Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Si Didi

Angin berhembus kencang, pohonpun bernyanyi merdu menikmati tiupan angin yang semakin lama semakin sejuk menyapu suasana pedesaan dekat laut di Morwali Utara, Sulawesi Tengah.

Desa Kolo Bawah merupakan desa yang didiami oleh masyarakat asli suku bajo. Suku yang sangat akrab dengan nuansa laut dan hampir selalu ditemukan di ujung pulau di Indonesia bahkan dunia.

Desa kolo bawah memiliki keindahan pemandangan yang menjadi daya tariknya, gunung yang hijau dan laut yang biru, karang yang indah, dan pohon - pohon kelapa yang berbaris rapi disekitar pantai melengkapi keindahan desa ini.
Desa ini tidak terlalu luas tidak seluas lautan yang mengelilinginya. Hampir 40% rumah masyarakat disini berada diatas laut, mata pencaharian, sumber makanan juga berharap dengan kekayaan laut.

Masyarakat desa kolo bawah sangat kental dengan budaya gotong - royong, jadi kekeluargaan sangat terjaga di desa ini.

"Didiii.."

(Menoleh kebelakang)
"Ehh tiara, ada apa?" Jawab didi

"Bantu buat perahu bapakku, bisa di? Tanya tiara dengan nafas terengah - engah

"Bisa ayokk!!"

Didi dan tiara pun berlari menuju pinggir pantai untuk segera turut membantu warga yang sedang bahu - membahu membangun perahu ayah tiara.

"Assalamualaikum" ucap tiara dan didi

"Waalaikumsalam, eh didi maaf merepotkan yah di soalnya kurang personil hehe" jawab ayah tiara dengan sedikit ketawa kecil

"Gapapa om, om kan udah seperti bapak saya sendiri" jelas didi

Malam hari suasana pedesaan sangat sunyi dan senyap jarang ada anak - anak keluar untuk beraktivitas tetapi tidak dengan didi. Didi mengambil dayung dan peralatan pancingnya bersiap untuk mengexplore sumber kekayaan yang ada dilaut desanya.

"Mau kemana di?"

"Mau berangkat mancing mah"

"Jangan terlalu larut pulangnya yah nak, jangan maksaain buat dapat banyak ingat kejadiaan yang menimpa bapakmu" seru ibu didi dengan sedikit nasihatnya

"Iyaa mah didi ngga akan lama kok, doain didi yah mah assalamualaikum" tutup didi sembari mengambil dan menyiumi tangan ibunya

"Waalaikumsalam"

Fajar telah tiba menyambut pagi hari bersama embun - embun kecil yang terasa segar untuk dipandang.

Sepertinya waktu telah menjadi sahabat didi. Pagi, siang, sore, malam bahkan subuh selalu ada aktivitas yang didi lakukan.

"Napangga ko ampah di?"
*mau pergi mana lagi di?*

"Pore ka koko mah"
*pergi ke kebun mah*

"Ma sai?"
*Sama siapa?*

"Ma si bado ma sai ampah!" Jawab didi dengan ketawa kecilnya
*Sama bado sama siapa lagi!*

Sahabat yang sudah didi anggap seperti saudara sendiri.

Detik demi detik, menit demi menit, bahkan jam demi jam telah berlalu. Hampir 5 jam sudah, didi dan bado berada di kebun.

"Capek yah do?" Tanya didi sambil menarik nafas panjang

"Bukan capek lagi di ini super duper capek"

Didi tertawa melihat ekspresi bado yang kelelahan, kedua sahabat ini memang sudah sering ke kebun bersama. Kebetulan kebun mereka berdua berseblahan.

Suasana canda tawa didi dan bado tiba - tiba menjadi tegang. Bagaimana tidak, mereka berdua mendengar suara teriakan wanita yang suaranya tidak asing lagi bagi mereka. Suara itu tidak jauh dari tempat peristrahatan didi dan bado . Didi dan bado berlari dengan sangat kencang menuju sumber suara tersebut, seperti seekor singa yang mengejar mangsanya.

Didi melihat tiara yang ketakutan. "Tiara... ada apa?"

"A...a... ada ular di" jawab tiara dengan wajah mulai memucat.

Tiara seketika langsung berlindung dibelakang didi. Ekspresi tiara terlihat jelas bahwa dia sangat ketakutan. Siapa yang tidak takut jika berhadapan langsung dengan dengan seekor ular yang ukurannya hampir sebesar paha manusia.

"Di, tolong ambil karung itu. Nanti bado yang tangani ini, kalian beruntung ada super bado disini" senyum bado kepada tiara dan didi

"Emang kamu berani do?"

"Ular mana yang berani sama bado, liat muka bado aja mereka udah ingin kembali jadi telur" ucap bado mencoba mencairkan suasana.

Tidak sampai semenit bado berhasil memasukkan ular kedalam karung.

"Lihatkan, ular aja bado taklukkan apalagi tiara" kata bado kembali mencoba membuat teman - temannya tertawa

"Ular aja takut ama kamu do apa lagi tiara" balas didi yang mencoba ikut ke dalam permainan bado

Tiara tidak sanggup menahan tawanya ketakutan tadi terlihat jelas telah hilang.

"kalian ada - ada aja yah. Makasih kalian udah datang kalau tidak ada kalian saya tidak tahu apa yang terjadi"

"Sudah tugas seorang pangeran untuk menyelamatkan tuan putri" bado kembali berulah dengan gombalannya yang ditanggapi tawa didi dan tiara.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro