[N] Carrie oleh Stephen King
Mari kita buka buku ini dengan penulis favoritku--Stephen King! Semangat dan ide-ide serta ciri khasnya dalam menulis horor tentu saja menginspirasiku.
Dan setelah menerima banyak penolakan, konon katanya, Carrie adalah debut perdana dari lelaki kelahiran Maine tersebut.
Carrie dalam sebuah kalimat: Menstruasi itu dosa.
Carrie dalam satu kata: Dosa.
Novel Carrie diterbitkan lagi tidak lama setelah remake filmnya rilis tahun 2014--memperingati, begitulah. Penerbitnya tidak lain dan tidak bukan adalah Gramedia Pustaka Utama, sampulnya pun sangat memikat hati.
Carrie memang bercerita soal polemik yang dihadapi tokoh utama, seorang gadis remaja bernama Carrie White. Dia duduk di kelas akhir SMA, dan hidup bersama seorang ibunya, tukang jahit yang janda bernama Margaret White.
Dan karena nama marga mereka White, jadi rumah mereka disebut White House, punny banget ya. Joke-nya kena.
Well, mereka adalah keluarga kecil penganut Katolik yang taat. Meski tidak digambarkan mereka rajin mengikuti ibadah macam rabu abu atau kamis putih atau ibadah raya, Margaret White rajin menyakiti dirinya setelah ia berbuat dosa--terutama dalam membuat gaun dengan belahan leher terlalu lebar.
Mereka juga punya kapel pribadi di dalam rumah.
Dan Margaret awalnya ingin membunuh Carrie saat perutnya membesar, oh, karena hamil itu ia anggap tumor sebelumnya. Sialnya, Carrie yang sedang dalam masa puber ini tiba-tiba menstruasi, dari sinilah, Carrie mendapati bahwa ia sudah berlumur dosa--begitu juga ibunya yang langsung geram, menstruasi adalah awal dari sebuah dosa, awal dari persetubuhan.
Namun, bukan hanya darah yang keluar dari tubuh Carrie, melainkan sebuah kekuatan yang dapat ia gunakan untuk mengendalikan benda-benda apapun di sekelilingnya, hanya dengan memikirkannya--telekinesis.
Sebagai horor klasik, memang sulit menemukan di mana letak horornya. Mereka masih memakai definisi bahwa horor bersinonim dengan takut, gelisah, tidak nyaman, darah. Novel Carrie baru bisa dirasakan horornya saat seperempat akhir buku.
Tanpa hantu, bisa kukatakan kalau novel ini dimulai dengan sangat-sangat lambat, tetapi telaten dalam menyetel bagaimana pergaulan dan koneksi Carrie terhadap teman-teman, tetangga, juga ibunya--bahkan masa lalu ibunya yang ternyata juga jatuh dalam dosa persetubuhan.
Adegan favoritku adalah ... agak spoiler, tapi bagaimana menurut kalian jika ada yang bisa meremas jantung kalian, tanpa perlu membedah dada kalian? Aku suka sensasi bagaimana nafasku semakin memberat di tiap kalimat doa yang memanggil Kerajaan Bapa terus dipotong oleh Carrie dengan "dengan kehendakku, semua terjadi dengan kehendakku".
Stephen King terkenal ringan dalam membuat cerita, meski begitu, relasi karakternya patut diacungi jempol. Konflik Carrie sebenarnya hanyalah berawal dari sebuah bully--saat Carrie dilempari tampon karena dia histeris saat darah keluar dari dalam tubuhnya.
Novel horor yang berjalan lambat ini sukses dalam memainkan tensinya, dari lambat hingga berapi-api, penuh dendam sekaligus mencekikmu di setiap kalimat--seolah-olah, dengan pikirannya, kau dicekik oleh Carrie. Sekaligus, sepertinya juga aku bisa merasakan jantungku ditusuk oleh pedang panjang yang dibawa oleh sebuah makhluk akhir jaman, yang diucapkan ibunya mengutip dari ayat alkitab.
Untuk yang ingin membuat sebuah cerita horor yang dimulai lambat dan berakhir seperti dibogem lima kali dan dicekik sampai mati, Carrie tentu saja referensi yang tepat.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro