32
Kata Bunda, tahta planet tercantik di tata surya itu dimiliki oleh Venus. Bersanding dengan yang lain, Venus dari bumi terlihat menawan. Setidaknya Venus menyadari dirinya memang sosok yang cantik.
"Tapi ada sesuatu, yang tidak sadar akan kecantikan dan keindahannya." Bunda berkata demikian. Sontak aku memiringkan kepala, merasa bingung dengan bahasa Bunda yang berbelit.
"Dia gak tau dirinya cantik?" Aku membeo, mengulangi pertanyaan Bunda demi mendapat penjelasan.
Anggukan kudapatkan sebagai penjelasan. Tidak langsung menjawab, Bunda justru menuang cangkir kosongnya dengan teh, secara perlahan. Aku memperhatikan dengan sabar, membiarkan detik jam antik di sudut dinding ruangan terdengar jelas.
Mengayunkan kaki kecilku, yang tak menyentuh lantai, aku mulai bersuara kembali, "Bunda ... jadi apa yang Bunda maksud?"
Aku memang anak yang tidak sabaran. Tapi setidaknya Bunda cukup sabar untuk menyesap teh nya sebelum berbicara, "Kamu tahu kupu-kupu? Bunda yakin, kamu pasti menyukai sayap-sayap mereka yang indah."
Aku mengangguk.
"Mereka cantik ya? Tapi kupu-kupu tidak tahu kecantikan dirinya. Mereka tidak bisa melihat sayap mereka sendiri." Bunda meletakkan cangkir kembali di meja, menciptakan keheningan singkat di ruang keluarga kecil itu.
"Humn ... jadi?"
Bunda hanya tersenyum, menciptakan pertanyaan yang memenuhi kepalaku. Setidaknya aku yang dulu dapat menggunakan otakku dengan baik. Yah, walau memikirkan persoalan itu saja, aku tak bisa.
Tapi sekarang ... aku paham apa yang Bunda maksud.
Kupu-kupu tidak selamanya cantik, Bunda. Bahkan bintang paling indah saja lebih baik bersanding dengan Venus dibanding kupu-kupu.
Setidaknya itu yang dapat ku pelajari.
"Rooftop memang selalu nyaman~"
"SESEORANG JATUH DARI ATAP!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro