Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18. Hal Kecil Sederhana

NOW PLAYING = ZAYN MALIK, Zhavia Ward - A Whole New World

SELAMAT MEMBACA CERITA INEFFABLE

[TICAGAM]

***

BAGIAN DELAPAN BELAS | HAL KECIL SEDERHANA

Fokusku hanya untuk satu hal. Tapi, mengapa kalian menghancurkannya?

***

SETELAH dua hari Trisha tidak masuk sekolah, rasanya sudah seperti satu bulan. Dia merasa ketinggalan banyak pelajaran, meskipun dia masih belajar di rumah tetap saja rasanya berbeda. Kimi menyambut Trisha dengan senyum cerah dan tak lupa menanyakan kabar Trisha saat pertama kali bertemu.

Trisha mengeluarkan buku catatannya, lalu mengeluarkan pulpen dan mulai menuliskan beberapa hal yang mengganggu pikirannya, namun disaat bersamaan ada yang merebut pulpen dari tangannya.

Trisha berdecak sebal, siapa yang berani mengganggunya diaat dia tengah belajar, teman-teman satu kelasnya tidak ada yang berani mengganggu Trisha, lalu Trisha menoleh ke sebelah kanannya, dia melihat Dian beserta temannya berdiri disana.

"Ada masalah apa?" tanya Trisha langsung kepada intinya.

"Gue diputusin Nikolas," jawab Dian tanpa basa-basi.

"Urusannya sama gue?" jelas saja Trisha tidak mengerti dengan maksud Dian barusan. Mengapa Dian harus menyalahkannya. Dia dan Nikolas sudah tidak sedekat dulu, bahkan Nikolas sudah tidak mengiriminya pesan sesering dulu.

Jadi, apa yang harus dipermasalahkan?

"Pasti lo, kan, yang ngompor-ngomporin Niko buat putusin gue?"

Aduh ribet urusannya, Dian bucin banget. Trisha menghela napasnya perlahan, dia tidak ingin pertengkaran ini membuat reputasi sebagai siswa teladan tercoreng, tidak penting juga meladeni cewek gak jelas seperti Dian yang hanya menjadikan Sekolah sebagai ajang untuk populer.

"Bagus deh, seenggaknya Niko sadar kalau pacaran sama orang toxic kaya lo ngerugiin." Trisha tersenyum menyeringai, membuat Dian naik darah.

Satu tangan Dian terangkat, seperti ingin menampar Trisha. Tapi, Trisha tetap berdiri tanpa takut sedikitpun, matanya lurus menatap tajam ke arah Dian. Sesaat Dian akan melayangkan tamparannya, dia segera menurunkan tangannya ketika mendengar seseorang menerikkan namanya.

"DIAN!!!"

Sumber masalah datang, Nikolas.

"Lo apaan sih! Kenapa harus pake acara mau nampar Tica segala?" tanya Nikolas dengan nada suara penuh penekanan ke arah Dian.

"Aku bener, kan? Pasti alasan kamu putusin aku karena si alien ini." Tunjuk Dian ke arah Trisha.

Alien? Trisha hanya bisa diam saja, dia tidak ingin tersulut emosinya hanya karena perkataan Dian barusan. Padahal Trisha juga tidak seperti alien yang kepalanya gede dan beda sama badannya. Lagian darimananya juga dia mirip alien.

"Nik lo jadi cowok gentle dong, masa putusin cewek karena cewek lain," ujar Trisha

"Gue gak mutusin Dian karena lo Ca, tapi gue emang udah gak tahan sama sikapnya. Gue udah jelasin juga sama dia, tapi dia tetep mikirnya gue mutusin dia karena lo. Padahal kan lo deket sama Mas Aidan."

Dian semakin membulatkan matanya saat mendengar pernyataan dari Nikolas barusan. Dia jelas mengenal Aidan, dia adalah sepupunya Nikolas dan memang sering bertemu di kafe dekat sekolah. Jadi, Trisha lari dari Nikolas hanya untuk Aidan, tipe cewek penjilat. Aidan cukup dekat dengannya karena Nikolas, bisa-bisanya Aidan dekat dengan tipe cewek aneh seperti Trisha.

"Mas Aidan? Hahaha, serius lo?"

"Iya Mas Aidan."

"Mas Aidan gak suka sama cewek aneh macem dia, yang terobsesi menjadi nomer satu, hanya ingin keberadaannya diakui oleh semua orang. Lo yang Toxic Trish, buka gue." Dia tersenyum meremehkan.

"Caaaaaa, lo gapapa?"

Trisha menoleh ke sumber suara. Farhan berjalan ke arahnya dengan wajah terlihat cemas, datang lagi sumber masalah. Sejak kapan hidup Trisha yang semula tenang dihancurkan begini, sudah cukup Aagam mengganggunya saat di rumah. Sekarang, Trisha tidak bisa tenang lagi baik di sekolah maupun di rumah.

"Gue gapapa Han, lo ngapain kesini?" tanya Trisha

"Gue denger Dian nampar lo," jawab Farhan, "masalahnya apa? Kok bisa cewek kaya lo ditampar sama dia?"

"Masalahnya gak sedrama itu Han, gue gapapa. Mending lo balik ke kelas lo deh." Lalu sudut mata Trisha melihat Aagam berada di ambang pintu kelasnya sambil menatap ke arahnya, tatapan matanya seolah bertanya apa yang terjadi dengan Trisha, Trisha tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan secara otomatis Aagam mengangguk.

Mereka sudah mengerti satu sama lain.

"Tica punya salah apa sama lo? Karena cowok ini? Emangnya lo gak bisa cari cowok lain? Bukannya sekarang lo juga lagi deket sama Tito ya Di?" Farhan menaikkan sebelah alisnya ke arah Dian, "Gue biasanya diem gak suka ikut campur masalah orang lain, tapi kalau cewek yang gue suka disalahin kaya gini, gue juga gak bisa diem aja."

Beberapa orang dikelasnya melihat ke arah Trisha, dan Trisha pun jelas terkejut dengan pernyataan Farhan barusan. Dia terang-terangan mengatakan suka kepada Trisha, begitupula Aagam yang sebelumnya sedang dalam posisi menyandar kini berubah menjadi tegap, seolah perkataan Farhan barusan mengganggunya.

"Lo suka sama Trisha?!" Dian bertanya cukup keras, dia kini menatap Trisha kembali, sorot matanya terang-terangan melemparkan tatapan benci ke arah Trisha, "Sekarang lo udah merasa putri sekolah ya Trish? Tinggal nunggu Aagam suka sama lo aja, udah deh lo jadi ratu."

Mendengar namanya dipanggil Aagam menghampiri mereka, "Balik yu?" ajak dia kepada Farhan

"Nah, Gam lo suka sama Trisha gak?" tanya Dian tiba-tiba

Aagam menatap Trisha sekilas lalu ke arah Dian, "Kenapa harus suka? Gue juga gak kenal dia."

"Kalian semua keluar dari kelas gue!" bentak Trisha, "Bisa gak sih gak usah dipermasalahin siapa suka siapa, dan Dian lo putus jelas-jelas bukan karena gue, Nikolas udah gak tahan sama sikap lo dan lo juga lagi deket sama Tito. Okey? Kalian tinggalin kelas ini, kembali ke kelas masing-masing, gue baru sembuh gak lucu kan gue sakit lagi hanya karena perdebatan di pagi."

Dian menghentakkan kakinya, lalu pergi dari kelas Trisha tanpa pamit sama sekali.

"Ca gue minta maaf," ujar Nikolas, "gue duluan, nanti ke kafe, kan?"

Trisha mengangguk, "Hmmm."

"Ca...," panggil Farhan, "Lo jangan ngerasa gak enak karena omongan gue tadi ya?"

Justru kalau Farhan berkata seperti ini, Trisha menjadi serba salah dan bingung harus bersikap seperti apa dan bagaimana nanti kedepannya. Lagian dia ada-ada aja mengatakan suka dalam situasi seperti ini.

"Han...,"

"Gapapa gue ngerti, gue kecepetan ya?"

"Ahh....,"

Farhan mengeluarkan satu kotak susu stroberi dan disimpan di atas meja Trisha, "Semoga perasaan lo lebih baik setelah minum ini, gue duluan Ca."

Trisha tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya diam saja melihat susu stroberi ada di atas mejanya. Farhan mengetahuinya, kalau Trisha menyukai stroberi. Aagam tidak memberikan ekspresi apapun saat itu, dia hanya berjalan di depan Trisha tanpa menoleh. Mengapa Trisha merasa jauh dari Aagam?

Bukankah Aagam selalu bersikap seperti itu saat di sekolah kepadanya?

"Waahh Caaa, gila Farhan udah selangkah lebih maju," ujar Kimi mengomentari apa yang baru saja terjadi.

"Apaan sih Kim."

"Lo coba aja deh Ca sama Farhan, dia cakep dan populer juga."

"Sejak kapan lo jadi ribet kaya gini Kim? Semenjak lo pacaran sama Elvaro, lo jadi agak aneh." Trisha tak lagi merespons Kimi, dia hanya menatap ke arah susu kotak yang diberikan oleh Farhan tadi.

Mengapa Trisha harus merasa hal seperti ini, disaat dia ingin fokus dengan sekolahnya?

***

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA INEFFBLE

KALIAN TETAP DI KAPAL MANA?

#TICAGAM

#TICAIDAN

#TICAFARHAN

Jangan lupa follow instagram untuk tidak ketinggalan berita seputar ineffable"

asriaci13

trishaadhiyaksa

aagamaffandra

***

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro