Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 05


Daniel memasuki bangunan rumah berlantai dua yang ia tinggali selama berada di kota itu. Menapakkan kakinya menyusuri tangga kayu yang mengarah ke lantai dua, Ma Young Taek berjalan di belakangnya. Namun, ketika Daniel memasuki sebuah ruangan di lantai dua, pria itu justru berdiri di samping pintu.

Daniel memasuki ruangan yang bisa disebut sebagai ruang kerja atau pun ruang belajar. Tampak sederhana namun berkelas, Daniel membuat tempat itu sedemikian rupa. Terdapat sebuah meja kayu di ujung ruangan tidak jauh dari jendela. Dan di sanalah, di dekat jendela. Daniel menemukan sosok Andy Lim yang tidak lain adalah ayahnya sendiri—Lim Dong Myeong.

Negara tertutup seperti Korea Utara tidak mengizinkan rakyat mereka menggunakan nama asing. Tapi Lim Dong Myeong selalu menggunakan nama asing ketika meninggalkan negaranya. Sama seperti para agen NIS yang memiliki identitas yang berbeda-beda di setiap misi yang mereka jalankan. Lim Dong Myeong juga memiliki nama samaran untuk menyembunyikan identitasnya yang sesungguhnya. Dan Andy Lim, begitulah ia dikenal selama ini. Tapi sayangnya, untuk beberapa alasan, Daniel berada dalam keadaan yang berbeda dengan sang ayah.

Berhenti tidak begitu jauh dari tempat sang ayah berdiri, Daniel membungkukkan badannya. Memberikan salam dengan sangat sopan.

Lim Dong Myeong kemudian menegur tanpa berbalik. "Kau tidak senang melihat kunjungan ayah?"

"Itu tidak benar, Pak," sahut Daniel. Terdengar canggung untuk pembicara ayah dan anak. Dan kepala Daniel yang tertunduk menegaskan bahwa dia menghormati Lim Dong Myeong bukan sekedar sebagai seorang ayah, melainkan seseorang dengan pangkat yang tinggi dari negara ia datang.

"Kau makan dengan baik? Tidur dengan nyenyak? Apakah kau hidup dengan baik selama ini?"

Daniel kemudian mengangkat wajahnya dan kembali memandang Lim Dong Myeong. Kali ini, dengan memperlakukan Lim Dong Myeong sebagai ayahnya, Daniel menyahut. "Aku baik-baik saja, Ayah."

Lim Dong Myeong kemudian berbalik, menemukan wajah putranya yang terlihat seperti orang asing karena sudah sangat lama keduanya tidak saling bertemu atau sekedar mengabari satu sama lain secara langsung.

"Kau datang bersama Ri Jung Yeol?"

Daniel tak langsung menyahut, dia memberikan sedikit jeda sebelum menjawab pertanyaan Lim Dong Myeong. "Aku sempat bertemu dengannya sebelum datang kemari."

Lim Dong Myeong berjalan menuju meja. Meraih sebuah berkas di sana dan memindahkannya ke ujung meja sebelum ia duduk di balik meja.

Kembali memandang Daniel, Lim Dong Myeong menegur sang putra. "Kau perlu melihatnya."

Daniel mendekat dan mengambil berkas itu. Membuka berkas itu dan memeriksa seberapa pentingnya berkas itu.

Lim Dong Myeong berkata, "mereka menawarkan proyek divisi gabungan sebagai ganti dari pakta damai. Bagaimana menurutmu?"

Daniel menemukan bahwa stempel Lim Dong Myeong sudah tertera pada bagian bawah berkas itu. Jadi, bisa dibilang jika pertanyaan Lim Dong Myeong sebelumnya hanya sekedar basa-basi.

Daniel menutup berkas di tangannya dan kembali memandang Lim Dong Myeong. "Aku tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan," Daniel mengembalikan berkas itu ke atas meja.

Lim Dong Myeong sejenak terdiam tanpa melepas pandangannya dari sang putra, begitupun sebaliknya. Hingga sang ayah mengambil keputusan secara sepihak.

"Pulanglah, tugasmu di sini sudah selesai."

"Aku tidak berminat dalam proyek ini."

"Apakah ini sebuah permintaan?" Lim Dong Myeong menyela. Dia kemudian berdiri dan berjalan ke arah Daniel.

Berdiri di samping Daniel, Lim Dong Myeong menyentuh bahu putranya. "Bawa Ri Jung Yeol bersamamu saat kau kembali."

Berjalan melewati Daniel, langkah Lim Dong Myeong kembali terhenti. Namun, kali ini suara Daniel lah yang menghentikan langkahnya.

"Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri."

Lim Dong Myeong menoleh ke samping dan berkata, "potonglah rambutmu sebelum pulang."

Kali ini Lim Dong Myeong benar-benar meninggalkan ruangan itu. Pintu di belakangnya tertutup dari luar, pandangan Daniel segera menemukan kembali berkas yang ditinggalkan Lim Dong Myeong di atas meja.

"Aku tidak berniat untuk kembali," gumam Daniel.

Pintu di belakang Daniel kembali terbuka, dan kali ini Ma Young Taek lah yang datang menghampirinya. Daniel berbalik dan kala itu Ma Young Taek memberikan sebuah berkas kepada Daniel. Daniel sempat memandang berkas yang baru saja ia terima, bermaksud menanyakan isi dari berkas itu.

Ma Young Taek berkata, "itu adalah daftar para agen yang diusulkan oleh Tuan Lim. Mereka tampak asing untukmu, tapi kau harus menerimanya ... kami akan menunggumu di rumah."

Berbicara dengan lebih santai, Ma Young Taek justru menundukkan kepalanya sebelum meninggalkan ruangan itu.

Daniel kemudian berjalan mendekati jendela. Memandang ke bawah, pandangannya menemukan Lim Dong Myeong beserta orang-orang yang dibawa oleh ayahnya bersiap untuk meninggalkan rumahnya.

Kala itu Lim Dong Myeong yang hendak memasuki mobil, sejenak menghentikan langkahnya dan memandang ke tempat di mana saat ini Daniel juga tengah melihatnya. Pandangan keduanya bertemu. Namun, dalam jarak itu mereka tidak akan bisa saling memahami satu sama lain melalui sorot mata mereka. Lim Dong Myeong kemudian pergi.

Setelah melihat mobil-mobil itu pergi dari halaman rumahnya, Daniel mengangkat berkas di tangannya. Sejenak memperhatikan sebelum membuka berkas itu. Di dalam berkas itu, Daniel menemukan profil dari beberapa agen rahasia yang dimiliki oleh Korea Utara. Semua memang tampak asing, dan itu adalah hal yang paling dibenci oleh Daniel. Menempatkan dirinya di antara orang-orang asing, Daniel tidak akan mungkin beradaptasi dengan lingkungan baru seperti itu.

"Bawa Ri Jung Yeol bersamamu saat kau kembali ..." ucapan Lim Dong Myeong beberapa saat lalu kembali datang sebagai pengingat untuk Daniel.

Daniel kemudian pergi ke sudut lain. Memasukkan berkas di tangannya ke tong sampah, dia kemudian berjalan menuju pintu keluar.




\\ INDEPENDENT NORTH : FACE THE NORTH //




Dua Minggu Kemudian.

National Intelligence Service (NIS), Naegok-dong, Seoul, Korea Selatan.

Komunikasi antara Korea Selatan dan Korea Utara perihal divisi gabungan yang akan mereka buat terus berlanjut. Tak mengharuskan kedua perwakilan untuk saling bertatapmuka, mereka mulai mempersiapkan para agen sebagai perwakilan dari pihak mereka masing-masing.

Dan sejak dua minggu terakhir, Noh Jung Hyuk sepertinya menjadi Ketua Divisi paling sibuk. Direktur menunjuk dirinya untuk membentuk divisi khusus dalam proyek kerja sama ini. Dibantu oleh Han Min Hyeok, Jung Hyuk telah mengantongi beberapa nama dan mulai melakukan seleksi secara tertutup.

Pintu ruang kerja Noh Jung Hyuk terketuk ketika ia tengah sibuk memeriksa berkas di hadapannya. Dan tanpa ada kata sambutan dari Jung Hyuk, pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok Han Min Hyeok yang memasuki ruangan.

"Oh? Agen Han Min Hyeok, kau di sini?"

Min Hyeok menghampiri Jung Hyuk sembari berkata, "aku membawakan apa yang Ketua minta kemarin."

Min Hyeok menyerahkan sebuah berkas di hadapan Jung Hyuk. Dan pria itu segera mengambilnya.

Min Hyeok memberikan sedikit penjelasan ketika Jung Hyuk memeriksa berkas tersebut. "Itu adalah data dari para agen kita yang ditugaskan di Shanghai."

Pergerakan tangan Jung Hyuk terhenti ketika ia menemukan satu nama yang terlihat sangat familiar. Dia kemudian berujar penuh pertimbangan, "Agen Choi Seung Cheol ..."

"Dia adalah orang yang pernah mematahkan kaki Agen Noh Tae Hyung, Ketua." Min Hyeok sedikit canggung ketika mengatakan hal itu.

"Ah ... pantas saja namanya terdengar tidak asing."

Sebagai seorang ayah yang melihat seseorang yang telah memberikan luka yang fatal pada putranya, reaksi Jung Hyuk memang terlalu santai. Bahkan orang itu juga berada di divisi yang ia pimpin. Namun, seperti itulah Ketua Noh Jung Hyuk yang memimpin Divisi Agen Luar Negeri. Selalu bersikap santai tapi menunjukkan hasil yang memuaskan ketika sudah bertindak. Sedikit informasi, dia pernah menjadi salah satu agen terbaik NIS pada masanya.

Jung Hyuk kemudian memandang Min Hyeok guna meminta saran pada orang kepercayaannya di divisi itu. "Bagaimana menurutmu dengan Agen Choi Seung Cheol? Aku pikir dia akan bisa diandalkan dalam proyek ini."

"Sebaiknya Ketua tidak melakukannya."

"Kenapa?"

Min Hyeok kembali berusaha membujuk Jung Hyuk. "Alih-alih Agen Choi Seung Cheol ... kenapa Ketua tidak memilih Agen Noh Tae Hyung saja? Seperti yang kita tahu ... dia adalah agen terbaik dalam divisi kita saat ini. Aku pikir—"

"Aku pikir akan sangat berbahaya melibatkan agen terbaik kita dengan pihak Korea Utara," Jung Hyuk menyela, memberikan alasan yang lebih jelas atas penolakannya kali ini. "Alexander tidak akan bergabung dalam proyek ini. Aku harap kau bisa menerima keputusanku dan sampaikan pada anak itu untuk tidak merengek padamu."

Min Hyeok sedikit panik. "T-tapi, Ketua ... bukankah Agen Noh Tae Hyung sudah terlalu lama meninggalkan Korea Selatan? Kenapa kita tidak membiarkan dia kembali? Setidaknya untuk beberapa hari saja."

Jung Hyuk sempat terdiam, seperti tengah memikirkan ucapan Min Hyeok. Dia kemudian bertanya, "apakah dia masih bergantung pada obat-obatan itu?"

"Ya?" Min Hyeok tertegun sebelum terlihat ingin menghindari Jung Hyuk.

"Apakah sakitnya masih sering kambuh?"

"Itu ..." Min Hyeok tampak ragu. "Aku tidak sempat menanyakan hal itu padanya, Ketua. Jika Ketua tidak keberatan, aku bisa menanyakannya ketika—"

"Lupakan saja," Jung Hyuk menyela, kali ini dia lah yang tampak menghindar.

Dan dilihat dari dua pertanyaan yang diajukan oleh Jung Hyuk, sedikit menegaskan bahwa hubungan pria itu dengan putranya tidak begitu dekat. Karena Jung Hyuk bertanya pada Min Hyeok tentang keadaan Tae Hyung sudah membuktikan bahwa hanya ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, Tae Hyung tidak memberitahu tentang kondisi kesehatannya kepada sang ayah. Ke dua, Jung Hyuk lah yang tidak pernah menanyakan hal itu pada Tae Hyung karena keterbatasan komunikasi yang mereka alami.

"Aku sudah mengambil beberapa nama dari Divisi Agen Dalam Negeri, kita harus menambahkan setidaknya tiga agen dari divisi kita." Jung Hyuk kembali memeriksa berkas di hadapannya dan kembali tertarik pada salah satu agen dari divisinya.

"Jang Hyung Won, apa yang sedang dia lakukan di Shanghai?" Jung Hyuk kembali memandang Min Hyeok.

"Agen Jang Hyung Won tengah menyelidiki kasus terkait sindikat narkoba yang pernah beroperasi di pelabuhan Incheon. Dia diberangkatkan ke Shanghai satu tahun yang lalu."

"Bawa dia kembali."

Min Hyeok menatap tak percaya dan bertanya dengan ragu. "Ketua ... memilih orang itu?"

"Kenapa? Ada masalah?"

Min Hyeok berujar dengan sedikit cemas, "tidak ... tapi, Ketua. Orang ini, Agen Jang Hyung Won ... tidakkah Ketua berpikir bahwa wajahnya adalah bagian yang paling mencolok?"

Jung Hyuk kembali memandang photo profil dari agen yang tengah mereka bicarakan. Namun, Jung Hyuk tampak tak menemukan adanya masalah di sana.

"Kenapa? Apa karena wajahnya terlalu tampan?"

"Selain itu dia memiliki penampilan yang cukup mencolok," Min Hyeok menimpali. "Aku tidak meragukan kinerjanya, tapi ... Agen Jang Hyung Won beberapa kali harus melibatkan wanita karena penampilannya saat bertugas. Dia adalah pria modern yang sulit untuk diajak berbicara."

Jung Hyuk tersenyum lebar mendengar penjelasan dari Jung Hyuk. "Dia pria modern yang sulit untuk diajak berbicara. Tapi bagaimana dengan Alexander? Dia adalah pria kolot yang keras kepala."

"Tapi, Ketua ... aku pikir akan lebih baik jika Agen Noh Tae Hyung—"

"Kau yang akan memimpin divisi gabungan ini," Jung Hyuk menyela.

"Ye?!" seru Min Hyeok, tampak sangat terkejut.

"Kembalilah ke tempatmu."

"Tapi, Ketua. Kenapa aku? Ketua tidak pernah mengatakan hal ini padaku sebelumnya? Kenapa harus aku?" Min Hyeok menuntut penjelasan. Bukan marah, dia hanya belum bisa menerima keputusan yang tiba-tiba itu.

"Aku sudah memilihmu sejak kita pergi ke Korea Utara waktu itu, jadi sekarang ... kembalilah ke tempatmu."

"Tapi, Ketua—"

"Agen Han Min Hyeok," Jung Hyuk kembali menyela, menegaskan bahwa pembicaraan mereka telah berakhir.

Min Hyeok sejenak memejamkan matanya, merutuki nasibnya dalam hati sebelum membungkukkan badannya dan meninggalkan ruangan Noh Jung Hyuk.

Setelah kepergian Min Hyeok, Jung Hyuk sejenak meninggalkan berkas di hadapannya. Pandangannya mengarah ke samping, menemukan sebuah foto yang terbingkai di sudut meja kerjanya. Jung Hyuk mengambil bingkai foto tersebut. Memperhatikan wajah dari kedua putranya yang berdiri mengapitnya yang tengah duduk di sebuah kursi. Dalam foto itu, mereka bertiga mengenakan pakaian formal dengan desain yang sama.

Perhatian Jung Hyuk kemudian terjatuh pada potret putra sulungnya—Noh Tae Hyung, atau yang lebih sering ia panggil dengan nama Alexander. Sorot mata Jung Hyuk berubah begitu ia memperhatikan potret putra sulungnya. Bukan tatapan lembut seorang ayah seperti ketika ia memandang putra bungsunya, tatapan Jung Hyuk kali ini lebih menunjukkan perasaan menyesal akan sesuatu.

Dia kemudian bergumam, "apakah kau masih merasa kesakitan hingga detik ini? Putraku yang malang ..."

Jung Hyuk mengusap potret putra sulungnya menggunakan jemarinya dan ia kembali berkata, "tinggallah di sana lebih lama lagi ..."




\\ INDEPENDENT NORTH : FACE THE NORTH //





Dengan wajah yang sedikit menunjukkan gurat frustasi, Min Hyeok kembali memasuki kantor di mana ia ditugaskan, yaitu divisi yang menangani semua urusan luar negeri yang berhubungan dengan Cyber.

Baru saja duduk di kursinya, sebuah alarm berbunyi. Dan suara itu berasal dari salah satu layar LED besar di tengah ruangan yang menampilkan beberapa gambar berbeda yang diambil dari kamera pengawas, dan ditayangkan secara langsung di sana.

Alarm sebelumnya menarik perhatian semua orang. Min Hyeok memandang seseorang yang bertanggungjawab atas layar besar itu. "Apa yang terjadi?"

"Seseorang dari daftar hitam memasuki Bandar Udara Internasional Incheon," ucap seseorang yang dimaksud oleh Min Hyeok.

"Identifikasi orang itu."

Seseorang yang dimaksud oleh Min Hyeok segera mengubah tampilan layar besar dan hanya menampilkan rekaman yang di ambil dari satu sudut. Di sana memperlihatkan banyak orang yang berlalu-lalang di bandara. Dan tentunya satu orang di sana berhasil menarik perhatian semua orang di ruangan itu.

Rekaman berhenti. Ketika kamera diperbesar, layar mulai mengidentifikasi sosok itu. Namun, Min Hyeok yang mengenali sosok itu lebih cepat tampak terperangah. Dia berdiri dengan tatapan tak percaya mengarah pada layar.

"Tidak mungkin ... dia—" Min Hyeok tak bisa menyelesaikan kalimat yang ia gumamkan.

"Kami berhasil mengindetifikasi target," celetuk orang sebelumnya.

Tampilan layar kembali berubah, menampakkan profil dari orang yang dimaksud. Dan tak ada satu pun orang di sana yang tidak terkejut. Beberapa orang turut berdiri.

"Dia ada di sini," ujar salah seorang.

"Daniel Lim ... dia benar-benar datang," sahut si pria yang sebelumnya bertanggungjawab atas layar utama.

Sebagian besar orang mengarahkan pandangan mereka pada Min Hyeok. Dan sepertinya keadaan di sana menjadi tidak terkendali setelah melihat kedatangan Daniel Lim ke negara mereka.

Min Hyeok dengan tergesa-gesa meninggalkan kantor divisi. Bergegas menuju ke ruang kerja Jung Hyuk, Min Hyeok langsung membuka pintu ruangan itu dan masuk dengan cara yang tak sopan. Namun, napasnya yang tampak memburu dengan garis wajah yang tampak panik membuat Jung Hyuk justru menatap penuh tanya.

"Agen Han Min Hyeok?"

"Dia datang, dia sudah datang ..." gumam Min Hyeok seiring dengan napas beratnya.

Dahi Jung Hyuk mengernyit. "Siapa yang sedang kau bicarakan?"

"Pembunuh Bulan ..."

Kedua netra Jung Hyuk langsung membulat ...

"Daniel Lim ... dia sudah berada di Korea Selatan saat ini ..."


\\ INDEPENDENT NORTH : FACE THE NORTH //

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro