Chapter 12 | Insta Story
NOW PLAYING | iKON - I'm Oke
SELAMAT MEMBACA CERITA INEFFABLE
***
CHAPTER 12 | INSTASTORY
Kamu itu sebenarnya peduli, namun kamu terlalu gengsi untuk mengakuinya
***
ENTAH mengapa Aagam tidak bisa fokus menonton, dia terus kepikiran kemana Trisha pergi. Bukan apa-apa, dia hanya malas menjawab jika orang tuanya bertanya. Nanti yang kena omel akan dia lagi, padahal kan Trisha yang salah tidak memberi tahu Aagam, akan pergi kemana.
Sudah hampir jam sepuluh malam, tetapi Trisha belum kembali pulang. Semenjak dia kerja di kafe itu, pergaulannya jadi aneh, Aagam harus melabrak dan melaporkan yang punya kafe ke orang tuanya supaya Trisha diminta berhenti kerja.
Ponselnya berdering, menandakan ada pesan masuk.
"Hih pasti Tica," cibir Aagam seolah-olah tak peduli, padahal dia ingin sekali melirik ke arah ponsel yang ada di meja siapa yang mengiriminya pesan. Namun, tangannya sudah tak bisa ditahan lagi, rasa ingin tahunya terlalu tinggi daripada rasa gengsinya.
"Aish, gue buka chatnya karena gue ingin tau aja, gak akan gue bales, bukan karena gue peduli." Aagam mengambil ponselnya dan melihat nama pengirim pesan di atas. Hembusan napas kasarnya terdengar cukup jelas.
Pesan itu bukan dari Trisha melainkan dari Maminya.
Mami Cantik
Gam kamu udah makan? Mami sama Papi pulang lusa. Aagam lagi apa?
Tica makan di luar, Aagam di rumah kan?
udh. lg nntn. oh. y.
Kamu lagi bete ya sayang? Sama Tica?
Membaca pesan yang dikirimkan Maminya membuat Aagam ingin mengucapkan, "Udah tau malah nanya, gara-gara si anak numpang itu"
Tica lagi jalan sama temennya, paling pulang sebentar lagi katanya di luar ujan. Kamu tungguin Tica sampai pulang ya.
Knp hrs Aagam?
Tica juga sering nungguin kamu kan kalau kamu pergi sama temen kamu? Sampe dia ketiduran di sofa? Gam, Tica itu peduli sama kamu. Kamu masih belum baikan sama dia?
Y, dia yang harus minta maaf sama Agam.
Kan kamu yang salah sayang, coba kamu pikir, lebih baik ada Tica atau enggak?
Jd mnrut mami Agam gak bisa melakukan apa-apa tanpa Tica gitu?
Bukannya emang iya, kan?
Kamu aja gatau barang kamu di taro dimana aja, Tica yang tau semuanya.
TAU AH!
Mami tau Tica pergi kemana.
Tau dong kan Tica bilang sama Mami. Mau tau kamu? Kepo yaaaaaa.... cieee diem-diem peduli jugaaa hehehe
Ih ngeselin banget sih! AGAM GAK PEDULI YA, DIA MAU PERGI KE AKHIRAT SEKALIAN JUGA. AGAM AKAN MENGATAKAN BODO AMAT.
Iya kamu gak peduli, tapi kalau bener Tica pergi ke akhirat paling kamu nangis. Udah ya sayang, Mami mau istirahat dulu, jangan lupa tungguin Tica pulang ya sayang. Love you.
GAK AKAN AGAM TUNGGU! Iya, Love you too Mami.
"GAK AKAN GUE TUNGGU! BODO AMAT." Aagam berteriak di dalam rumah, sambil melipat kedua tangannya di dada dan mendeilkan matanya.
Dia lagi sendirian, Aagam bermonolog. Dia benar-benar terlihat seperti anak kecil. Tapi seketika, ide setan muncul dari kepalanya. Dia langsung datang ke belakang, menemui Bi Noni dan Mang Agus. Mereka berdua tengah menonton televisi.
"Mang Agus, kunci gerbang depan dimana?"
"Bentar Den, saya ambilkan dulu." Mang Agus mengambil set kunci yang digantung tak jauh dari tempatnya lalu diberikan kepada Aagam.
"Mang Agus sama Bi Noni tidur aja, biar Agam yang nunggu Tica."
"Udah baikan sama Non Tica?" tanya Bi Noni
"Disuruh Mami," jawab Aagam, dia langsung meninggalkan Bi Noni dan Mang Agus setelah mendapatkan kunci gerbang depan.
Aagam langusng keluar dari rumahnya, mengunci gerbangnya dengan gembok, setelah itu dia masuk kembali ke dalam rumah, mematikan semua lampu. Barulah setelah itu Aagam akan tertidur, membiarkan Tica kedinginan selama di luar. Tetapi, bukannya masuk ke kamar, Aagam malah duduk di ruang tamu depan sambil memainkan ponselnya.
Membuka instagram dan melihat story teman-temannya sedang pergi ke luar rumah, ada yang bersama pacar dan teman-temannya yang lain. Namun ada yang menarik perhatian Aagam saat dia membuka instastory Farhan, dia menyorot cewek yang kini ada di dalam pikiran Aagam. Dia Trisha. Meskipun tidak lama dan tidak cukup jelas, tetapi Aagam yakin dia adalah Trisha. Bajunya sama dengan baju yang dia pakai tadi, potongan rambutnya juga, cincin di tangannya juga.
Sudah jelas, dia Trisha. Jadi Trisha pergi bersama dengan Farhan?
Aagam jadi teringat jaket yang di jemur kemarin. Aagam langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya, mengecek lemarinya. Ternyata jaketnya ada dua, jaket yang dia dapati kemarin dibawah bukan jaketnya melainkan jaket Farhan.
Selama ini Trisha dekat dengan Farhan? Kenapa Aagam tidak tahu? Kenapa Trisha ataupun Rehan tidak cerita? Padahal selama ini, Farhan tidak terlalu suka menceritakan tentang Trisha dibandingkan dengan Raynald dan Tito.
"Mereka pacaran?" Aagam bertanya-tanya, namun tak kunjung mendapatkan jawaban.
Dia ingin menanyakan itu kepada Farhan langsung, namun akan menjadi aneh. Kalau nanya sama Trisha apalagi, dia kan lagi marahan sama Trisha.
Terdengar hujan deras dari luar, namun belum ada tanda-tanda Trisha pulang. Aagam mau tak peduli, namun dia juga masih duduk di ruang tamu.
"Kalau Tica dianterin sama Farhan, dia pasti tau kalau Tica satu rumah dengan gue dong?" Aagam semakin menerka-nerka kemungkinan yang akan terjadi.
Begitu banyak kemungkinan. Kalau itu benar terjadi, maka akan membuat teman-temannya bertanya tentang kenyataannya. Pasti imej dia rusak, nanti disangka ada hubungan macam-macam sama Trisha, kan itu menyebalkan.
Tak lama saat Aagam memikirkan itu, bel rumahnya berbunyi. Aagam langsung melihat di layar bel interkomnya, dia melihat Tica sendirian terkena air hujan.
"Farhan pasti langsung pulang!"
Bukannya membukakan pintu, dia malah menonton Trisha di layar yang terlihat kedinginan. Sekarang di badannya sudah ada jaket Farhan lagi.
Farhan jadi sales jaket atau gimana sih?
Hampir 15 menit Aagam menonton Trisha, sampai Trisha sudah tak terlihat lagi dilayar. Aagam mengerutkan dahinya, seolah bertanya "Tica pergi kemana?"
Ponsel Aagam kembali menyala, telepon dari Trisha. Aagam mengambil ponselnya, namun dia hanya menatap layar ponselnya, bukan mengangkatnya. Di dalam pikiran Aagam berkecamuk banyak hal sekarang.
Namun tak lama layar ponsel Aagam kembali ke wallpaper asalnya. Aagam masih mendiamkannya, sebelum akhirnya dia mengirimkan pesan kepada Trisha.
Mascota
Knp? Ganggu org tidur aja.
Yaudah tidur lagi aja Gam, maaf ya ganggu.
Udah bangunin gue, nyuruh gue tidur. KENAPA?
Gapapa.
Membaca pesan Trisha membuat Aagam naik darah, padahal dia tinggal bilang dan minta Aagam untuk membuka pintu gerbang, pasti akan Aagam buka dan dia bisa masuk ke dalam rumah.
GAK MUNGKIN LO CHAT GUE KALAU GAK ADA APA-APA
Pesan itu tak dibaca dan juga dibalas oleh Trisha, membuat Aagam semakin naik darah. Aagam langsung menelpon kontak Trisha, cukup lama tak ada jawaban, namun di akhir-akhir Trisha mengangkat teleponnya.
"Dingin Gam, Tica diluar...," suara Trisha terdengar melemah, setelah itu tak ada lagi suara saat Aagam bertanya macam-macam.
Aagam langsung membuka pintu, namun saat sampai gerbang dia lupa membawa kunci gembok gerbangnya, akhirnya dia kembali ke dalam rumah mengambil set kuncinya, Aagam bahkan melupakan hujan yang mengguyur kepalanya. Dia membuka gerbang dan melihat Trisha yang sedang jongkok memeluk lututnya, dia menggigil.
"Ca..."
Trisha mengangkat kepalanya, wajahnya begitu pucat.
"Ayo masuk," ajak Aagam, saat Trisha mencoba berdiri tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan, membuat Aagam dengan sigap menompang tubuh Trisha.
Trisha tidak pingsan, namun langkah kakinya cukup lemah untuk berjalan.
Aagam tak berkata apa-apa, dia memangku tubuh Trisha masuk ke dalam rumah. Trisha juga tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengalungkan lengannya di leher Aagam sebagai pegangan.
Anak tangga demi anak tangga Aagam lewati sambil menggendong Trisha, lalu membuka pintu kamar Trisha. Aagam menidurkan Trisha di kasurnya.
"Jangan gerak, gue panggilin Bi Noni buat ngurus lo," ujar Aagam, setelah itu dia berjalan meninggalkan kamar Trisha
"Gam..."
Langkah kaki Aagam terhenti.
"Makasih dan maaf," ujar Trisha dengan suara lemah
"Besok kita ngobrol." Aagam keluar dari kamar Trisha dan membangunkan Bi Noni untuk mengurus Trisha, karena tidak mungkin dia yang menyiapkan baju juga yang lainnya untuk Trisha.
Aagam juga berbohong kalau dia ketiduran jadi telat membuka pintu gerbang untuk Trisha.
***
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA INEFFABLE
MAKIN KESEL SAMA AAGAM GAK DI PART INI?
ADA YANG KANGEN SAMA MAS AIDAN?
OH IYA, BUAT VISUAL MAS AIDAN JADINYA CHANYEOL EXO! KARENA SEBELUMNYA BANYAK BANGET YANG VOTE DIA DI AKUN AKU, YEAYYYY!!!
***
Jangan lupa dengerin Audio MeloDylan 2 di Mulmed ya :)
Like, komen dan subscribe youtube aku hehe.
***
Jangan lupa follow instagram :
asriaci13
trishaadhiyaksa
aagamaffandra
With Love,
Asri aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro