Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 17 (Direvisi)

Sasuke yang baru saja selesai mandi dan meraih ponselnya karena bosan terkejut karena mendadak di-mention saat membuka grup chat. Ia segera membaca chat tersebut dan seketika matanya membulat dan mulutnya terbuka seketika.

Ia terkejut ketika Naruto menjanjikan akan membeli bukunya kalau dia bersedia membimbing Sakura. Ia mulai merasa tidak nyaman dan khawatir perempuan itu tahu lebih banyak soal dirinya. Padahal, ada hal yang ingin ia bagikan hanya pada orang tertentu.

-----------------

Sasuke

--reply to Naruto

20 eksemplar apa? Maksudmu 20 potong kue?

Atau 20 gelas kopi?

-----------------
Sesudahnya ia segera mengirimkan pesan secara pribadi pada Naruto, mengingatkan lelaki itu agar tidak membahas hal ini lagi, juga agar tak terlalu banyak bicara.

-----------------

Naruto

Duh, ngantuk.

Maksudnya aku ingin membelikanmu 20 eksemplar buku porno.

Atau mau sex doll sekalian?

-----------------

Sasuke mendengkus kesal. Bukannya ia tak pernah menginginkan hal semacam itu, hanya saja ia merasa tidak nyaman membayangkan dirinya harus bermain dengan alat vitalnya sendiri secara rutin bagaikan seorang pecandu seks maupun bercinta dengan boneka seraya berkhayal kalau boneka itu adalah perempuan sungguhan.

Ia mengabaikan Naruto sebelum lelaki itu melanjutkan percakapan mesumnya itu, lalu mengetik pesan untuk Sakura.

-----------------

Sasuke

Kalau butuh bantuan, kau bisa menghubungiku.

-----------------

.

.

Perempuan itu menyandarkan tubuhnya di atas kasur seraya memegang ponselnya erat-erat. Ia merasa ragu, haruskah ia benar-benar menghubungi Sasuke? Akan tetapi lelaki itu bahkan sudah menawarkan diri untuk membantunya.

Rasanya ia sungguh dilema. Di satu sisi, ia merasa tidak enak karena menolak bantuan seseorang yang terlanjut menawarkan. Di sisi lain, ia merasa tidak enak karena ia akan merepotkan.

Ketimbang hal itu, sesungguhnya ia merasa penasaran. Apa kompetensi Sasuke hingga Naruto sampai merekomendasikan lelaki itu? Bahkan Naruto yang sudah berhasil menerbitkan novel mengaku masih belajar kepenulisan dari lelaki itu. Apa mungkin Sasuke menulis novel? Rasanya ia lebih percaya kalau lelaki itu mengaku sebagai perempuan yang menyamar ketimbang penulis novel.

Ia lebih yakin kalau Sasuke adalah penikmat novel dan paham soal teknik menulis yang benar. Namun kalau boleh jujur Sasuke juga tidak terlihat seperti orang yang menggemari buku. Ia belum pernah melihat lelaki itu membaca buku sekalipun. Jangankan membaca, memegang buku saja rasanya tidak.

Rasa penasaran mendorongnya untuk mengirim pesan pada Sasuke. Biasanya ia merasa canggung menghubungi lelaki itu untuk membahas hal pribadi, namun tidak lagi kali ini. Rasa penasaran mengalahkan rasa canggung yang biasa ia rasakan.

-----------------

To : Sasuke

Hai.

Kalau boleh tahu,biasanya kau baca genre apa?

-----------------

Sakura bersiap mematikan ponselnya dan bergegas tidur. Ia pikir, Sasuke tidak mungkin langsung membalas pesannya. Jangan-jangan lelaki itu malah menolak membalasnya.

Namun sebuah notifikasi dari lelaki itu membuatnya tersentak. Ia membatalkan rencananya mematikan ponsel dan tidur demi membaca chat dari Sasuke.

-----------------

From: Sasuke

Tidak menentu.

Memangnya kenapa?

-----------------

To : Sasuke

Bukan.

Aku takutnya kau keberatan, soalnya karyaku sepertinya mengarah ke romance, deh.

-----------------

From : Sasuke

Aku mungkin tidak akan membantu soal alur, jadi tidak peduli soal ceritamu.

-----------------

Sakura meremas telapak tangannya sendiri. Sepertinya ia memang harus berusaha membiasakan diri dengan kata-katanya yang cenderung to the point jika masih ingin berurusan dengan lelaki itu, entah sebagai rekan kerja, atasan maupun teman.

-----------------

To : Sasuke

Aku kirim naskahnya, ya?

Boleh minta email?

-----------------

Sebuah pesan balasan berisi email dari lelaki itu diterima tak sampai lima menit kemudian. Sakura membaca isi pesan lelaki itu, lalu menyadari bahwa nama email lelaki itu terkesan begitu formal, mengingatkannya akan email pegawai kantoran.

.

.

Sasuke menerima email dari Sakura dan melirik jam. Matanya mulai terasa berat dan ia berhasrat untuk segera berlabuh ke alam mimpi. Akan tetapi rasa penasaran mengalahkan rasa kantuknya maupun matanya yang terasa lelah. Ia segera mengulurkan tangannya untuk membuka laci dan mengoleskan krim mata pada kelopak matanya, lalu memakai krim aloe vera pada seluruh wajah untuk memberikan efek dingin.

Ia terkesan seperti lelaki metroseksual yang begitu merawat diri dengan menyimpan benda semacam ini. Namun sebetulnya ia pun mencobanya setelah Itachi membelikan satu untuknya. Katanya benda itu akan membantu menghilangkan rasa lelah di mata dan setelah mencobanya satu kali ia jadi rutin membeli.

Email tersebut berisi bab satu proyek novel buatan Sakura dan Sasuke begitu tertarik untuk membacanya. Ide seperti apa yang berhasil ditemukan perempuan itu setelah bekerja di kafe? Ia begitu tak sabar untuk segera membacanya.

Rasa penasaran menggiringnya menghabiskan paragraf demi paragraf hingga ia menghabiskan lebih dari satu halaman. Tanpa sadar, sudut bibirnya sedikit terangkat. Mendadak ia merasa salah tingkah.

Apakah ini hanya perasaannya saja? Entah kenapa ia merasa karakter utama wanita di dalam cerita begitu mirip dengan perempuan itu. Sedangkan si karakter pria malah agak mirip dengan dirinya. Rasanya seolah membaca soal diri sendiri dari perspektif orang lain, terlebih Sakura menggunakan sudut pandang orang pertama.

.

Ketika lelaki berambut hitam itu mengulurkan tangan, aku memberanikan diri menyambut tangannya lalu menengadah. Napasku seolah tercekat saat mengamati wajah lelaki itu. Dia si barista kafe yang berwajah tidak ramah itu, orang terakhir di muka bumi ini yang kukira akan mengulurkan tangan pada gadis asing sepertiku.

.

Sasuke meringis seketika, merasa gugup. Ia pikir si lelaki berambut hitam begitu mirip dengannya. Apa kesannya pada orang lain memang begitu tidak ramah?

Ia segera mengusap wajahnya sendiri lalu seketika mematikan ponselnya sendiri. Mana mungkin perempuan itu menjadikan dirinya sebagai karakter di novel terbarunya?

Ia pasti mulai melantur terlalu jauh karena begitu mengantuk. 

-Bersambung-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro