Kategori & Syarat umum
“Mau Ikut?”
Di hari yang normal, Chiaki dengan dua sepupu kembarnya berangkat ke Yumenosaki Academy seperti biasa. Namun yang aneh diantara mereka adalah Yana yang tampak lesu tidak bertenaga.
“Yana daijoubu? Apa sebaiknya kau tidak berangkat saja?” tanya Chiaki khawatir.
“Daijoubu, aku hanya perlu tidur lima menit di kelas sebelum pelajaran jadi aman,” jawab Yana dengan senyuman terpaksa. Sang kembaran, Rosa, hanya bisa menatap prihatin kembarannya karena memang itu sudah biasa bagi mereka walau Rosa sedikit khawatir dengan keadaan Yana yang selalu kurang tidur.
“Minuman kaleng?” tawar Rosa ketika mereka akan berpisah kelas, Rosa ke deretan kelas 3 sedangkan Yana ke deretan kelas 2.
“Boleh. Antar saja ke kelas atau titipkan ke anak kelas 2-B,” balas Yana berjalan pelan ke kelasnya dan berpisah dengan sang kembaran.
“Kalau Ayah sama Bunda tahu, pasti dia bakal disuruh istirahat di rumah,” gumam Rosa dengan menggunakan bahasa Indonesia ketika ia berjalan ke salah satu mesin minuman yang ada di lorong kelasnya.
Ketika Rosa sedang memilih minuman yang cocok untuk Yana, bahunya di tepuk oleh seseorang.
“Hana nee-san, kau berangkat pagi hari ini. Apakah ada tugas atau yang lainnya?” Rosa melihat siapa yang menepuk bahunya dan menghela nafas lega.
“Suou-kun, Arashi, kalian mengagetkanku saja. Sebenarnya kami berangkat pagi karena Yana yang memaksa kami untuk berangkat lebih pagi,” jawab Rosa mengambil dua minuman kaleng yang keluar dan memberikan salah satunya ke Arashi.
“Jarang sekali dia mau berangkat pagi. Ada apa dengannya?" sebagai kekasih yang baik, Arashi langsung khawatir ketika Yana sedikit aneh daripada biasanya.
“Kemarin dari siang dia di kejar target naskah, baru selesai ketika jam 7 dan langsung lanjut buat mengurus IFA,” balas Rosa membuka kaleng minumannya dan meneguk hingga setengah.
“IFA?” beo Arashi dan Tsukasa bersamaan.
Rosa sadar dengan apa yang kedua member unit kekasihnya langsung mengatakan, “Tanyakan saja ke anaknya. Dia pasti jawab, setelah dia menerima minumannya. Aku pamit ke kelas dulu, Leo pasti sudah berkeliaran keliling sekolah sekarang.”
Arashi dan Tsukasa langsung menuju ke kelas 2-B dan mereka langsung mencari Yana yang ternyata tidur di kursinya.
“Yana-chan?” panggil Arashi menggoyangkan tubuh Yana dan beberapa saat kemudian Yana terbangun dari tidurnya.
“Ara-kun, ohayou. Apa sensei sudah masuk?” kata Yana ketika bangun.
Arashi hanya menggeleng dan memberikan minuman kaleng ke Yana. Yana tahu jika itu dari kembarannya pun langsung meneguknya hingga tandas.
“Oke, sudah bertenaga. Doushita Ara-kun, Kasa-kun?” Yana yang awalnya lemas tiba-tiba bisa kembali bersemangat seperti sedia kala.
“Itu, kami dengar dari Hana nee-san jika kau begadang demi naskah dan IFA. Kami hanya ingin tahu soal IFA.” Yana berkedip beberapa kali dan menyuruh keduanya duduk.
“Harusnya aku memberitahukan hal ini ke Liore, tapi ya mungkin kalian akan tertarik,” ucap Yana membenarkan anak rambutnya yang berantakan.
“Memberitahukan apa?” Yana dan dua orang lainnya terkejut dengan suara feminis yang menyapa telinga mereka.
“Liore, sejak kapan Lo di sini?” heran Yana yang sadar jika di hadapannya kini adalah Liore yang ia sempat singgung.
“Kan ada latihan gabungan Eden dan Trickstar, ya kali produsernya ga ikutan. Lalu, apa yang mau Lo omongin sama Gue?” balas Liore mengambil salah satu kursi dan duduk nyaman di sebelah Arashi.
“Soal IFA, Indonesian Fanfiction Award. Ajang bagi karya atau author fanfiksi Indonesia yang terbaik dan di bagi menjadi beberapa kategori, ada kategori fanfiksi, kategori author, kategori favorit, dan kategori fandom.”
“Oh IFA ..., yang sudah ada dari tahun 2008 itu kan? Yang sudah ada di platfrom Wattpad, AO3, sama FFN kan?” kata Liore menepuk kedua tangannya.
“Gue kira Lo belum tau,” kata Yana heran.
“Sempet baca di IG mana gitu, pengen ikutan deh,” jawab Liore menyenderkan diri.
Liore membuka ponsel miliknya, coba untuk cari postingan yang sempat dia lihat pada salah satu akun sosial media. Kemudian, menunjukkan postingan tersebut kepada teman-temannya.
"Ini, bukan?" ucapnya sembari mengarahkan ponselnya pada Yana.
“Ikut aja, Li.” Liore tampak berpikir dan dia tersenyum miring kepada Yana.
“Mumpung ada buku nganggur.” Yana mengajak Liore tos kepal dan tiba-tiba Mao, kekasih Liore, menghampirinya.
“Nanti kasih tau infonya ya, Yan.” Yana hanya menunjukkan tanda oke dengan tangannya dan kembali tidur. Arashi dan Tsukasa yang sedari tadi hanya memperhatikan hanya bisa bengong karena tidak paham yang dua orang tadi bahas dengan bahasa asal mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro