Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[SPECIAL EDITION FOR HALLOWEEN]

Booo~

Siapa yang hari ini ikut-ikut pakai kostum setan dan menakut-nakuti teman-temannya? Hehe, memang Halloween bukan hari libur-orang luar juga ga libur-, tapi aku akan merekomendasikan satu serial TV, satu film, dan satu podcast horor favoritku yang bisa menemani kalian.

Well, mari kita awali dengan dark jokes.

1. My Favorite TV Series Forever!

"Hill House, not sane, stands against its hills, holding darkness within .... Silence lay steadily against the wood and stone of Hill House."

It's The Haunting of Hill House! Yup, aku berani bilang ini series favorit sepanjang masa versiku! Apa ya, menonton serial ini itu punya kesan semacam nonton novel. Karena kenyang banget! Serial ini selesai dalam 10 episode dengan durasi totalnya sekitar 9 jam.

Serial ini bercerita tentang lima Crain bersaudara yang saat liburan musim panas memutuskan menginap di rumah besar yang dahulunya milik keluarga Hill. Di sana ternyata menyimpan suatu rahasia gelap yang membekas sampai mereka dewasa dan menewaskan Ibu mereka. Sekitar lima belas tahun berlalu, Nellie (Crain bersaudara paling muda) ditemukan bunuh diri di dalam Hill House. Setelahnya, seluruh episode akan bergerak maju dan mundur bergantian, menyoroti apa yang terjadi sebelum Nellie meninggal dan bagaimana reaksi mereka setelah Nellie meninggal, yang perlahan menyingkap rahasia apa yang tersembunyi di dalam Hill House selama berpuluh-puluh tahun.

The Haunting of Hill House ini disutradarai oleh Mike Flanagan dan diproduseri oleh Netflix, tayang sejak 12 Oktober 2018, serial ini merupakan modern reimagining  dari novel klasik berjudul sama karangan Shirley Jackson, dulunya, novel ini juga diadaptasi jadi film hitam putih. Dan karena ini adalah reimajinasi modern, tentu saja hasilnya akan berbeda, tapi menurutku, serial ini justru menghormati pendahulunya.

Lima awal episodenya adalah masing-masing cerita untuk masing-masing Crain bersaudara, lima sisanya merupakan penjelasan-penjelasan atas rahasia yang tidak mereka ketahui. Dengan durasi 50 menit sampai satu jam, jelas, kan, kenapa serial ini jadi kenyang banget untuk menyimak karakternya. Apa landasan karakter melakukan hal A, apa yang memengaruhinya, bagaimana kelakuannya. Bener-bener seperti nonton novel dan kalian bisa lihat di IMDb, rating-nya mencapai 9/10! Kebanyakan orang suka banget dengan serial ini.

Terutama, horor yang disajikan itu berbeda dengam horor pada umumnya. The Haunting of Hill House punya rasa post-horror dengan rumus: kita takut pada sesuatu yang kita tidak ketahui, bahkan ketika segalanya jelas, asal-usul paling awal kenapa ketakutan kita itu ada tetaplah tidak kita ketahui. Post-horror ini dikenalkan ke publik oleh rumah produksi A24, dengan ciri film horornya adalah:

a. Jumpscare itu bukan poin utama
b. Adanya interaksi antar karakter dan atmosfer yang mendukung dan membangun kesan horornya
c. Fokusnya bukan pada hantu dan make-up seram

The Haunting of Hill House tidak seratus persen menghilangkan jumpscare, tapi Mike Flanagan—sutradaranya—membuat jumpscare jadi emak dilihat, dan harus terpaksa dilihat karena kita gak tahu tanda-tandanya. Ga ada jumpscare murahan di sini, even tekniknya James Wan yang khas— di mana dia menunda jumpscare dan menaruhnya entah di mana—juga ga ada di sini. Setelah nonton dan kalian tahu apa yang terjadi, kalian mungkin juga bisa merasakan rasa dari animasi lawas Monster House.

Terus, Mike Flanagan juga dulu menyutradarai film horor berjudul Occulus, dan kalau kalian ingat twist ending-nya, kalian bakal nemu lagi teknik itu di serial ini. Sinematografi dan dialognya juga oke, mengenyangkan dan informatif, dan useful membangun nuansa horornya tanpa perlu hantu!

AKU PRIBADI BAKAL KASIH RATE 9/10 JUGA UNTUK INI! BAHKAN 9,5/10!

2. My favorite film forever!


Nah! The VVitch atau The Witch ini adalah film keluaran A24 yang menasbihkan genre baru post-horror. Di mana setelah nonton ini dan nonton video debunking-nya, The Witch benar-benar sebuah cerita akan ketakutan pada sesuatu yang mungkin nyata, mungkin juga tidak nyata.

The Witch dengan embel-embel "A New English Folktale" menceritakan sebuah keluarga sederhana cenderung miskin yang baru saja diusir dari desa. Segera mereka menemukan tanah baru yang luas di tepi hutan, permasalahan dimulai ketika anak paling muda dari keluarga ini—yang masih bayi—tiba-tiba menghilang dalam sekejap mata.

Hilangnya ia memberikan rentetan kejadian mengerikan lain yang seolah menyudutkan sang anak tertua—Thomasin—yang akhirnya dicurigai sebagai seorang penyihir.

Film ini memang ber-setting di Inggris, mungkin sekitar 1920 atau lebih tua(?), di mana hukumnya masih memakai Teokrasi hukum gereja, dengan dialog old english, dan punya ketakutan untuk "penyihir". Kalau kita tengok kejadian Pembakaran Wanita Tertuduh Penyihir di Salem (Salem's Lot), The Witch bercerita jauh sebelum kejadian ini dimulai.

Kenapa aku suka film ini? Karena film ini hampir 90% ga ada adegan jumpscare! Horor di film ini diantarkan pada sinematografi yang gelap-gelap, dialog-dialog dan tindakan yang disturbing. Alhasil, film ini sebenarnya justru menyerang sisi psikologismu. Interaksi antar karakter juga bagus banget, yang kemudian interaksi ini akan saling dihancurkan pada satu titik dengan satu alasan: kecurigaan.

Ending film ini juga ... ugh banget.



Honorable mention:

1. Noroi (The Curse)

Film Jepang bergaya dokumenter ini (jangan khawatir, fiksi kok, tapi memang dibuat seperti nonfiksi) bikin aku puasa nonton horor selama dua bulan. Mungkin kalau diajak nonton ini lagi, aku akan pikir dua kali. Noroi ini awalnya bercerita tentang investigasi paranormal terhadap seorang anak perempuan yang bisa menggambar hantu dan memasukkan air ke dalam botol hanya dengan memandangi botol kering saja. Kemampuan yang aneh itu membawa si paranormal dan kameramen menyelidiki si anak, dan bertemu dengan berbagai kejadian aneh yang mengerikan soal ritual yang terkutuk dan tabu untuk dibicarakan di sebuah desa, tentu saja, penyelidikan mereka ternyata mengancam nyawa seluruh orang yang terlibat.

2. Keramat

Film horor yang juga bergaya dokumenter ini awalnya hanyalah behind the scene dari film "Menari di Atas Angin". Tim produksi ini akhirnya bertolak ke Yogyakarta, tak disangka, kejadian aneh mengalami mereka. Puncaknya saat salah satu aktris kesurupan, mereka benar-benar harus berurusan dengan segudang makhluk serta kejadian gaib yang ada dk Yogyakarta. Jangan khawatir, film ini juga fiksi, tapi muatan lokalnya aku suka banget! Dan aku punya minat khusus sama film bergaya ala dokumenter seperti ini sih.

3. Dwilogi The Blair Witch

The Blair Witch merupakan sekuel dari The Blair Witch Project yang tayang kalau aku gak salah di tahun 1999. Pada masanya, film ber-budget rendah ini meledak di box office dan sukses besar! Ini mbah-nya film fiksi horor bergaya dokumenter, tampak nyata, dan lebih berasa kalau jumpscare bisa datang dari mana saja kamera menoleh.

4. Gonjiam

Ini juga film horor dokumenter, tapi lebih modern, bisa terlihat dari alat yang dipakai mampu menjangkau area horor yang lebih luas dan bagus, HEHEHE. Film horor Korea ini juga sukses besar karena film ini sama sekali ga pakai iringan musik! Keren dan horornya mantap banget.

3. PODCAST TIME!

Podcast yang aku maksud ini sebenarnya itu semacam siaran ulang radio. Tapi, ada satu podcast yang aku suka di mana formatnya memang Radio/Audiodrama. Bukan sekadar ngoceh atau storytelling, tapi bener-bener seperti mendengarkan film dengan beberapa narasi yang dibacakan.

Namanya: Campfire Radio Theatre. Semua siarannya ber-genre horor, dan ramah di telingaku karena aku bisa paham tanpa perlu baca teks.

WAH BANYAK! Jadi, mau pilih yang mana buat nemanin kalian di malam horor ini?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro