Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 02

Pyongyang, Korea Utara.

Noh Jung Hyuk bersama tiga agen dari NIS lainnya menginjakkan kaki mereka di Korea Utara. Seperti perjanjian yang telah diatur sebelumnya, perwakilan dari kedua negara akan melakukan pertemuan untuk kembali melakukan negosiasi.

Misi yang terbilang cukup berbahaya ketika hubungan kedua negara kembali memanas. Para agen NIS yang menjadi perwakilan untuk pergi ke Korea Utara bisa saja kehilangan nyawa mereka jika negosiasi tidak berjalan dengan baik.

Menggunakan dua mobil, para agen NIS harus terbagi menjadi dua tim dan pergi menggunakan kendaraan yang telah disediakan oleh pihak Korea Utara tersebut.

"Kau sudah makan, Agen Han Min Hyeok?" tegur Jung Hyuk, memulai pembicaraan untuk mengusir suasana tak bersahabat di dalam mobil itu.

Han Min Hyeok, pria berusia di awal tiga puluh tahunan. Seorang agen yang bertanggungjawab di divisi yang diketuai oleh Noh Jung Hyuk itu dengan canggung. "Ya, Ketua?"

"Apa yang kau makan pagi ini?"

"Ramyeon, Ketua."

Jung Hyuk tersenyum dan sekilas memandang Min Hyeok, membuat bawahannya itu menjadi semakin gugup.

"Kau membiarkan semangkuk ramyeon mendiami perutku ketika kita akan bepergian jauh."

"Aku tidak sempat memikirkan tentang apa yang harus aku makan hari ini, Ketua."

"Kenapa sikapmu sangat kaku? Bersikap santai lah seperti biasanya, tidak akan ada hal buruk yang terjadi meski kita bersikap lebih santai." Pandangan Jung Hyuk tertuju pada spion di depan, dan dari sana dia bisa melihat bahwa dua orang yang duduk di depan sedari tadi tengah mengawasi mereka.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari spion, Jung Hyuk melanjutkan pembicaraan dengan Min Hyeok. "Alexander sudah menghubungimu?"

"Ya?" Min Hyeok langsung memandang Jung Hyuk dengan tatapan terkejut. Di tempat itu, di Korea Utara, Jung Hyuk justru membicarakan salah satu agen rahasia dari divisi mereka.

Min Hyeok perlahan turut memandang ke spion dan menegur Jung Hyuk dengan ragu. "Ketua ... aku rasa-"

"Aku hanya bertanya apakah anak itu sudah menghubungimu atau belum," Jung Hyuk menyela dengan tak acuh. Namun, tatapan tajam miliknya seakan tengah ingin memperingatkan kedua orang yang duduk di bangku bagian depan.

Min Hyeok menepis semua pikiran buruknya dan mempercayakan misi kali itu kepada Ketua Divisi. Dia kemudian menjawab dengan suara yang terdengar lebih tenang. "Dia menanyakan apakah aku memakan ramyeon lagi pagi ini."

Jung Hyuk memandang Min Hyeok dan tersenyum lebar. Sedangkan Min Hyeok jauh lebih tenang setelah pembicaraan basa-basi itu.

Setelah perjalanan panjang yang cukup membosankan. Rombongan Noh Jung Hyuk sampai di depan gedung yang telah dipersiapkan sebagai tempat pertemuan. Di depa gedung itu telah berbaris para pemuda berseragam militer dan juga bersenjata.

Min Hyeok yang sudah berdiri di samping Jung Hyuk sejenak menghela napas berat. Untuk kali pertama ia menginjakkan kaki di Korea Utara, dan melihat keadaan di sana membuat perutnya sedikit terasa tidak nyaman. Mungkin dia harus memakan yang lain selain ramyeon sebagai menu sarapannya sebelum bekerja.

"Kenapa? Kau sakit perut?" tegur Jung Hyuk dengan suara yang pelan, bernada bercanda.

"Aku bisa menahannya, Ketua. Aku tidak akan meninggalkan milikku di tempat ini."

Jung Hyuk sekilas tersenyum lebar dan berkata. "Kau memilih kalimat yang sopan hanya untuk menyebutkan kotoran."

Min Hyeok menatap canggung. Dia sudah berusaha menggunakan kata kiasan, tapi Ketua divisinya itu terlalu terus terang.

Garis senyum di wajah Jung Hyuk memudar ketika seseorang datang untuk membimbing langkah mereka. Dan tatapan ramah yang selama ini ditunjukkan oleh Jung Hyuk seketika menghilang. Mereka semua, para agen NIS harus menunjukkan sikap tegas mereka agar tidak terintimidasi ketika memasuki sarang musuh.

Memasuki ruangan luas dengan hanya ada sebuah meja pertemuan, para agen NIS itu justru semakin merasa tertekan dengan ruang pertemuan itu. Jung Hyuk dan Min Hyeok duduk berdampingan, sementara dua agen lainnya berdiri di belakang mereka.

"Siapkan dokumennya," ucap Jung Hyuk pada Min Hyeok dengan suara yang sengaja dipelankan.

"Baik, Ketua."

Min Hyeok mengambil dua buah dokumen dari dalam tas kerja yang memang sudah ia bawa sejak awal. Sebagai penanggungjawab atas divisi yang dipimpin oleh Jung Hyuk, Min Hyeok juga memiliki peranan yang sangat penting dalam proyek damai kali itu.

Tak menunggu waktu lama, beberapa perwakilan dari Korea Utara memasuki ruang pertemuan. Jung Hyuk dan Min Hyeok serempak berdiri untuk menyambut mereka.

Batin Jung Hyuk tersentak ketika melihat siapa yang datang ke sana. Lim Dong Myeong, salah satu orang yang menjadi perwakilan dari Korea Utara dalam negosiasi hari itu. Dan orang itu tidak lain adalah Menteri Pertahanan Korea Selatan.

Rahang Jung Hyuk mengeras, sorot matanya dipenuhi oleh kemarahan ketika ia memandang Lim Dong Myeong. Dan hanya dalam hitungan detik kedua belah pihak saling berdiri berhadapan dengan sebuah meja yang menjadi pembatas wilayah keduanya.

Lim Dong Myeong, pria berkacamata itu tersenyum tipis dan memberikan teguran pertamanya. "Selamat datang di Korea Utara, Ketua Noh Jung Hyuk."

Lim Dong Myeong mengulurkan tangannya. Namun, kala itu Jung Hyuk terlihat enggan untuk menjabat tangan sang lawan bicara. Dan tentunya hal itu membuat Min Hyeok yang berdiri di samping sang atasan merasa sedikit tertekan.

Sebelum dianggap tidak sopan, Jung Hyuk menjabat uluran tangan Lim Dong Myeong.

Senyum di wajah Lim Dong Myeong melebar. Namun, sayangnya tak ada keramahan dalam segala tindakannya kala itu. Dia berkata, "senang melihatmu sampai dengan selamat."

Jabatan tangan keduanya terlepas dan Jung Hyuk menyahut dengan sikap yang dingin. "Kau tidak perlu memaksakan diri berbicara menggunakan bahasa kami, Pak. Kedua pihak telah membawa penerjemah masing-masing untuk menghindari kesalahpahaman."

Lim Dong Myeong tersenyum tipis, tampak meremehkan ucapan Jung Hyuk. Bahasa yang digunakan oleh Korea Utara sedikit berbeda dengan Korea Selatan. Terdapat beberapa kata yang memiliki arti berbeda. Sehingga jika tanpa penerjemah, kesalahpahaman tentu saja bisa terjadi.

Lim Dong Myeong kemudian berkata, "kau tidak perlu mempermasalahkan tentang hal itu. Aku sudah sangat lama mempelajari tentang negaramu ... silahkan duduk."

Kedua pihak duduk. Namun, Lim Dong Myeong hanya duduk seorang diri ketika beberapa pria berjas yang ikut bersamanya hanya berdiri di belakangnya.

Lim Dong Myeong kemudian menegur Jung Hyuk. "Kau bisa memulainya sekarang, Ketua Noh."

Jung Hyuk bertukar pandang dengan Min Hyeok dan memberikan anggukan singkat. Setelah itu Min Hyeok berdiri, menaruh satu dokumen di hadapan Jung Hyuk dan satu dokumen lainnya di hadapan Lim Dong Myeong lalu kembali ke tempat duduknya

Tanpa memiliki minat dalam sorot matanya, Lim Dong Myeong membual berkas itu. Sementara Jung Hyuk memberikan sedikit penjelasan.

"Kedatangan kami kemari adalah untuk mengajukan negosiasi terakhir kami. Hanya ini lah yang kami miliki saat ini, dan ini akan menjadi penawaran terakhir dari kami. Mohon agar-" perkataan Jung Hyuk terhenti ketika Lim Dong Myeong tiba-tiba mengangkat tangan kirinya ke udara.

Lim Dong Myeong berbicara tanpa memandang lawan bicaranya. "Diamlah sebentar. Bagaimana aku bisa membacanya jika kau terus berbicara?"

"Maafkan aku, Pak." Jung Hyuk sempat menunduk dalam.

Dan setelahnya tak ada yang bersuara. Namun, tatapan Jung Hyuk pada Lim Dong Myeong tak bisa menutupi bahwa pria itu seperti memiliki dendam pribadi terhadap orang penting Korea Utara itu. Entah mereka pernah bertemu sebelumnya atau itu hanya terjadi karena hubungan kedua negara tengah memanas.

Setelah membaca keseluruhan isi dari perjanjian yang diajukan oleh pihak Korea Selatan, Lim Dong Myeong menyandarkan punggungnya dan memandang Jung Hyuk tanpa memberikan komentar hingga beberapa detik berlalu. Meski bersikap santai, tindakan Lim Dong Myeong kala itu justru semakin mengintimidasi pihak Korea Selatan kecuali Noh Jung Hyuk yang balik memandangnya.

"Pak," tegur seorang pria yang berdiri tepat di samping Lim Dong Myeong.

Setelah puas beradu pandang dengan Jung Hyuk, Lim Dong Myeong kemudian mulai berbicara perihal kesepakatan yang diajukan oleh pihak Korea Selatan.

"Siapa yang mengusulkan tentang proyek ini?"

"Itu-"

"Bukan kau," Lim Dong Myeong menyela ketika Jung Hyuk hendak berbicara. Pandangan pria itu kemudian terjatuh pada Min Hyeok. "Kau yang duduk di situ, siapa namamu?"

Min Hyeok sempat terkejut. Namun, ia segera bersikap tenang dan menjawab, "Han Min Hyeok, Pak."

"Agen Han Min Hyeok."

"Ya, Pak?"

"Aku ingin kau menjawab pertanyaanku sebelumnya."

Batin Min Hyeok tersentak. Dia segera memandang Jung Hyuk yang langsung memberikan anggukan sebagai sebuah persetujuan.

Mencoba untuk tenang, Min Hyeok menjawab dengan tegas tapi tetap terdengar sopan. "Proyek gabungan ini adalah rencana yang telah disusun oleh Ketua Noh Jung Hyuk dan telah mendapatkan izin langsung dari Presiden Park-"

Lim Dong Myeong kembali mengangkat tangan kirinya untuk menghentikan ucapan Min Hyeok. Dia kemudian mengembalikan pandangannya pada Jung Hyuk dan menegakkan tubuhnya.

"Tidakkah kau berpikir bahwa ini terlalu berlebihan, Ketua Noh Jung Hyuk?"

"Aku hanya mencari jalan tengah demi tujuan bersama, Pak."

"Bukan itu, kau tahu benar dengan apa yang aku maksud."

Jung Hyuk berdiam diri, tak berniat merespon ucapan Lim Dong Myeong.

Lim Dong Myeong kemudian kembali berbicara, "kau selalu ingin terlihat menonjol dibandingkan dengan orang lain. Itu lah sebabnya, semua orang yang berada di sekitarmu harus pergi ... kau belum menyadarinya juga?"

Jung Hyuk tetap diam. Namun, ucapan Lim Dong Myeong sebelumnya membuat ketiga bawahan Jung Hyuk merasa ada yang salah dalam pertemuan kala itu. Tidak seperti pertemuan antara perwakilan dari kedua negara, pertemuan kali itu seperti hanya menjadi pertemuan dua orang saja.

Setelah beberapa saat membiarkan para anggota divisinya merasa kebingungan dengan keadaan di sana. Jung Hyuk pun pada akhirnya berbicara.

"Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan, Pak. Kedatangan kami kemari hanya untuk melakukan negosiasi terakhir kita. Maka dari itu-"

"Maka dari itu," Lim Dong Myeong menyela, entah untuk kali berapa. "Berikan kesepakatan yang lebih masuk akal. Suasananya terlalu buruk untuk membicarakan sebuah kesepakatan ... tinggallah di sini lebih lama dan yakinkan kami bahwa kalian benar-benar serius tentang pakta damai itu."

Lim Dong Myeong tiba-tiba berdiri dan tentu saja hal itu membuat kebingungan di pihak Korea Selatan. Jung Hyuk dan Min Hyeok pun segera bangkit. Namun, Jung Hyuk lah satu-satunya orang yang berani menahan Lim Dong Myeong.

"Tunggu sebentar, Pak. Apa maksudnya ini?"

"Pukul delapan malam ... bawa dokumen ini ke hadapanku. Aku tidak ingin melihat siapapun di sekitarmu. Pastikan kau datang sendirian jika kalian memang serius untuk menyelesaikan masalah ini."

Lim Dong Myeong beserta rombongannya kemudian pergi dan meninggalkan kegelisahan bagi pihak yang ditinggalkan.

Min Hyeok segera menegur Jung Hyuk. "Bagaimana ini, Ketua? Ini tidak seperti yang kita rencanakan."

Jung Hyuk memandang ke tiga bawahannya dengan cemas. "Kita tidak mungkin melawan. Kalian kembali lah ke Korea Selatan."

Para agen yang mendengar hal itu tentu saja terkejut. Min Hyeok menunjukkan penolakannya. "Tidak bisa seperti ini, Ketua. Bagaimana mungkin Ketua akan tinggal sendirian di sini? Kita tidak tahu apa yang sedang mereka rencana, tinggal di sini akan sangat berbahaya."

"Akan jauh lebih berbahaya jika kalian juga ikut tinggal. Tidak ada yang bisa menjamin keselamatan kalian di sini. Setidaknya kalian masih bisa memikirkan langkah selanjutnya jika negosiasi kali ini gagal."

"Pak-"

"Kembali ke NIS dan katakan bahwa aku akan menangani semuanya."

"Aku akan tetap tinggal," Min Hyeok menyela dengan keputusan yang ia ambil.

"Agen Han Min Hyeok."

"Aku menghabiskan masa mudaku dengan mengasingkan diri di divisi ini. Biarkan aku mengambil bagian dalam misi kali ini."

Jung Hyuk menatap ragu. Dia tidak bisa mengambil resiko besar yang kemungkinan akan membahayakan pada anak buahnya. Namun, Han Min Hyeok yang sudah bekerja dengannya dalam waktu yang lama telah memutuskan. Dan dia pun juga harus mengambil keputusan.

Jung Hyuk kemudian menjatuhkan pandangannya pada kedua agen lainnya. "Kalian berdua kembalilah ke Korea Selatan hari ini juga."

"Baik, Ketua," kedua agen itu menerima perintah tanpa bantahan.

Jung Hyuk kemudian bertemu pandang dengan Min Hyeok. "Kau yang bertanggungjawab atas kepulanganmu sendiri."

"Mohon bimbinganmu, Ketua."

Hari itu juga, dari empat agen yang direncanakan kembali ke Korea Selatan, hanya dua yang datang hari itu. Sementara Jung Hyuk dan Min Hyeok menetap di salah satu kamar hotel yang memang telah disiapkan oleh pihak Korea Utara sebelumnya. Dan keberhasilan akan misi kali itu berada di tangan Noh Jung Hyuk. Bisakah ia membuat kesepakatan dengan Lim Dong Myeong atau justru sebaliknya. Hubungan kedua negara tengah dipertaruhkan dalam pertemuan itu.

\\ INDEPENDENT NORTH : FACE THE NORTH //

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro