Ini mimpi
Sore hari yang berwarna, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keindahan desa ini disore hari. Dimana matahari mulai terbenam untuk meninggalkan hari ini.
"See you tomorrow sun" salam perpisahan dari didi untuk sore hari ini. Didi yang berada di pinggir pantai sambil bersandar disalah satu pohon kelapa mulai memainkan gitarnya. Ini adalah kebiasaan didi disore hari. Didi tidak hanya rajin dan pintar, dia juga pandai bernyanyi dan memainkan gitar. Ratusan lagu telah ia ciptakan.
Jreng, jreng, jreng
Di hari ini
Aku memandangi
In..dah..di.. sore hari
Matahari
Bergegas tuk pergi
Tapi...ku coba menghalangi
Hanya sekedar tuk menikmati
Sinarmu.. terangi...
Jiwaku ini..
Tanpamu... hari ini
Tak warna warni...
Ohhhhh
Tring, jreng, jreng
Tring, jreng, jreng
Matahari
Bergegas tuk pergi
Tapi...ku coba menghalangi
Hanya sekedar tuk menikmati
Sinarmu... terangi...
Jiwaku ini...
Tanpamu... hari ini...
Tak warna warni...
Tak warna warni...
Tak warna warni...
Sore hari...
Hanya sekedar tuk menikmati
"Luar biasa... lagu bau ampah di?"
*Luar biasa... lagu baru lagi di?*
"Ahha pak imang, mumpung gak ada kegiatan!"
*iya pak imang, mumpung gak ada kegiatan*
Pak imang yang melihat didi sendirian berjalan menghampiri didi, kebetulan jaraknya sangat dekat dari rumah pak imang.
"Bapak boleh duduk disini di?"
"Boleh kok pak, kan gak ada tulisan dilarang duduk disamping didi? Hehe"
Pak imangpun ikut tertawa mendengarnya. "Didi, besok udah mulai masuk sekolah lagi kan?"
"Iya pak imang, didi juga udah bosan libur. Rindu suasana belajar"
"Emang cita - cita didi mau jadi apa?"
"Mau jadi power ranger pak! Hehe, bercanda pak imang" jawab didi sembari dua jarinya membentuk peace.
"Didi punya mimpi pengen keluar negeri, penasaran seperti apa suasana disana. Tapi ini cuman mimpi didi aja pak imang, boro - boro mau keluar negeri ke kota aja didi belum pernah"
"Sssttt.. jangn bicara begitu di. Mimpi itu target, jadi kalau kamu sudah punya mimpi berarti kamu sudah punya target. Kamu tinggal berusaha dan berdoa saja InsyaAllah pasti bisa!"
"Ta...pi..."
Belum sempat didi selesai berbicara, pak imang langsung memotongnya
"Nothing impossiblle, tidak ada yang tidak mungkin. Kata Allah kun fayakun terjadi maka terjadilah. Jangan cepat putus asa dulu di, kamu punya mamah yang terus mendoakanmu, kamu punya teman yang mendukungmu, kamu punya kami yang membanggakanmu. Kau anak yang cerdas, jangan sia - sia kan itu semua."
Didi terdiam, kata - kata pak imang membuat didi seakan punya harapan lagi. Sekarang didi seperti api yang tiba - tiba disirami minyak tanah merah membara.
"Terima kasih nasihatnya pak Imang. Tumben bijak hari ini"
Hari mulai gelap, matahari telah hilang dan bulanpun telah datang.
Didi pun pulang kerumahnya. Karena besok adalah hari senin maka didi memutuskan untuk tidur cepat.
________
Pagi itu sangat cerah, cuacanya juga sangat pas, tidak terlalu panas tidak terlalu dingin. Terlihat didi berlarian menuju gerbang sekolah.
"Hai pak Imang, how are you today?" Tanya didi yang hanya mampir sebentar lalu melanjutkan perjalanannya ke kelas.
"Iam fine boy!!" Teriak pak Imang kearah didi yang sedang berlari sambil melakukan DAB.
Yah, pak Imang adalah penjaga sekolah. Rumah pak Imang dengan sekolah kurang lebih 200 meter saja. Dan jarak sekolah dengan pantai 150 meter.
"Anak - anak hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur....." terang bu Puspa membuka obrolan dikelas. Namun Didi dan Bado terlihat tengah asik membahas sesuatu
"Hei do, kalau jarak kampung kita ke Jerman jauh nggak?"
"Kayaknya dekat di, kalau diliat dari peta terus diukur pake mistar kurang lebih 40 cm"
"Saya penasaran dengan suasana di Jerman, pengen kuliah disana do!"
"Kalau mau besok kita coba - coba kesana di, naik katinting bapakku. Mau?"
Bu Puspa yang melihat Didi dan Bado sedang asik cerita seketika memanggil mereka.
"Didi!! Bado!! Kalian berdua maju kedepan!!" Tegur bu Puspa
Didi dan Bado pun maju ke depan dengan kepala menunduk.
"Ayo ceritakan apa yang kalian cerita tadi!! Didi kamu deluan. Ayo!!"
"Taa..ta..di Didi bertanya sama Bado jarak dari sini ke Jerman bu" jawab Didi yang terus menunduk.
"Betul apa yang dikatakan Didi, do?"
"Be.. betul bu"
"Terus kamu jawab apa?"
"Saya bilang kalau diukur pake mistar jaraknya cuman 40 cm dari sini bu, terus saya ajak Didi kesana bu naik katinting bapak Bado. Kasihan Didi pengen sekali kesana bu" jawab Bado yang membuat suasana pecah. Semua murid bahkan bu Puspa tertawa mendengarnya.
Wajar saja Didi dan Bado tidak mengetahui negara - negara diluar sana, kota saja mereka belum pernah liat. Tv, handphone dan barang - barang elektronik lain mereka tidak punya. Bisa dibilang mereka menempati orang pertama dan kedua termiskin didesanya.
Bu Puspa masih terlihat tertawa namun sudah berkurang "Didi, Bado kalian boleh duduk"
"Anak -anak, jarak desa kita ke negara Jerman itu sangat jauh. Dari desa kita kekota saja sudah hampir 250 km" terang bu Puspa yang ingin memberi sedikit info.
2 jam pelajaran telah berlalu terlihat bu Puspa merapikan bukunya "Oh iya, ibu ambil waktunya sedikit yah. Sekedar informasi lusa akan diadakan seleksi olimpiade sejarah. Jadi, yang berminat besok bisa langsung ke ruang guru menghadap ke ibu. Oke? Wassalamualaikum"
"Waalaikumsalam bu" jawab semua siswa.
Setelah bu Puspa keluar, artinya jam istirahat telah tiba. Didi mengajak Bado ke tempat favoritnya. Yah, tidak lain tidak bukan adalah pantai.
"Didi kamu harus ikut lomba itu, lumayan loh kalau lolos bisa wakili kabupaten untuk lomba kekota"
"Bisa ke kota yah do?" Tanya didi dengan raut wajah penuh pengharapan
"Kata Tiara tadi sih begitu di. Kalau kamu lolos bilang ke bu Puspa yah kalau Bado asistenmu biar Bado bisa kekota juga di" gombal Bado dengan senyum khasnya.
Waktu istirahat telah habis, mereka kembali kesekolah lalu masuk kekelas untuk melanjutkan pembelajaran.
__________
Tidak terasa waktu telah berlalu dan ini waktunya untuk pulang.
"Didi, Bado!!!" Teriak Tiara yang berlari menghampiri Didi dan Bado
"Bentar malam kalian kerumah yah. Ada acara dirumahku, kalian wajib datang"
"Kalau urusan makan memakan pasti Bado datang. Apalagi ke istana tuan putri" gombal bado
"InsyaAllah yah Tiara, nggak bisa janji soalnya bentar malam adalah jadwal Didi mancing"
"Ahh gak asik kamu di" terlihat ekspresi Bado sedikit kecewa.
"Nggak papa di, kalau bisa kamu datang yah"
"Pasti kok Tiara".
Maaf untuk sekarang lagi belum mengupdate cerita INI BUKAN MIMPI soalnya lagi mengerjakan novel ke 2 dulu. Biar selesai bisa barengan. Thanks 😊
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro