya.
Dunia penuh dengan hal-hal mengerikan. Kakak menceritakan segalanya. Dan aku dapat mendengar semuanya. Teriakan ketakutan. Ledakan-ledakan di Malam Halloween. Berita-berita mengenai pembunuhan. Semuanya membuatku menarik kesimpulan mengerikan: selama seorang manusia hidup, ia tidak akan selamat--ia lebih baik mati.
Karena itulah aku tidak ingin dapat melihat. Bukankah lebih baik tidak melihat apa yang terjadi di luar sana, daripada melihatnya dan langsung mati berdiri?
Hitam ini hangat dan kekal. Dan aku tidak ingin menukarnya dengan penglihatan.
...
Kakak mati--syukurlah. Ia menjadi korban dari kekejian dunia ini. Kematian memang lebih baik untuknya.
Namun, sayangnya, karena aku sudah tidak memiliki siapapun, aku harus dioperasi untuk memperbaiki mataku. Agar aku bisa terus hidup dengan selamat, kata mereka. Kendati aku menolak mentah-mentah ide itu, mereka berhasil memaksaku menjalani operasi.
Hari ini hari terakhir aku tidak melihat. Aku menangis sejadi-jadinya, meminta pertolongan pada siapapun yang dapat memberikan. Kakak, Dad, Mom, siapapun. Namun tidak ada yang mau menolongku. Mereka semua beranggapan akan lebih baik jika aku bisa melihat.
Tentu, aku tahu lebih banyak dari mereka. Dunia ini tidak sebaik yang mereka tahu.
Tangisku telah mengering di pipi ketika mereka memaksaku berbaring di atas tempat tidur, siap dibawa menuju ruang operasi. Suara roda besi bergulir di atas lantai membuatku makin ingin kabur. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa melawan mereka....
Sesuatu menusuk lenganku. Apakah suntik? Berarti itu bius? Apakah operasi akan dimulai? Tidak, aku tidak mau melihat.... Aku... tidak... mau....
...
Seseorang membuka perlahan kasa yang melingkari kepalaku sebelum melepas kedua kapas yang menempel di mataku. Kata mereka, operasi itu sukses. Mata Kakak telah berhasil mereka tanamkan padaku, sehingga kini, aku dapat melihat.
Aku bergeming saat ia menyuruhku membuka mata. Aku tidak mau melihat. Tapi ia terus memaksaku, sehingga mau tidak mau, aku membuka mata. Cahaya putih yang menyilaukan menyambutku ketika kelopak ini kuangkat. Sinar... lampu?
"Bagaimana penglihatanmu?" tanyanya.
Aku mengerjap-ngerjap, berusaha menyesuaikan diri dengan sekeliling. Beginikah rasanya... melihat? Aku dapat mengenali tanganku. Kakiku. Tubuhku. Aku kini tahu semua bentuknya--apa warnanya, seberapa besar ukurannya, seberapa banyak lekukan di sana. Aku mengenali selimut yang kupakai--warna cerah tanpa hiasan apapun, berbeda dari yang kubayangkan.
Tidak ada hal-hal mengerikan. Apakah semua yang Kakak ceritakan itu kebohongan?
"Bagaimana?" Ia bertanya lagi.
Aku mendongak dan terkesiap. Seorang laki-laki, pakaiannya sama warnanya dengan selimut ini, menatapku sambil tersenyum. Di belakangnya, sesosok laki-laki yang sama, namun lebih mengerikan, dengan benda-benda tajam mencuat dari bagian mulutnya dan tanpa mata, tanpa hidung. Sesuai dengan apa yang dulu Kakak ceritakan.
Roh Jahat. Semua manusia memilikinya, namun sedikit yang bisa melihatnya. Dan Kakak adalah salah satu yang mampu menyadari kehadirannya.
Aku menjerit dan terus menjerit. Laki-laki itu bergerak maju, berusaha menahanku. Rohnya ikut maju dan ikut mendekatiku, bahkan mampu menyentuhku dengan tubuhnya yang kasar. Yang bisa kulakukan adalah menghindarinya, tapi aku tidak bisa selamanya begini. Aku tidak mungkin selamanya bersembunyi....
Inilah kenapa Kakak tidak mau aku bisa melihat, apalagi dengan matanya. Ia dapat melihat Roh Jahat. Dan semua orang memilikinya.
Tanganku menyentuh sesuatu entah apa yang ujungnya tajam. Tanpa ragu aku menusuk kedua bola mataku dengannya. Aku tidak mau melihat. Tidak, aku tidak mau....
Dunia ini penuh dengan Roh Jahat. Dan Kakakku bisa melihatnya.
...
Kegelapan adalah satu-satunya hal yang ingin kulihat kini. Hitam yang hangat dan kekal. Dan selamanya, tidak akan pernah tergantikan.
...
Aku tidak pernah melihat lagi.
a/n
sorry this is weird and cringey
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro