Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tiga Pencuri dan Sekeping Cokelat Murah

“Ramalan untuk Zodiak Scorpio hari ini... hari ini...” senandung anak laki-laki itu, membalik halaman surat kabar dengan antusias. “Ah! Ketemu! Untuk Scorpio, karir anda sedang tidak stabil.”

Di sudut ruangan, dua pria lain mengencangkan ikatan tali pada panggul mereka.

“Sebaiknya anda menjauhi kegiatan di luar ruangan...”

Klang!

Suara besi yang terantuk terdengar, diikuti dengusan salah satu dari mereka.

“... terutama di malam hari. Energi malam hari tidak baik untuk anda beberapa hari ke depan.” Anak laki-laki terdiam sebentar, tangannya kemudian mengayunkan surat kabar itu khawatir. “Guys, mereka bilang energi malam tidak baik untuk kita.”

Pria lain dengan rambut berwarna hitam kelam menyipit. “Ethan, kau bahkan tidak tahu kapan aku atau Gin lahir. Jangan seenaknya menyimpulkan zodiak seseorang.”

Ethan mengangkat bahu. “Joon, Kau tahu rumor tentang depresi paling sering terjadi pada orang yang lahir saat musim dingin, kan? ”

“Lalu?”

“kau selalu terlihat suram dan depresif, kupikir Scorpio cocok untukmu.”
“Sudah kubilang jangan seenaknya—“

—Klang!

Percakapan keduanya terpotong oleh desisan Gin yang sedang mengintip ke luar. “Pintu besinya sudah terpasang.” ucapnya, “tutup mulut kalian dan bersiap sebelum kujerat leher kalian dari menara ini.”

Ethan melirik Joon, menggumamkan ‘taruhan, dia juga scorpio’ yang dibalas Joon dengan putaran bola mata.
Joon berdiri di pinggir jendela pada dinding yang berlawanan. Sementara Ethan bersiap di belakang pintu, merapikan seragam hitam kumalnya dan melipat surat kabarnya sembarangan. Ia melirik pria yang tidak sadarkan diri di tengah ruangan, tanpa pakaian.

“Dia melakukan pekerjaan lebih cepat dari biasanya.” Gumam Gin tiba-tiba, menyipit pada pemandangan di luar.
Ethan terkekeh, “Dia seusia fosil. Pastinya Cuma dia satu-satunya orang yang bersemangat soal melindungi logam legendaris berusia 5000 tahun itu.”

“Lalu itu akan menjadikan kita apa?” sahut Joon.

Ethan mendengus. “Tukang besi seusia fosil itu mencintai logam karena seleranya yang payah, aku mencintai logam itu karena aku butuh uang untuk liburan musim panas ke Vienna.”

Joon atau Gin tidak membalas pernyataannya. Mereka tahu apa yang Ethan katakan benar adanya.

“Ethan!” panggil Gin, sedetik kemudian melemparkan botol kaca cokelat pada Ethan yang menangkapnya dengan gesit. Ia kemudian berkata, “tugasmu hanya satu, alihkan perhatian tukang besi itu. Tidak perlu ada korban jiwa lagi.”

Ethan melirik pria tanpa pakaian di tengah ruangan, lalu mengangguk malas.

“Joon!” Gin beralih pada Joon, “imitasinya?”

Joon mengacungkan jempol, tersenyum puas. “Akan kupastikan seluruh dunia menantikan sekeping cokelat murahan di layar televisi mereka.”

Gin kembali melirik ke luar, kali ini pandangannya tertuju pada purnama yang bertengger di cakrawala.

“Sudah waktunya.” ucapnya, “Ethan, keluarlah.”

***

Pria tua itu tidak pernah terlibat dalam kasus penting, terlepas dari puluhan hidup pengalaman hidupnya. Karena itu ia tidak menyadari betapa misteriusnya suasana malam itu. Lenggang dan sunyi senyap. Hanya dirinya dan suara dentingan besi buatannya.

Seolah sekeping warisan dunia tidak cukup penting untuk menjadi pusat pengawasan.

Ia hanya tidak tahu, mungkin tidak peduli.

“Halo, tuan!”

Suara yang kelewat bersemangat membuat pria itu berbalik kaget, mengedikkan dagu kemudian. “Halo.” Pandangannya kini tertuju pada cangkir dengan asap mengepul di tangan pria muda yang kini sudah berdiri di sampingnya, menatap kagum pada pintu besi yang melingkupi pintu belakang museum.

“Anda benar-benar tukang besi terbaik di kota ini.” Puji pria muda itu. “Bahkan tidak sampai setengah hari.”

Pria tua itu tersenyum puas, lalu meletakkan palu besinya. “Itu benar. Kau tidak akan bisa menemukan orang sepandai aku di kota ini. Pintu ini sangat kuat, tidak akan hancur dengan perlakuan apapun. Api, listrik, laser atau apapun. Bahannya bukan besi biasa. Aku juga mendesain khusus kuncinya dengan bahan yang sama, kau tidak akan bisa menemukan duplikatnya.”

“Saya bisa lihat. Benar-benar luar biasa.” Aku pria muda itu. Pandangannya sedikit tertuju pada purnama, senyumnya tersungging sedikit. Sebuah bayangan bergerak di balik keduanya.

Akhirnya.

Atau tidak.

“Tuan Steve.”

Suara berat mengejutkan keduanya. Terlebih si muda, yang kini terbelalak kaget.

“Oh? Petugas Jane?” Pria tua bernama Steve itu berbalik. “Ada apa anda sampai ke sini?”

Petugas Jane membungkuk sopan, pandangannya tertuju pada pria muda di hadapannya untuk beberapa saat. “Saya datang untuk mengecek keadaan. Ada beberapa kabar buruk.” Ia kembali fokus pada Tuan Steve.

“Ada apa?”

“Perampok dari daerah kumuh hampir membobol pintu belakang. Mereka sangat tertarik pada logam itu. ” Petugas Jane melirik ke sisi belakang museum. “Keadaannya sedang kacau sekarang.”

Petugas Jane kembali melirik nametag pria muda di hadapannya, lalu pada cangkir di tangannya. “Herald?”

Pria muda itu berdiri tegak dan mengangguk. “Siap, Pak.”

“Kau ditugaskan di titik mana?”

“Di menara pengawas, Pak. Saya turun untuk menawarkan minuman hangat untuk Tuan Steve.”

Petugas Jane menyipit. “Hanya kau?”

Pria muda itu mengangguk, menyodorkan cangkir pada Tuan Steve yang menerima dengan bingung. Namun pria tua itu tidak banyak bicara dan segera menyesap minumannya. Sementara Petugas Jane tidak berhenti menyipit, sebelum akhirnya ia mengelus janggut tipisnya, kelihatan lebih khawatir soal apapun yang terjadi di belakang sana.

Ting. Ting.

Di kejauhan, terdengar suara bel yang samar.

Tidak ada yang sadar apa yang sedang terjadi.

“Sebenarnya ini agak disayangkan...” Petugas Jane tahu-tahu bergumam, menatap pintu besi yang berdiri tegak tak jauh di hadapannya. “Pemerintah menciptakan hal semahal ini dan membuat keributan hanya untuk melindungi benda yang tidak ada.”

Tuan Steve mendelik, kaget. “Apa maksudmu?”

“Kepingan logam itu tidak disembunyikan di tempat ini. Pintu besi dan segala promosi ini dibuat hanya sebagai pengalih perhatian. Logam itu baru dikirimkan setelah situasi lebih kondusif, malah sebenarnya sudah nyaris dicuri tepat setelah ditemukan.” Petugas Jane menghela napas, kelihatan lelah. “Mereka baru berniat menyimpannya disini setelah pintunya sudah dibuat dan keributan mereda. Mereka juga menunda untuk memperlihatkannya pada publik.”

Pria muda itu tidak bicara banyak.

“Herald.” Panggil Petugas Jane tiba-tiba, membuat pria muda itu menagakkan tubuh. “Kau boleh kembali ke tempatmu sekarang. Tolong bantu Tuan Steve membawa peralatannya ke bagian keamanan. Aku dan Tuan Steve akan menemui kepala museum terlebih dahulu.”

Pria muda itu mengangguk patuh.
“Kau jalan lebih dulu, aku diharuskan mengunci seluruh pintu.”

Pria muda itu kembali mengangguk. Ia segera berjalan mengumpulkan peralatan Tuan Steve juga beberapa besi sisa.

Mereka kemudian berjalan beriringan, hingga akhirnya berpisah di tangga masuk bagian belakang museum. Wajah kaku Petugas Jane baru sepenuhnya berubah lega saat dilihatnya pria muda tadi berjalan tepat menuju ruang keamanan tanpa melakukan hal aneh.

‘Mungkin perasaanku saja.’ batinnya, kemudian mengantarkan Tuan Steve menyerahkan kunci satu-satunya ruang penyimpanan kepingan logam itu nantinya.

***

Permintaan maaf dari museum memenuhi buletin kota. Penundaan terjadi tanpa alasan yang jelas. Butuh waktu satu minggu hingga akhirnya keadaan menjadi lebih aman dan buletin pemberitaan lain disebar.

Kepingan logam itu siap dipamerkan pada publik. Pintu besi nyaris ajaib buatan pria tua bernama Steve itu juga disombongkan sebagai pintu paling aman di dunia. Pameran berlangsung lancar, publik terheran-heran dengan umur kepingan logam itu.

Hingga akhirnya beberapa hari setelah dipamerkan, publik digemparkan dengan kerumunan semut yang mengitari kepingan logam yang dipamerkan di balik kotak kaca itu. Tidak ada yang tahu kenapa. Kecuali tiga anak muda yang sekarang sedang menikmati liburan musim panas di Vienna.

- TAMAT -

Jumlah Kata: 1128

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro