Chapter 10 | KZL
NOW PLAYING | The Overtunes - Sayap Pelindungmu
SELAMAT MEMBACA CERITA INEFFABLE
CHAPTER 10 | KZL
Aku ingin kamu pergi, tapi saat kamu terasa jauh aku merindukanmu, meski aku enggan mengakuinya.
***
"GUE baru beli skin baru." Pamer Tito ke arah Aagam yang langsung dibalas dengan makian, karena Tito baru saja membuat Aagam iri karena dia bisa membeli semuanya dengan mudah.
Kalau saja Aagam tidak sedang di hukum dia pasti bisa membeli hal yang sama seperti Tito. Ini semua karena Trisha, cewek sialan itu. Uang jajannya dipotong oleh Ayahnya, yang lebih menyebalkannya lagi kalau uang jajannya mau kembali utuh dia harus minta maaf kepada Trisha.
Itu tidak akan pernah terjadi dalam hidup Aagam. Dia berani bersumpah.
Disaat dia sedang panas hati karena kesombongan Tito dia melihat Farhan tengah mengobrol dengan mereka, dan terlihat begitu asik. Trisha bahkan tersenyum ke arah Farhan seperti itu, namun dia tidak pernah melihat ke arah Aagam dengan wajah seperti itu. Rasa kesalnya bertambah berkali-kali lipat.
Tapi Aagam sadar bahwa dia dan Trisha sudah dua hari ini tidak saling berbicara, Trisha tak pernah keluar dari kamarnya kalau Aagam sedang ada di luar. Padahal Aagam ingin menjahili Trisha lagi, tapi dia tidak bisa melakukannya karena mereka sedang marahan.
"Dasar cewek menyebalkan," cibir Aagam
"Hah? Lo bilang cewek? Siapa Gam? Anjir Aagam nyebut cewek, langka nih," ujar Reynald yang kupingnya sangat peka dengan ucapan Aagam meski pelan.
"Fans gue," jawab Aagam singkat
"Kenapa lagi? Harusnya lo seneng Gam, dikejar-kejar gitu, berasa pangeran," ujar Tito, yang kemudian menyimpan ponselnya di saku, karena Farhan sudah kembali dengan minuman mereka.
Aagam ingin bertanya kepada Farhan apa yang dia bicarakan dengan Trisha, namun itu akan terasa aneh karena Aagam tak pernah membicarakan cewek mana pun bersama teman-temannya.
"Han, gue liat lo tadi ngobrol sama Tica, ngobrol apa?"
Good Reynadl! Aagam jadi tidak perlu bertanya atau mancing-macing Farhan untuk bercerita.
"Kepo lo, mau tau aja urusan orang," jawab Farhan disertai tawa renyahnya.
"Dikit kek ceritain," bujuk Reynlad
Reynald memang pengertian, Aagam harus mentraktirnya lain kali. Kemudian wajah Farhan tampak serius, seperti orang yang akan bercerita, Aagam sudah mempersiapkan diri untuk mendengar cerita Farhan, namun setelah berapa lama mereka menunggu Farhan mengatakan.
"Rahasia! HAHAHAHA..."
Farhan kampret emang! Aagam langsung masang lagi tampang juteknya, dia berpura-pura memainkan ponselnya, semoga saja dia mendapatkan pesan permintaan maaf dari Trisha sehingga dia bisa langsung menanyakan obrolan dia dengan Farhan.
Ponsel Farhan berbunyi, dia segera mengeceknya ternyata itu adalah pesan dari Trisha yang mengatakan bahwa dia akan mengembalikan jaketnya lusa, karena harus dia cuci terlebih dahulu. Padahal tanpa dicuci dulu pun Farhan tidak masalah. Namun, Farhan hanya mengatakan iya, setelah itu tidak ada balasan lagi dan Farhan pun tidak mengirim pesan lagi, yang dia lakukan hanyalah mensave nomor Trisha di ponselnya.
***
DI LUAR hujan deras, Trisha yang baru saja selesai bekerja menunggu hujan berhenti. Dia tidak membawa payung, dan Aagam tidak akan menjemputnya. Sebenarnya meskipun Aagam kadang merasa terpaksa memeblikan Trisha makan ataupun menjemputnya, dia akan ettap melakukan itu ya plusnya sambil mengomel ini dan itu.
Trisha akan memesan taxi online, namun setelah baterai ponselnya sedikit terisi. Dia tengah mengcharger sambil menunggu hujan reda.
Pintu ruangan Aidan terbuka, lalu dia keluar dari ruangannya. Aidan melihat Trisha tengah duduk sambil memegang ponselnya dan menatap ke arah hujan, bahkan Trisha tidak sadar kalau Aidan kini duduk disebelahnya.
Lalu saat Trisha menoleh dia hampir terjatuh karena terkejut melihat Aidan duduk disebelahnya.
"Mikirin apa?" tanya Aidan
"Mas ngagetin aja," ujar Trisha, "lagi nunggu ujan."
"Hujan kok ditunggu, Kamunya ada yang nunggu enggak?"
"Jayus ah Mas." Trisha mencabut colokan chargernya, lalu dia memasukannya ke dalam tas sekolahnya. Aidan mengerti, Trisha berniat untuk pulang sekarang.
"Dijemput lagi?"
"Enggak, mau naik taxi online aja," jawab Trisha
"Yaudah ayo," ajak Aidan yang dibalas dengan kerutan di dahi Trisha.
"Maksudnya?"
"Mau pulang kan?"
Trisha mengangguk, "Tapi naik taxi online, enggak bareng Mas Aidan."
Aidan tertawa mendengar tolakan manis dari Trisha barusan, tetap sopan. Nikolas adalah sepupunya, dan Nikolas sering sekali menceritakan Trisha kepadanya, sehingga membuat Aidan mengenal sedikit lebihnya tentang Trisha. Aidan mengagumi sifat tangguh dan pekerja kerasnya, jarang-jarang dia mengenal cewek dengan sifat seperti ini, kebanyakan cewek-cewek yang Aidan kenal manja dan berlebihan.
Bukan berati Aidan tidak suka atau menjudge cewek manja, hanya saja Aidan tidak suka cewek berlebihan. Setidaknya kalau manja sekali-kali tidak apa-apa.
"Lho siapa yang nawarin kamu, saya kan taxi onlinenya," ujar Aidan
"Hah?!" Trisha melotot ke arah Aidan, diluar prediksi.
Aidan meyakinkan Trisha, namun Trisha tak percaya. Kemudian Aidan mengatakan bahwa dia memang bukan pengemudi taxi online biasa.
"Maksudnya, Mas?"
"Iya, bayarnya enggak pake uang."
"Pake gopay?" tanya Trisha
Aidan menggeleng, "Enggak juga, yaudah ayo pulang, kapan lagi dianterin sama Mas-mas ganteng."
"Idih." Namun meskipun begitu, Trisha tetap mengikuti Aidan keluar dan ke arah mobilnya.
Mobil Aidan sama persis dengan mobil yang sering digunakan oleh Aagam, hanya saja berbeda warna. Entah, mengobrol dengan Aidan Trisha merasa nyambung. Aidan punya segala bahan obrolan yang luas, dia juga terlihat berpendidikan, jokesnya tidak merendahkan orang lain berlebihan.
"Mas, gue boleh nanya gak?"
"Nanya apa?"
"Kenapa tertarik buka kafe?"
"Dulu sama temen-temen sering nongkrong gitu sih, terus daripada uangnya terus-terusan keluar di pake nongkrong yaudah buat kafe yang bikin nyaman sendiri, semuanya keinginan sendiri. Ya meski pada awalnya, saya minta modal ke orang tua saya, tapi sekarang saya udah mengembalikan pinjaman itu lebih. Sebenarnya saya senang mereka support apapun keinginan saya, tapi ya yang terpenting kuliah saya masih aman."
Obrolan mereka tak berhenti, bahkan Trisha banyak tertawa saat bersama Aidan. Aidan tidak seperti cowok yang tengah pedekate dengan cewek, Aidan memperlakukan Trisha layaknya teman yang benar-benar teman, tanpa ada maksud terselubung apapun.
Mobil Aidan berhenti di depan rumah Trisha atau lebih tepatnya rumah Aagam.
"Makasih ya Mas."
"Sama-sama, ongkosnya mana?" tagih Aidan
Saat Trisha akan mengeluarkan uang dari dompetnya, Aidan tertawa, "Bayarnya pake kamu kerja dengan rajin ya dan semangat."
Trisha mengangguk, lalu dia turun dari mobil Aidan. Kaca mobil Aidan turun, lalu Trisha melambaikan tangannya ke arah Aidan.
Aagam yang melihat itu benar-benar kesal. Bukannya menderita malah cewek itu semakin bahagia saja, dia harus menyusun rencana supaya Trisha kembali lagi menjadi budaknya.
Pintu rumahnya terbuka, dia melihat Trisha yang baru saja masuk. Aagam dengan percaya diri duduk dan pasti Trisha akan menyapanya atau sekedar basa-basi dengannya, namun ternyata Trisha hanya lewat saja di depan Aagam dan naik ke lantai atas.
Trisha benar-benar menyebalkan. AAGAM BENCI!
***
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA INEFFABLE
KOMEN 1000 NEXT CHAPTER :P
Kalian tim mana nih?
AIDAN X TICA
FARHAN X TICA
AAGAM X TICA
SAY HI SAMA TITO
***
Jangan lupa follow instagram :
asriaci13
aagamaaffandra
trishaadhiyaksa
With Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro