Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6

San menatap Yeosang yang terbaring didepannya dengan berbagai alat bantu penunjang kehidupan ditubuhnya dan jangan lupakan kepalanya yang diperban sedemikan rupa karena benturan yang sangat keras dengan tatapan kosong.

"Maaf" Bisik San serak bukan karena saat ini pukul 02.15 dini hari tetapi ia tidak berani menunjukkan wajahnya dihadapan tunangannya sendiri

Katakanlah San egois karena ia mencintai Yeosang namun juga menyayangi Wooyoung, Wooyoung tidak bisa hidup tanpa dirinya karena hal itu juga Wooyoung tidak masalah meski jadi yang kedua.

Masalah Wooyoung yang selalu meneror Yeosang dengan mengirimkan potongan tubuh manusia atau bahkan terkadang peluru yang ditargetkan khusus untuk Yeosang namun sengaja di plesetkan beberapa centimeter dari wajahnya membuat San frustasi tentu saja, Wooyoungnya sedikit gila. Hal itu dilakukan Wooyoung agar Yeosang membatalkan pertunangannya dengan San dan San tau hal itu tapi ia memilih abai karena sejauh ini Yeosangnya masih terlihat baik-baik saja.

Perihal Yeosang yang mengonsumsi obat penenang memang diluar pengetahuan San, karena itu ia cukup terkejut mengetahui tunangannya benar-benar melakukan hal nekad seperti itu.

Cklek...

"Lo blo'on atau gak punya otak? Ayah Yeosang mutusin pertunangan kalian dua hari yang lalu dan lo masih berani nunjukin muka lo dihadapan Yeosang?" Tanya Jongho dingin dengan nada rendah

"Gue cuma minta maaf" Dengus San santai lalu bangkit dari duduknya dan sedikit membungkuk

Cup...

Tangan Jongho terkepal erat saat San mencium kening Yeosang lembut seolah keberadaan dirinya tidak kasat mata.

"Jaga Yeosang" Bisik San ragu sambil menepuk bahu Jongho pelan dan berlalu setelahnya meninggalkan Jongho yang siap meledak kapan saja

"Sialan!" Maki Jongho keras lalu berjalan cepat menuju ranjang pesakitan Yeosang dan mengusap kening Yeosang lembut sambil meniupnya pelan

"G-eli" Ucap Yeosang serak membuat Jongho terlonjak kaget sedangkan Yeosang menatap Jongho sayu

"Lo sudah sadar? Dokter sialan! Dia bilang lo koma dan gaktau kapan akan kembali sadar" Cibir Jongho dingin dibalas tawa kaku oleh Yeosang

"Kepalaku keras" Bisik Yeosang lirih hingga Jongho menggigit pipi dalamnya kuat agar tidak menghujami wajah Yeosang dengan ribuan kecupan maut dari bibir seksinya karena Yeosang benar-benar sangat menggemaskan meski baru sadar

"Mau minum?" Tawar Jongho mengalihkan perhatian

Yeosang menggeleng kecil sebagai jawaban membuat Jongho berpikir keras setelahnya. "Mau es lilin?" Tawar Jongho sekali lagi

Gelengan kecil kembali Yeosang layangkan membuat perempatan imajiner dikening Jongho terlihat jelas.

"Mau apa?" Tanya Jongho sabar

"I-ibu" Lirih Yeosang hingga Jongho kehabisan kata-kata karenanya

"Sudah sadar?" Suara baritone tuan kang membuat Jongho menatap seluruh ruangan dengan kening berkerut dalam

"Ayah hanya ingin memberitahu, 20 menit lagi ayah akan menikah dengan bibi Anara dengan atau tanpa persetujuanmu" Sambung tuan kang, tidak lama setelahnya ditengah ruangan terdapat visual tuan kang dan bibi anara sepertinya tengah berpelukan mesra sambil menatap kearah Yeosang santai

"Halo Yeosang-ssi? Ah maksud bibi Yeosang-ah... mulai 20 menit lagi bibi akan jadi ibumu, panggil bibi ibu nanti hm?"

"Tentu Nara, putraku akan memanggilmu ibu"

"Bagaimana dengan ibu?" Tanya Yeosang tercekat

"Bukankah ibumu sudah menjadi tanah?"

Jawaban tuan kang membuat Yeosang kehilangan kata-kata bahkan kedua mata Yeosang sudah berair saat ini.

"Sampai jumpa lain waktu nak" Pamit tuan kang bersamaan dengan visual hologramnya yang menghilang dari ruangan

"S-sialan!" Maki Yeosang serak dengan tubuh bergetar hebat membuat Jongho segera memeluk Yeosang lembut sambil membisikkan kalimat penenang

"Tenanglah, buaya memang seharusnya menikah dengan buaya bukan?" Hibur Jongho

"D-dia bukan buaya" Bantah Yeosang membuat Jongho meminta maaf seketika

"S-etan!" Timpal Yeosang membuat sudut mulut Jongho berkedut kaku, Yeosangnya memang memiliki mulut pedas sesuai julukan yang diberikan padanya disekolah

Tidak ada yang memulai percakapan setelahnya, Jongho masih setia memeluk Yeosang dengan membungkuk 180 derajat sedangkan Yeosang memejamkan matanya menikmati pelukan Jongho yang selalu hangat, ia suka.

"Menikah denganku" Ucap Yeosang kaku




#Annyeonggggg...

Hope you like it...

Ini gue kebutin ending hari ini biar bisa bikin cerita baru wkwk

Kebiasaan otak gue pas udah bikin cerita nemu ide lain help meeee:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro