Chapter 04 - Breaktrough
Blaaarrr...!!!
Duaaar—!!
Grraaaaakkhh!!!
Saat ini, tepat di tengah-tengah gelapnya Hutan Terlarang yang dingin dan berkabut.
"Sial..."
Di antara badai yang sedang mengamuk liar di langit kelabu, pertarungan sengit lainnya yang sedang terjadi di tempat itu, juga sama sekali tidak kalah kacaunya dengan apa yang terlihat.
Grreaaaahh!!
Jika ada orang yang dapat menyaksikan hal ini, mereka pasti akan sangat terkejut hingga lupa menutup mulut mereka.
Khhiieeekh!!
Blaaarrrr!
Kraaaak... kraaak.. kraaakk!!
Booom!!!
Sengitnya pertarungan yang terjadi itu, bahkan sampai berhasil untuk menyebabkan tumbangnya salah satu pohon di Hutan Terlarang (yang dimana ukurannya sendiri tidak dapat klasifikasikan sebagai 'normal'). Dari fakta ini saja, sudah bisa diketahui dengan jelas betapa intensnya pertarungan yang terjadi itu.
Blaarrr!!!
Namun, jika ada hal yang paling mengejutkan dari pertarungan itu, maka tanpa ada keraguan lagi, itu adalah apa yang sedang bertarung pada saat ini.
"...."
Salah satunya adalah manusia. Dia masih seorang pemuda, yang bahkan mungkin hanya berumur sekitar 17-18 tahun. Penampilan dan kehadirannya mungkin tak terlalu mengesankan .... Namun, jika ada yang melihat bagaimana pemuda itu menghindari setiap serangan yang terus datang satu per-satu, maka bahkan orang bodoh sekalipun akan langsung mengetahui bahwa dia sangat terampil.
Grrraaaahhh!!!
Brraaakkk!
Tepat di belakangnya, yang terus mengejar dan menyerangnya sejak tadi, adalah apa yang mungkin bisa disebut sebagai 'Pasukan Neraka'.
Makhluk itu memiliki ciri-ciri yang sangat mengerikan hingga dapat membuat orang pingsan ketika menatapnya. Tak hanya itu, totalnya ada puluhan, dan setiap darinya dipenuhi oleh kekuatan serta keganasan yang sangat besar.
Pemandangan ini, bahkan jika dilihat dari jauh akan membuat orang merinding. Tentu saja, bagaimana mungkin ada orang yang bisa bersikap biasa ketika melihat puluhan dari Dark Orc yang sangat mematikan sedang mengejarmu dengan marah seperti itu? Bahkan untuk para Petualang yang berperingkat [Silver], yang juga cukup terkenal dengan pengalaman bertarung mereka yang hebat, setidaknya akan lari untuk hidup mereka. Tak perlu dikatakan lagi untuk orang lain pada umumnya. Orang biasa tentu takkan berani untuk menghadapi mimpi buruk seperti itu, kecuali jika kepala mereka telah rusak atau terbentur dengan keras oleh sesuatu.
Ghhrrieeeehh!!
Meskipun begitu, Seth—orang yang sedang berhadapan dengan situasi macam itu, sayangnya juga bukan orang biasa.
Untuk soal berhadapan dengan monster, itu sudah cukup sering terjadi baginya.
Dan faktanya, itu memang suatu hal yang wajar.
Hasil dari bertahun-tahun pengalamannya ketika dia terus berlatih dengan keras tanpa henti di Hutan Terlarang sama sekali tidak bisa di anggap remeh. Pada suatu waktu, pemuda itu bahkan telah pernah berhadapan dengan lautan ribuan Demonic Beast yang terus menyerangnya tanpa henti. Walaupun dia mungkin nyaris kehilangan nyawanya pada saat itu, namun Seth masih tetap dapat keluar dari situasi mematikan itu, dan bahkan sampai menghabisi setengah jumlah monster yang menyerangnya.
Dan walau mungkin Dark Orc sangat mengerikan hingga tak dapat dibandingkan dengan Demonic Beast, namun itu tetap bukan masalah yang terlalu sulit untuk dihadapi oleh Seth.
Ya, itu benar...
Setidaknya, segalanya akan berjalan jauh lebih mudah, jika saja dia tak sampai kehilangan senjatanya tadi.
"Cih..."
Kembali lagi pada beberapa waktu yang lalu...
Itu terjadi saat dia menghabisi Dark Orc yang ke-5. Saat Seth terus menghadapi serangan yang datang tanpa henti, pemuda itu masih menggunakan cara yang sama seperti yang dia gunakan saat menghabisi Dark Orc yang pertama. Namun, sayangnya, dia membuat sebuah kesalahan kecil. Dia masih terlalu meremehkan jumlah musuhnya. Setelah dia selesai membunuh satu, lima akan datang menyerangnya, dan saat ketika dia baru saja selesai menghabisi kelimanya, puluhan lainnya pun akan menerjangnya lagi. Itu sangat menyusahkan, dan Seth curiga bahwa jika dia harus menghadapi semuanya, maka itu tidak akan ada habisnya.
Menghadapi situasi tanpa pilihan itu, Seth tidak punya pilihan lain selain lari menghindar, dan terus menghabisi puluhan Dark Orc itu satu per-satu. Terlebih lagi karena besi tua yang digunakannya kini telah berada dalam kondisi yang semakin parah, maka hanya itu saja yang bisa dilakukannya.
Untuk beberapa menit pertama, situasinya masih berjalan lancar dan sesuai dengan perkiraannya. Namun, semakin lama jumlah Dark Orc yang terus berdatangan malah terus bertambah, tanpa menunjukkan adanya tanda-tanda pengurangan. Dan meski kelihatannya Seth masih berada di atas angin, namun dialah yang paling tahu bahwa situasi saat itu bisa berubah kapan saja. Semakin lama, dia pasti akan mendapati kesulitan saat mulai terpojok dalam jumlah.
Menjaga konsentrasi tinggi saat terus menangkis dan menghindar dalam waktu yang sangat lama adalah hal yang benar-benar sulit untuk dilakukan, tidak peduli seberapa mahir seseorang di dalam bidang itu.
Hal ini juga berlaku pada Seth. Terlebih lagi karena dia harus bertarung dalam jarak pandang yang sangat terbatas, yang sudah pasti akan sangat menyusahkan. Mungkin, tidak akan berlebihan jika mengatakan bahwa apa yang telah dilakukannya sejak tadi itu sebagai sebuah keajaiban kecil.
Namun, keberuntungannya juga pasti akan habis...
Setelah satu setengah jam, jumlah 'makhluk sialan' yang sejak tadi terus mengejarnya itu ternyata masih bertambah. Seth tidak bisa tidak mengutuk ketika melihat hal itu. Sebagai manusia biasa yang memiliki tenaga terbatas, dia mulai merasa lelah. Walaupun mungkin dia jauh lebih banyak merasakan repot, namun itu tidak bisa dihindari. Jarak antara dia dan kawanan buas itu pun telah semakin menyempit.
Situasinya saat itu seperti seluruh kesulitan yang dihadapinya terus bertambah seiring berjalannya waktu. Seth pun mulai mendapati masalah. Jika sebelumnya, dia masih dapat menghindari setiap serangan dengan sempurna, tapi saat ini, dia bahkan tidak dapat menghindari situasi dimana bajunya mendapat beberapa sobekan baru.
Intensitas serangan yang mengarah padanya semakin meningkat. Dan ketika bertarung selama dua jam lebih, saat itu, dia akhirnya mendapat situasi yang tersulit ...
Itu adalah serangan tiga arah yang datang pada saat hampir bersamaan. Terlebih lagi, masing-masing mengarah pada bagian fatal di tubuhnya.
Situasi Seth saat itu seperti sedang berjalan di atas sebuah tali, setiap kesalahan kecil yang pemuda itu lakukan akan dapat berakibat kematian.
Kegagalan tidak diperbolehkan dalam hal ini. Jika tidak, maka konsekuensinya akan sangat menakutkan.
Karenanya, itu adalah situasi yang mengatakan do-or-die!
Dalam situasi putus asa itu, Seth pun menggertakkan gigi. Dia lalu menguatkan tekadnya, kemudian melompat sekuat tenaga!
Whoooosh...!
Ketiga cakar tajam itu masih mengikutinya, membuat suara berdengung seolah-olah sedang mengiris udara.
Dalam momentum singkat yang terasa seperti keabadian itu, Seth mengayunkan tangan kanannya. Dia lalu melempar batang besi tua tersebut hingga menusuk tepat di mata merah salah satu Dark Orc, menyebabkannya meraung dan akhirnya tumbang, serta bahkan membuat puluhan Dark Orc lain di belakangnya terhambat, jatuh dan terguling.
Namun, Seth masih belum bisa merasa santai, karena di saat yang sama, dua serangan yang tersisa hanya tinggal berjarak kurang dari satu meter darinya.
Tanpa mengedipkan mata, pemuda itu memutar tubuhnya di udara dengan kecepatan yang mengagumkan. Kakinya pun menendang salah satu cakar tajam yang ingin menusuknya dari kiri, membuat lintasannya berubah dan akhirnya saling menyerang satu sama lain.
Grraaaakhh!
Bruuk..! Bruuk! Bruuakkk!!
Kejadian itu membuat jumlah Dark Orc yang jatuh dan saling menabrak semakin meningkat. Namun, meskipun begitu, mereka kelihatannya tetap tidak ingin berhenti untuk mengejarnya, dan malah terlihat semakin marah.
Melihat hal itu, Seth hanya menghela nafas tenang. Dia memang telah memperkirakan situasi seperti ini bahkan sejak beberapa menit yang lalu.
Sejak awal, dia tidak pernah berpikir bahwa semua ini akan berjalan dengan mudah.
Dan sekarang ... tampaknya perkiraannya itu telah terbukti dengan benar.
Sepertinya dia tidak diberikan pilihan tambahan selain berlari dan menerobos hutan. Untungnya, Seth sudah memperlebar jarak tadi, sehingga kesulitannya telah cukup berkurang. Namun, cukup disayangkan ketika mengingat bahwa dia baru saja kehilangan senjata satu-satunya. Meskipun begitu, Seth tidak menyesalinya, karena kalau tidak, dia mungkin akan gagal menghindar jika tidak melemparnya tepat waktu.
Seth pun berbalik dan berlari, membiarkan puluhan 'Pasukan Neraka' di belakangnya mengejar dengan susah payah.
Dan ... itulah yang telah terjadi hingga sampai sekarang.
Saat ini, Seth telah lupa berapa lama dia berlari, atau seberapa jauh dia pergi di dalam hutan itu. Dikarenakan kabut yang terlalu tebal pula, dia saat ini bahkan tidak bisa memastikan lokasinya. Sepertinya, peristiwa alam ini diakibatkan oleh hujan yang sedang mengguyur deras, hingga membuat kelembapan di Hutan Terlarang semakin bertambah dan membuat kabut menjadi semakin pekat. Namun Seth tak ingin untuk terlalu memikirkan hal itu. Dia saat ini tidak memiliki kondisi untuk melakukannya, jadi dia hanya mengesampingkan masalah ini. Lagipula, dia tidak bisa mengubahnya. Apa yang paling penting baginya saat ini adalah untuk terus berlari dan berlari.
Pada saat ini, pemuda itu bahkan terlalu sibuk hingga tidak dapat untuk menoleh ke belakang. Jika tidak, maka dia mungkin dapat menyaksikan 'Tsunami Hitam', yang akan membuat kulit kepala orang menjadi mati rasa ketika melihatnya, sedang mengejarnya dengan penuh semangat.
Namun, meskipun dia tahu, dia mungkin tidak akan peduli. Seth tidak butuh hal lain yang hanya dapat membuatnya terganggu. Apa yang paling dibutuhkan olehnya saat ini, adalah analisis yang tenang dan akurat: 'Baiklah, untuk yang pertama, jika menilai dari kondisiku saat ini, maka aku paling lama mungkin hanya akan mampu bertahan dalam dua jam. Ini adalah batasanku .... Namun, untungnya, selama ini aku belum pernah melewati daerah yang memiliki tekanan gravitasi tinggi. Jika tidak, jangankan satu jam, aku mungkin bahkan tidak bisa bertahan hanya dalam puluhan menit ....'
Tak seperti tempat-tempat lain yang memiliki energi mana yang tersebar secara rata dan teratur, energi mana di Hutan Terlarang hanya bisa digambarkan dengan satu kata: Kacau! Ini seperti yang bisa dibayangkan, ada beberapa tempat di Hutan Terlarang yang memang kadang memiliki energi mana yang kuat, ataupun yang lebih lemah ... ini sungguh jauh berbeda apabila dibandingkan dengan tempat-tempat biasa pada umumnya. Entah apa penyebab dari dislokasi aliran mana ini, namun itu memang fenomena alam yang terjadi di hutan itu. Bahkan, di beberapa titik lokasi khusus terkadang tak sedikitpun memiliki energi mana sama sekali, sementara di beberapa titik lainnya memiliki energi mana yang sangat tinggi, hingga menyebabkannya terkonsentrasi pada tekanan yang ekstrim.
Seperti yang telah diketahui, energi mana alam sangatlah berbeda dengan energi mana murni, yang dapat diolah dengan sangat mudah oleh tubuh lemah para penyihir. Energi mana yang berasal dari alam jelas jauh lebih kuat, dan juga beragam. Tentu saja, karena mana alam adalah energi yang sangat kuat, maka jika energi itu terkumpul hingga pada tingkat tertentu, itu bisa saja mempengaruhi alam sekitarnya serta menimbulkan fenomena alam yang tidak biasa. Salah satu dari contohnya adalah peristiwa terdistorsinya gravitasi pada suatu tempat, atau timbulnya 'Mana Ambient' - yaitu cahaya aurora berwarna-warni yang menunjukan betapa padatnya energi mana di tempat itu, hingga wujudnya bahkan dapat terlihat langsung oleh mata telanjang.
Untungnya, Seth masih belum mendapati tempat seperti itu di hutan ini. Jika tidak begitu, maka situasinya mungkin akan berubah menjadi adu stamina antara dia dan puluhan makhluk buas yang marah. Meskipun gravitasi itu juga akan cukup berpengaruh pada Dark Orc, namun Seth tidak cukup yakin untuk menyamakan kekuatan para monster gila itu dengannya. Lagipula, jika sekali melakukan kesalahan, maka pasti akan sudah akan sangat terlambat untuk menyesalinya.
'Untuk yang kedua, tampaknya jumlah Dark Orc saat ini telah berhenti bertambah. Akhirnya, ini memang sebuah kabar baik yang datang setelah beberapa waktu panjang berlalu. Tapi ....' Untuk pertama kalinya, Seth pun mulai menoleh ke arah belakangnya. 'Mereka memang telah berhenti bertambah, namun ... sekarang jumlahnya pasti ada lebih dari seratus!'
Melihat gerombolan makhluk humanoid di belakangnya itu, bahkan Seth yang biasanya terlihat sangat tenang mulai tampak serius saat mengerutkan keningnya.
Namun, di saat yang sama pula ...
Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggerutu:
"Hei, ayolah! Untuk apa kalian berkumpul seperti ini? Ingin memulai perang? Baiklah, aku mengerti, tapi tolong jangan libatkan aku dalam semua ini. Aku hanyalah tipe orang yang suka kebebasan namun paling benci dengan masalah ataupun konflik ... jadi, kusarankan untuk tenang, dan mari selesaikan ini dengan negosiasi!"
Blaaaarrr!!!
Tidak ada yang lain, yang menjawabnya adalah serangan cakar tajam yang sekali lagi meruntuhkan satu pohon yang berada tepat di belakangnya. Jika terlambat menghindar satu detik, Seth mungkin akan langsung kehilangan kepalanya.
"Cih, dasar tirani ..." Meskipun di dalam situasi seperti ini, pemuda itu masih tetap tidak kehilangan ketenangannya. Dia pun terus berpikir:
'Untuk yang terakhir, dan yang paling penting ... adalah alasan mengapa Dark Creatures seperti mereka ada di tempat ini.' Benar, ini adalah hal yang terasa paling mengganggu baginya. Sebagai orang yang telah tinggal selama bertahun-tahun di salah satu perpustakaan paling lengkap di seluruh Kota Nörph, Seth tentu saja memiliki wawasan yang sangat tinggi, terlebih lagi jika itu untuk informasi dari berbagai jenis monster. Berdasarkan dari pengetahuan dan ingatannya yang kuat, setelah memikirkan masalah ini kembali, Seth pun sampai pada kesimpulan bahwa apa yang terjadi ini cukup tidak masuk akal.
'Dark Creatures adalah makhluk yang hanya bisa di temukan di tempat dengan intesitas energi kegelapan yang sangat tinggi. Dan tanpa energi kegelapan ini, Dark Creatures hanya akan kehilangan kekuatannya, atau setidaknya, mereka pasti akan segera mati. Selanjutnya, meskipun Hutan Terlarang sangat terkenal sebagai salah satu dari Sebelas Zona Berbahaya, serta dihuni oleh Demonic Beast yang nyaris tak terhitung jumlahnya, namun hutan ini bukanlah sebuah tempat yang memiliki energi kegelapan yang cukup tinggi. Harusnya, kemungkinan dari munculnya Dark Creatures di tempat ini hampir mustahil. Tapi ... mengapa mereka sekarang malah muncul di sini, dan terlebih lagi, dengan jumlah yang menakutkan?'
Tentu saja, Seth memiliki beberapa hipotesanya sendiri:
'Apakah ada suatu tempat khusus di dalam Hutan Terlarang ini yang sama sekali tidak kuketahui ... dan di tempat itu menyimpan energi kegelapan yang besar? Tidak, ini tidak masuk akal. Jika memang begitu, mengapa mereka harus meninggalkan tempat itu, dan berada di sini?' Dark Creatures adalah jenis makhluk yang tidak mungkin akan meninggalkan habitatnya. Jadi, kemungkinan untuk situasi ini sangatlah kecil.
'Atau, apakah mereka berasal dari tempat lain? Jika memang begitu, maka dari mana? Tidak ada lagi tempat lain di benua utara yang memiliki energi kegelapan yang cukup tinggi. Untuk yang paling dekat, maka mungkin itu adalah Death-Ends Cliff, salah satu dari Sebelas Zona Berbahaya yang ada di benua timur. Namun ... jarak antara tempat itu dengan Hutan Terlarang adalah ratusan juta kilometer. Jadi, sepertinya kemungkinan ini juga akan dihilangkan.'
Kedua perkiraan itu juga masih gagal menjelaskan dengan tepat alasan dari kemunculan puluhan Dark Orc di Hutan Terlarang. Oleh karena itu...
'Hanya ada satu kemungkinan terakhir. Tapi...' Alis dan sudut mata Seth sedikit mengernyit ketika memikirkan apa yang ada di pikirannya. 'Aku benar-benar berharap bahwa semua itu hanya perkiraanku saja ...'
Kemungkinan terakhir ini, mungkin adalah yang paling konkrit dan juga yang paling masuk akal di antara penjelasan-penjelasan yang ada. Namun, jika hal itu memang benar, maka Seth curiga bahwa akan ada suatu hal mengerikan yang mungkin akan terjadi nantinya.
"Baiklah, sebaiknya berharap bahwa semua ini hanya sebuah kebetulan belaka... Hm?"
Tepat ketika Seth sedang berlari, dia baru saja menyadari bahwa lingkungan di sekitarnya mulai berubah.
Jika sebelumnya, dia hanya bisa melihat pepohonan ataupun tumbuhan rimbun, maka kini, dia mulai dapat melihat beberapa formasi batu yang cukup besar. Walaupun ukurannya bervariasi, namun yang terkecil saja sudah hampir seperti sebuah rumah kecil. Bongkahan bebatuan besar ini tersebar di berbagai tempat yang acak, dan nyaris membuat topografi di sekitarnya menjadi sebuah labirin yang terbentuk secara alami.
"Susunan bebatuan?" Sebuah ide cemerlang melintas di kepala Seth pada saat itu juga: "Kurasa, aku bisa menggunakannya untuk melepaskan diri dari pengejaran yang melelahkan ini ..."
Dengan kata-kata itu, Seth mulai menetapkan tujuannya.
Untuk menghadapi pengejaran dari kelompok yang besar, cara yang paling efektif untuk bisa memisahkan diri dari mereka adalah melarikan diri ke sebuah tempat yang memiliki ruang terbatas.
Dan tempat di mana Seth berada saat ini, adalah yang paling cocok untuk menjalankan rencananya itu.
Seth pun terus berlari dan menambah kecepatannya, memancing para Dark Orc agar terus mengejarnya hingga masuk ke dalam labirin batu.
Tentu saja, ketika melihat buruan mereka semakin menjauh dengan cepat, gerombolan Dark Orc itu menjadi semakin marah. Tanpa keraguan lagi, para Dark Orc itu pun mulai mengejar Seth dengan cepat ... dan secara perlahan namun pasti, mereka mulai jatuh dalam jebakan.
Menoleh ke belakang, Seth merasa sedikit tenang ketika melihat rencananya berhasil. "Baiklah, ayo lakukan ini."
Ketika itu, Seth terus berlari hingga dia mencapai dekat dari batu besar.
Itu adalah sebuah batu granit yang besar dan menjulang cukup tinggi; sebuah batu tunggal yang berwarna abu-abu kusam yang juga tampak sangat kuno.
"...."
Berpikir bahwa itu akan menjadi lokasi yang tepat, Seth pun mulai mengurangi sedikit kecepatan larinya.
Grreaaaaahhh!!
Melihat bahwa buruan mereka telah melambat, Dark Orc yang masih terus mengejar menjadi semakin riuh saat melihat itu! Monster-monster itu kemudian mengejarnya dengan cepat, dan segera melompat tinggi untuk menerkam 'mangsa' mereka.
Namun, di saat jeda singkat ketika mereka masih berada di udara, Seth pun mulai beraksi.
Mengandalkan seluruh otot kakinya sebagai pegas, Seth, yang sebelumnya masih terlihat seperti mangsa tak berdaya itu, melesat ke kiri dengan kecepatan yang tak terlukiskan. Ketika puluhan dari cakar-cakar tajam itu hampir saja menjangkaunya, Seth benar-benar berhasil menghindar dengan jarak setipis kertas!
Grraaaaakhh!!
Pada saat ketika Dark Orc itu mencapai tempat di mana Seth berdiri sebelumnya, mereka hanya mendapat sedikit ujung dari bayangannya. Karena gagal mendapatkan mangsanya, Dark Orc, yang telah melompat dengan penuh semangat itu, akhirnya malah membentur batu besar di depan mereka dengan suara yang mirip ledakan keras.
Booom!!
Jika dilihat dari jauh, orang akan dapat menyaksikan kepulan debu yang melonjak cukup tinggi ke udara.
Traak...! Tratakk...!!
Pada saat yang sama, batu besar yang menjulang tinggi itu, yang posisinya tak pernah berubah selama ratusan tahun, secara perlahan mulai runtuh.
"Tak kusangka, ini jauh lebih mudah dari yang kuharapkan." Berbalik ke belakang, Seth pun menyaksikan hasil kemenangan dari perbuatannya.
Sebelumnya, Seth baru saja melompat masuk ke dalam lubang di antara sudut dua batu yang saling berhimpitan. Dan berkat hal ini pula, gerombolan Dark Orc yang mengejarnya itu mengalami hambatan yang cukup besar, membuat pemuda itu bisa melarikan diri dengan aman dan tanpa harus terluka sama sekali. Tentu saja, di saat kondisi para Dark Orc itu sedang berada dalam kekacauan, pemuda itu telah meninggalkan jarak yang signifikan.
Meskipun begitu, Seth masih tetap berlari dan memperlebar jarak dengan para Dark Orc. Dia sama sekali tidak ingin membuat satu kesalahan, walau sekecil apapun itu. Akan jauh lebih aman untuk terus berhati-hati daripada berada dalam bahaya tanpa adanya pengawasan yang tepat. Karena itu, Seth pun terus berlari dan menjauh, meninggalkan hanya suara gemuruh keras di belakangnya, yang diakibatkan oleh jatuhnya batu besar yang sebelumnya telah runtuh dan akhirnya mulai menghantam tanah.
"Dan sekarang, aku hanya harus segera menjauh dari sini— Eh?"
Namun ... ketika Seth baru saja menambah jarak sekitar seratus meter, dia sekali lagi merasakan keanehan di sekitarnya: 'Tunggu dulu, apa ini?' Dengan waspada, pemuda itu berpikir dalam hati.
'Mengapa ... pergerakanku rasanya telah sedikit dibatasi?' Namun sayangnya, ketika Seth mulai menyadari keanehan itu, dia telah sedikit terlambat....
Semua itu terjadi saat dia sedang ingin mengambil satu langkah selanjutnya.
Gruuuuunggg....!
"...!"
Seth merasa seolah-olah sebuah bukit kecil tiba-tiba muncul di atasnya, tekanan yang tak terlihat itu terus menekan tubuhnya, dan membuat pergerakannya makin melambat. Karena hal ini pula, Seth hampir saja kehilangan keseimbangannya.
"A..pa?!"
Dengan salah satu matanya yang masih tertutup, Seth pun mulai memperhatikan lingkungan di sekitarnya.
Dia merasa seolah-olah baru saja memasuki dunia yang sama sekali berbeda!
Di tempat itu, dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan leluasa. Bahkan untuk bernafas pun cukup sulit. Udara di sekitar tempat itu seperti memadat dan membeku, mengubah tekanan di sekitarnya menjadi seperti berada di kedalaman air yang dalam. Telinganya berdengung, dan matanya hampir kehilangan fokusnya. "Sial, ini ..." Dengan cukup bersusah payah, Seth pun berusaha mengangkat untuk kepalanya, melihat ke atas.
"Jangan-jangan ... ini...." Seth pun berhasil melihat ke atas. Namun, pemandangan yang dilihatnya itu, juga seketika membuat pupil matanya menyusut.
Tersembunyi di dalam kabut, adalah tarian cahaya indah. Itu berwarna-warni, dan terlihat sangat spektakuler .... Namun sebenarnya, di balik seluruh keindahannya itu, tersembunyi segudang ancaman yang mematikan.
"Mana Ambient!"
Tentu saja, sebagai orang yang sangat sering berada di dalam Hutan Terlarang, Seth telah sangat mengetahui apa arti fenomena itu. Pemuda itu memang telah cukup sering melihat, ataupun menemui fenomena abnormal ini. Namun, hanya satu inilah yang paling besar, serta yang paling mengerikan di antara fenomena Mana Ambient lain yang telah pernah ditemuinya.
'Ini buruk...'
Tatapan mata Seth segera berubah serius: "Aku harus segera keluar dari tempat ini!" Dia telah memutuskan pada saat itu juga.
Namun, tepat ketika dia baru saja ingin untuk mengambil langkah mundur...
Grrreaaaahhhh!!!
Suara raungan keras yang menakutkan terdengar dari jauh. Dan semakin lama, itu sepertinya semakin mendekat ke arahnya!
Tentu saja, Seth cukup tahu bahwa itu adalah hal yang buruk.
"Apa?!" Dia sedikit terguncang. "Bukankah, semua makhluk itu bergerak terlalu cepat!?" Seth nyaris tidak bisa mengerti dengan apa yang terjadi. Sebelumnya, dia yakin telah berada cukup jauh dari kawanan Dark Orc itu. Dan seharusnya, mereka akan butuh setidaknya beberapa menit untuk dapat segera mengejar ketertinggalan.
Namun sepertinya, semuanya tidak berjalan sesuai dengan perkiraannya. Kekuatan Dark Orc yang mengerikan itu sekali lagi telah berhasil mengejutkannya. Dalam situasi ini, Seth harus segera mengambil pilihan. Dia tahu, bahwa di setiap detik ini adalah saat-saat yang paling kritis. Sedikit saja kesalahan, maka dia bisa berakhir dengan tragedi.
'Baiklah. Tenang, dan pikirkan apa yang harus kulakukan.' Seth tenggelam dalam pikirannya. Dia saat ini sedang mencoba untuk memperkirakan langkah apa yang harus dia ambil berikutnya. Dan pada saat dia berpikir keras, pemuda itu bahkan nyaris dapat mendengar deru kalkulator di dalam kepalanya saat ia mencoba untuk mensimulasikan bayangan yang ada di pikirannya. Setiap ada kesalahan dalam pilihannya, itu akan segera dievaluasi.
Tetap bersikap tenang, dan terus berpikir secara logis. Ini adalah apa yang selalu dilakukan Seth ketika sedang berada dalam kesulitan. Berpikir dan terus berpikir .... Hanya itulah satu-satunya cara agar orang bisa mendapatkan jalan keluar yang terbaik.
Namun di saat yang sama ketika Seth sedang memikirkan cara agar dapat keluar dari situasi ini, pemuda itu baru saja menyadari satu hal lain yang sangat penting, namun ... di saat yang sama, juga terasa sangat aneh:
Entah mengapa, dia sepertinya hanya dapat merasakan sedikit ancaman atau bahaya dari situasi saat ini.
Meskipun perasaan krisis akan bahaya itu masih tetap ada dalam dirinya—dan itu terasa semakin kuat seiring berjalannya waktu, namun perasaan itu terasa sangat kabur. Ini seolah-olah bagaikan rasa samar akan bahaya itu telah semakin menjauh .... Itu terasa seperti ... ketakutan itu, sejak tadi terus terbayangi oleh sesuatu yang lain....
Dan itu ... adalah firasat buruk!
Saat ini, sebuah firasat buruk yang sangat kuat menyeruak dari dalam benak Seth. Dia seperti bisa merasakan bahwa akan ada suatu hal buruk yang akan datang. Ini terasa seperti ... sebuah pertanda dari datangnya suatu peristiwa besar, yang mungkin akan benar-benar mengubah hidupnya!
Ini memang terdengar cukup aneh ... namun perasaan itu benar-benar nyata.
Bahkan ... rasa kecemasan itu mulai semakin bertambah besar seiring berjalannya waktu!
"...." Merasa bahwa semua ini tidak normal, Seth pun sontak mengerutkan keningnya.
Selama ini, pemuda itu selalu mempercayai firasatnya. Walau entah sudah berapa kali Seth berhadapan dengan situasi yang mengancam nyawa, namun dia akan selalu berhasil selamat dari semua itu hanya dengan berkat dari intuisinya yang kuat.
Dan saat ini, perasaannya sedang menjeritkan sinyal berbahaya. Dia jelas tidak akan berani meremehkannya.
Namun, tepat di saat pemuda itu sedang ragu atas tindakan apa yang harus dia ambil, hal itu mulai terjadi ...
DEG..!
"...!"
--Apa?
Mata Seth sedikit melebar.
DEG...!!
Tubuh dan pikiran Seth tersentak saat sensasi aneh itu kembali memasuki dirinya.
DEG! ... DEG! ...
--Perasaan ini...
Seth meremas dadanya saat jantungnya tiba-tiba berdetak dengan keras.
DEG! ... DEG! ... DEGG!!
Sangat keras, hingga dadanya terasa sakit.
"A, apa yang terjadi!?" Seth bisa merasakan pikirannya berputar. Perasaannya terasa kacau. Waktu dunia seolah melambat baginya. Semua itu seakan-akan dirinya telah dilemparkan dalam suatu kekacauan yang mutlak, seluruh pikirannya bergemuruh dengan intensitas luar biasa!
"Sial...!" Seth menggelengkan kepalanya. Dia terus berusaha untuk menghilangkan pikiran itu dari benaknya, namun pemuda itu terkejut saat mengetahui bahwa dia tak bisa.
Perasaan itu seperti berasal dari alam bawah sadarnya. Nalurinya! 'Apa ... ini?!'
Seth bisa merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya. Deru nafasnya pun kini terdengar berat—sangat tersengal-sengal hingga seluruh tubuhnya bahkan gemetaran. Tak peduli seberapa keras usahanya untuk mencoba menenangkan diri, namun dia ... tetap saja, terengah-engah ketika menghadapi semua itu. Lalu, kemudian, di saat Seth tenggelam dalam kebingungannya, pemuda itu tiba-tiba saja mengalihkan perhatiannya ke depan ... tepat pada satu daerah Hutan Terlarang yang terselimuti oleh tebalnya kabut putih abadi.
Baru saja, Seth merasakan sesuatu yang aneh. Itu terasa seperti jiwanya telah beresonasi terhadap suatu panggilan. Satu perasaan aneh itu terasa seperti campuran dari sebuah hasrat, obsesi, dan mungkin kerinduan atau bahkan harapan! Seluruh pikirannya telah dipelintir oleh perasaan yang tidak dapat dijelaskan itu, dan bahkan Seth tak mampu untuk mengendalikan badai itu agar tidak mengamuk dengan liar di dalam dirinya.
"...." Pada saat ini, pemuda itu bahkan telah lupa untuk berpikir. Dia telah lupa bahwa saat ini dia masih berada dalam keadaan yang berbahaya. Dia lupa tentang ratusan Dark Orc ganas yang tiba-tiba muncul di Hutan Terlarang, ataupun bahwa dia saat ini masih terjebak dalam area mematikan dari 'Mana Ambient' terbesar yang pernah dia lihat di dalam hidupnya. Pemuda itu seolah-olah menjadi sangat tidak berdaya ketika lautan kesadarannya seperti telah benar-benar terguncang.
Untuk sesaat, mata Seth mulai kehilangan kejernihannya. Dia seperti tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri lagi. Kemudian, dengan tatapan matanya yang kosong, pemuda itu mengulurkan tangan kanannya ke arah depan, seolah-olah dia sedang berusaha untuk menjangkau apa yang ada jauh di depannya - suatu hal yang sangat penting baginya; sesuatu yang harus dia dapatkan pada saat itu juga ....
Suatu hal penting, yang masih terus memanggilnya sejak tadi...
Itu adalah 'sesuatu' ...
Yang ada di balik kabut tebal itu...!
DEG! ... DEG! ... DEGG!! ...
Ba-dump!, Ba-dump!, Ba-dump ...
Ba-dump!, Ba-dump!, Ba-dump!, Ba-dump! Ba-dump ... !!!
.........................
Grraaaaaaahhhh!!!
"Hhh!" Namun, tepat ketika Seth terlihat seperti tidak dapat sadar kembali, serangkaian raungan keras yang berasal dari belakang sontak membangunkannya dari keadaan itu. "A-apa ... apa yang baru saja terjadi?" Seth berkata sambil memegangi kepalanya, pemuda itu sedikit mengernyit karena pikirannya masih agak terasa sakit dan kacau.
Kemudian...
Seolah menjawabnya, raungan keras yang berisi niat membunuh sekali lagi terdengar di telinganya.
"...!!"
Sampai di sini, tidak mungkin bagi pemuda itu untuk tidak bisa mengetahui hal buruk apa yang sedang terjadi:
"Sial, mereka telah mengejar!"
Ketika Seth mendengar raungan itu, dia pun sadar bahwa telah lengah saat perasaannya jatuh ke dalam kondisi yang aneh itu sebelumnya.
Dan di saat ketika Seth sedang kehilangan kendali atas dirinya sendiri, itu seperti membukakan pintu kesempatan bagi Dark Orc ganas untuk segera mengambil kesempatan dan mengejarnya.
"Sial, apa yang baru saja kulakukan!?"
Mengetahui semua hal ini, pemuda itu nyaris mengutuk dirinya sendiri.
Dia biasanya adalah orang yang selalu bertindak sangat berhati-hati dalam segala hal ... namun barusan, apa yang dilakukannya itu ... adalah sebuah kesalahan besar yang bisa saja membuatnya kehilangan nyawa!
Dan sekarang, dia terjebak oleh dua sisi dari tembok raksasa yang mungkin dapat membunuhnya kapan saja. Satu adalah sebuah daerah yang memiliki tekanan gravitasi menakutkan, yang bahkan tingkat penindasannya jauh lebih besar dari apa yang pernah ditemuinya selama ini. Di sisi lain, adalah seratus 'Pasukan Neraka' ganas yang benar-benar ingin mencabik setiap inci dari daging dan tulangnya.
Bagaimanapun Seth menilai, dia tetap tidak dapat menemukan jalan keluar yang terbaik dari situasi itu.
'Kalau seperti ini, aku hanya bisa bertaruh!' Sambil menggertakkan giginya, Seth pun dengan segera mengambil langkah maju.
Pemuda itu telah memutuskan untuk berjalan ke arah depan. Dia memilih untuk melewati zona yang telah terdistorsi Mana Ambient, dan akan menerobos menembus kabut tebal itu!
Tentu saja, di balik keputusannya, Seth juga mempunyai alasan yang logis:
"Area dengan tekanan energi mana ekstrim ini biasanya tidak terlalu luas. Batasnya pasti tidak akan jauh dari sini!" Suatu titik daerah yang tekanan gravitasinya telah terdistorsi oleh aliran mana biasanya memiliki ruang lingkup yang kecil. Untuk perumpamaan sederhana, itu seperti pusat atau mata dari sebuah badai. Cukup dengan keluar dari pusatnya, maka kau akan terbebas dari tempat itu.
Namun tentu saja, ada alasan lain yang juga dapat mendukung keputusannya ....
Seth tahu, bahwa jika saja dia harus menghadapi kawanan Dark Orc itu, dia tidak akan mendapat kesempatan. Berusaha untuk mencoba melawan ratusan monster berperingkat tinggi hanya dengan seorang diri adalah ide percobaaan bunuh diri yang buruk. Sejak awal, pemuda itu tidak punya pilihan lain selain mencoba peruntungannya.
"Tapi ... apa yang barusan itu?" Seth masih mengingat sensasi aneh yang dirasakannya tadi. Walaupun mungkin dia tidak merasakan takut akan hal itu, perasaan yang cukup aneh yang dirasakannya masih membuatnya merasa waspada. Terlebih lagi, mengingat bahwa hal itu yang juga telah membuatnya nyaris menemui kematian tragis, bahkan tanpa membuat dia mengetahui penyebab dari kematiannya.
Namun meski Seth masih dibuat bingung oleh hal itu, dia saat ini tidak dalam waktu yang tepat untuk memikirkannya. Untuk sekarang, keselamatan adalah prioritasnya yang paling utama. "Entah apapun yang terjadi, aku pasti akan memikirkannya nanti. Untuk saat ini, aku harus keluar dari tempat ini hidup-hidup!"
Dengan itu, Seth pun mulai pergi menjauh.
Namun, karena tekanan yang sangat keras, dia saat ini tidak dapat bergerak secara biasa. Untuk saat ini, dia hanya bisa puas dengan berjalan pelan, karena faktanya, akan sangat menyulitkan bahkan jika itu hanya untuk berlari.
Seth adalah orang yang sangat teliti. Dia tahu bahwa saat ini ia harus menyimpan tenaganya dan tidak membuangnya dengan sia-sia. Karena jika ada hal lain yang di luar perkiraannya akan terjadi, maka dia bisa bersiap untuk itu. Dan karena ini pula, Seth hanya bisa berharap agar para Dark Orc itu juga akan mendapat kesulitan akibat penindasan zona gravitasi, sehingga seratus (atau lebih) dari makhluk gila itu takkan bisa mengejarnya, setidaknya sampai pada jangka waktu yang cukup lama.
Dan faktanya, apa yang telah dilakukan oleh Seth selama ini ... sebenarnya telah cukup tepat.
Namun, tetap saja ... kapanpun itu, juga selalu ada hal-hal yang tidak dapat diperhitungkan yang akan terjadi.
Apa yang tidak diketahui oleh Seth, adalah bahwa ketika para Dark Orc itu akan kembali untuk mengejarnya, mereka tiba-tiba saja berhenti melakukannya.
Ghhrrrrr...
Untuk beberapa alasan, para Dark Orc yang sangat ganas itu kini mulai melirik di sekeliling hutan dengan gelisah. Ini seolah-olah ada suatu hal yang terasa sangat mengganggu bagi mereka, dan mereka tidak mampu untuk melawannya.
Keributan yang sebelumnya menguasai Hutan Terlarang yang gelap itu telah mulai menghilang, hanya digantikan oleh geraman rendah para makhluk-makhluk mengerikan itu yang secara bertahap mulai memudar.
Untuk beberapa saat, keheningan menyeramkan menguasai daerah hutan yang berkabut tebal itu.
Namun, itu hanya sementara ...
Seolah-olah merambat dan menembus melalui ruang dan udara, suara yang dingin tanpa emosi secara perlahan mulai terdengar, menembus gelapnya hutan di antara gugusan hijau pepohonan yang rindang.
Suara misterius itu menggema beberapa kali - terdengar samar pada awalnya, namun mulai berubah menjadi keras:
(....)
(.... ..li..)
(...KEMBALI !!)
Suara yang serak itu terdengar sangat menyeramkan, dan dapat membuat orang lain merinding ketika mendengarnya.
Kemudian, seakan-akan mereka sedang mendengar suatu hal yang sangat penting, seratus Dark Orc yang sebelumnya masih terdiam sontak meraung dengan keras. Teriakan yang mengerikan itu berlangsung cukup lama, dan mengguncang setiap tempat di sekitar mereka. Tidak lama setelahnya, seratus lebih makhluk buas itu segera berbalik untuk berlari, menuju ke suatu tempat yang berada di balik Hutan Terlarang.
.........................
Kesunyian yang bisu mulai mencengkram kegelapan di dalam hutan berkabut itu.
Seluruh keributan besar yang telah terjadi sebelumnya seolah-olah lenyap, hilang bagaikan hanya sebuah ilusi.
Dan saat ini, tidak ada yang lain. Di tengah-tengah kegelapan dan keheningan itu, hanya terlihat kabut tebal yang menyelimuti sekitar pepohonan, serta suara dari rintik hujan yang terdengar sayup-sayup di kejauhan. Untuk sementara, tidak ada hal apapun yang terjadi di tempat itu. Seolah-olah keributan yang sebelumnya tak pernah terjadi, hutan itu pun kembali ke keadaannya yang seperti sedia kala.
Namun, meskipun begitu ... tak mungkin ada satu orang pun yang dapat membayangkan, bahwa semua yang telah terjadi sebelumnya itu ....
Hanyalah awal dari 'cerita utama' yang sebenarnya.
◊ ◊ ◊
Pada saat yang sama di Courtass Academy.
Saat ini, di dalam ruangan khusus tempat fraksi dewan guru berada, tampaknya sedang penuh sesak oleh orang-orang.
Mengelilingi meja besar di ruangan itu, adalah para petinggi Courtass Academy. Pria tua yang duduk di kursi tengah pemimpin itu tentu adalah sang penyihir esentrik, Karl Sendivogius.
Untuk melihat semua orang ini berkumpul di satu tempat, tentu akan menjadi pemandangan yang sedikit membingungkan. Namun, jika dilihat dari kerutan di raut wajah mereka, maka dapat terlihat jelas bahwa orang-orang itu, saat ini nampaknya sedang berada dalam situasi yang agak aneh ... dan juga, sedikit canggung.
Setelah hening untuk beberapa waktu, salah satu dari mereka pun akhirnya berbicara:
"Pemimpin! Kurasa ini memang tidak bisa diterima!" Pria itu lalu membantingkan tangannya yang besar ke atas meja. "Apakah kita benar-benar telah memberikan hukuman terberat itu pada orang yang bahkan bukan murid dari akademi ini? Itu sangat gila! Jika ada orang lain mengetahuinya, reputasi akademi ini pasti akan hancur! Tolong, pertimbangkan lagi masalah ini. Saat ini pasti pasti belum terlambat untuk menghentikannya. Kumohon padamu, Pemimpin!"
Yang berbicara adalah seorang pria besar yang memiliki rambut merah menyala. Sama seperti warna rambutnya, orang ini memiliki mata dan kepribadian yang berapi-api. Dan saat ini, dia sedang menatap tajam pada Karl, sang Pemimpin, menunggu jawaban darinya.
Namun, pada saat itu, suara lain tiba-tiba menjawabnya:
"Tidak bisa seperti itu, Sir. Henderson. Masalah ini bukanlah hal biasa, ini sangat menyangkut soal masa depan dari Courtass Academy." Orang itu terkekeh sebelum kembali melanjutkan: "Lagipula, memangnya untuk apa reputasi jika pada akhirnya akademi itu bahkan tidak akan ada lagi? Benar ... itu takkan berguna sama sekali! Dalam hal ini, menurutku andalah yang harus mempertimbangkan kembali pemikiran itu...."
Yang menjawabnya barusan adalah seorang pria tua yang mengenakan jubah penyihir. Rambutnya pirang dan mata hijaunya sipit. Berdasarkan dari penampilannya saja, cukup jelas bahwa dia adalah tipe orang yang agak licik.
Mendengar kata-kata itu hanya membuat Henderson Faithwill menjadi semakin marah. Dia pun berkata: "Diam kau Lucas! Kami semua tahu, sebagai seorang dari keluarga Weissman kau pasti akan sangat bias terhadapnya. Lagipula, dia adalah keponakan tersayangmu bukan? Ketahuilah bahwa tindakanmu itu sangat memalukan!"
Mendengar sindiran yang sama sekali tak disembunyikan itu membuat Lucas van Weissman kehilangan ketenangannya.
"Jangan bercanda padaku, pria bodoh! Jangan lupa bahwa kau sendiri adalah teman Charless Hugh itu! Sadarlah bahwa kau juga memiliki motif yang sama!"
Keributan pun naik setelah itu. Beberapa orang yang lain juga ikut melibatkan diri. Ketika itu, terlihat jelas bahwa kerumunan itu terbagi atas dua faksi; satu yang mendukung Henderson, dan yang lainnya adalah pendukung Lucas.
Melihat keributan yang terjadi, seorang wanita berambut coklat gelap di samping Karl—yang juga merupakan asistennya, mulai mengerutkan kening.
"Tuan, apakah tidak masalah jika kita membiarkan mereka seperti ini?" Dia bertanya. "Sepertinya, itu tidak akan berakhir dengan baik ...."
Dia lalu menatap Karl ... yang sejak tadi hanya meminum tehnya dengan sikap tenang, membuatnya merasa bingung dengan pemandangan itu.
"Biarkan saja seperti itu, Rain. Tidak akan ada gunanya untuk menghentikan mereka. Orang-orang itu juga hanya melakukan hal yang percuma."
Mata Karl sedikit bersinar dengan kelicikan. Pria itu tampak seperti rubah tua yang lihai. Rain merasa sedikit bingung ketika menyadari tatapan meremehkan Karl saat melihat kerumunan itu.
"Orang-orang bodoh ini terlalu meremehkan pemuda itu."
"Eh?"
Membalas kebingungan si asisten wanitanya, Karl pun menatapnya dan berkata: "Apakah kau masih ingat itu ... kejadian tiga tahun yang lalu?"
Rain pun mengenakan ekspresi berpikir beberapa saat sebelum akhirnya teringat.
"Ah! Mungkinkah, kejadian itu ... ketika kami menemukan pemuda itu tak sadarkan diri di tepi Hutan Terlarang?"
"Ya." Karl mengangguk. "Pada saat itu, aku segera menyusuri daerah yang telah dilewatinya. Tahukah kamu apa saja yang kutemukan di sana?"
Rain segera menggelengkan kepalanya. "Um, tidak..."
Ketika itu, Rain sedang ditugaskan untuk segera merawat Seth yang sedang terluka, sehingga dia sama sekali tidak mengetahui hal itu.
Mungkinkah, ketika itu ada sesuatu yang terjadi?
Karl pun menjawab :"Tidak ada; tidak ada apapun di sana selain sebuah kekacauan. Itu hanyalah pemandangan sisa-sisa dari pertarungan yang telah terjadi. Tidak ada apapun. Ya...." Untuk pertama kalinya, sorot mata Karl menjadi sangat serius: "Tak ada satupun ... melainkan... hanya mayat-mayat Demonic Beast telah yang mati ... berserakan di seluruh penjuru hutan...."
"Ini..." Sedikit rasa bingung melewati mata asisten wanita itu, sebelum akhirnya, perasaan dingin mulai menguasai dirinya. "Tidak mungkin .... Apakah ini, pemuda itu yang...."
"Tidak ada bekas penggunaan sihir di sekitar tempat itu, hanya goresan pedang di pepohonan sekitarnya." Kata-kata dari Karl ini mengkonfirmasi kecurigaan Rain.
Si asisten wanita itu kemudian mengingat kembali pemandangan tiga tahun yang lalu, ketika dia melihat pemuda yang penuh luka dan pingsan tepat di pinggiran Hutan Terlarang ... dengan sebuah pedang rusak di genggaman tangannya...
Mengingat hal itu lagi, dan menghubungkannya dengan cerita barusan ... tubuh Rain tanpa sadar mulai merinding.
"Aku mengerti. Pada saat itu, bahkan aku juga kesulitan untuk mempercayainya."
Karl pun mengingat kembali ketika dirinya terguncang melihat pemandangan itu ... hutan yang kacau balau dipenuhi darah dan mayat-mayat monster...
Pada saat itu adalah pertama kalinya pria tua ini kehilangan ketenangan yang dia pertahankan selama bertahun-tahun. Semua itu bukan karena pemandangan itu terlalu mengerikan, melainkan karena penyebabnya.
Karena semua itu disebabkan oleh seorang bocah biasa yang hanya berumur 15 tahun.
"Karena itu tenanglah. Aku yakin bocah nakal itu baik-baik saja..." Karl tersenyum saat menanggapi asistennya yang terdiam. Dia pun menuangkan teh ke cangkirnya sendiri. "Dan juga ... jangan pernah meremehkannya."
"...." Rain menatap Karl dengan tatapan bingung selagi atasannya itu menyesap tehnya, mengira-ngira apa yang telah ia katakan sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, senyum di wajah Karl kembali. Sedikit rasa kebanggaan terpancar dari sorot matanya: "Karena dia, jauh lebih hebat dari yang bisa kau bayangkan."
《--To be continued--》
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro