70. Renungan Felinette de Terevias
“Aku akan memberitahumu sebuah rahasia besar, Irsiabella,
Tapi berjanjilah, kau harus menjaganya.”
***
Luna ingat telah meninggalkan akademi publik pada akhir musim semi tahun lalu, tanpa memberikan pesan terakhir dan tanpa berpamitan dengan siapapun.
Dan tiba-tiba musim semi sudah datang lagi untuk memberkati Negeri Terevias.
Kehidupan Luna di istana pun berjalan normal, meski saat ini keadaan Negeri Terevias belum juga membaik sejak adanya wabah. Tetap ada kemewahan, keindahan, dan segala kemegahan yang tetap memanjakannya.
Sebelumnya, Luna memang sudah tahu bahwa ada wabah yang datang pada permulaan musim panas tahun sebelumnya dan wabah itu akan mereda tahun berikutnya ketika musim panas. Itu artinya, ketika musim panas tahun ini.
Di kehidupan yang sebelumnya, Luna hanya mendengarnya dari cerita orang lain dan Luna tidak tahu bahwa ada banyak dampak besar yang ditimbulkan karena wabah itu. Gagal panen, krisis makanan, munculnya berbagai penyakit, dan hal lainnya.
Ada banyak masalah yang harus dihadapi oleh pihak kerajaan di satu waktu yang sama, sampai-sampai jam makan bersama dengan Raja Finnebert atau Pangeran Felixence sudah tidak terlaksanakan selama beberapa waktu. Mereka memang masih bertemu, tetapi sudah tidak sesering biasanya.
Itu bukan hal yang besar. Lagipula, bagi Luna, itu bukan sesuatu yang sangat penting.
Untuk alasan yang tidak diketahui Luna, Raja Finnebert tidak mempertanyakan tentang kekuatannya yang belum kunjung muncul. Barangkali karena sang raja juga sedang sibuk dengan masalah negaranya yang belum selesai. Namun, apapun itu, Luna bersyukur tidak dituntut meskipun kini dirinya sudah berusia 16 tahun.
Di kehidupan Felinette yang sebelumnya, semuanya membuat tuduhan bahwa akar di balik permasalahan munculnya wabah ini adalah karena Putri Felinette adalah putri palsu, sehingga langit tak menerimanya. Memang sangat tidak masuk akal, tapi itulah alasan tak logis yang mereka buat untuk menyudutkan Felinette lebih jauh lagi.
Surat dengan lambang keluarga Swanbell datang lagi kepadanya. Hubungan mereka berdua semakin dekat sejak Luna memutuskan untuk bercerita tentang bualan mimpi masa depannya. Aurorasia mendengarkan saran dari Putri Felinette dan bisa ‘menyelamatkan’ para Putra Whistler, setidaknya hingga saat ini.
Golden Sun di kediaman Whistler sangat diawasi dengan ketat penggunaannya sekarang karena sudah nyaris habis. Belakangan, Luna mendapatkan informasi bahwa Nyonya Whistler berusaha untuk mencari peramu paling awal, tetapi tentu saja tidak pernah ditemukan karena identitasnya telah dirahasiakan sejak awal atas permintaan Luna.
Tentu akan ada banyak cara yang bisa Nyonya Whistler lakukan untuk mencapai ambisinya, jika memang dia nekat. Namun melihat bagaimana cara ia menyingkirkan orang-orang, Luna tahu bahwa Nyonya Whistler lebih suka ‘bermain’ dengan aman. Sebelumnya, Golden Sun telah membebaskannya dari segala macam tuntutan, Luna tidak akan membiarkan kejadian serupa terjadi lagi.
Aurorasia masih melanjutkan pendidikannya di akademi publik yang sepertinya akan selesai tahun depan. Gadis itu memang begitu berbakat dan dianugerahi intelektual. Sejujurnya, dari lubuk hati Luna yang terdalam, Luna tahu bahwa dia pantas dengan posisi pendamping calon raja berikutnya.
Berhubung karena keadaan wabah yang parah, acara-acara resmi kerajaan tahun lalu ditiadakan dengan berbagai pertimbangan. Itu cukup menguntungkan, karena saat itu usia Putri Felinette sudah lima belas tahun.
Ya, waktu dimana seharusnya dirinya meminum racun dan terekspos tanpa kekuatan. Di masa-masa itulah Putri Felinette akan dituntut untuk memamerkan dan menunjukkan kekuatan ketika ulang tahun raja.
Mungkin ini memang adalah takdir yang harus dijalani Felinette, membuatnya tidak perlu melakukannya di usianya yang kelima belas.
Semuanya tetap aman hingga saat ini.
… atau setidaknya itulah yang diharapkan Luna.
Luna telah mengetahui satu hal yang sangat penting dan tidak pernah diketahui olehnya sebelumnya.
Di malam terakhir di akademi publik, Luna melihat dengan jelas bahwa Irsiabella berbicara dengan pemuda bermata merah.
Luna tidak bisa mengingat persis percakapan apa yang mereka berdua bicarakan. Yang Luna tahu, tubuhnya mampu mengingat semua trauma yang belum dialaminya. Ia membatu di tempat dan bahkan tidak terpikir olehnya untuk menguping pembicaraan lebih lanjut, karena naluri untuk bertahan hidupnya langsung meledak.
Lantas Luna langsung berbalik berlari kembali ke kamarnya. Pikirannya kacau dan semua kejadian yang dialaminya di kehidupan sebelumnya terputar bagai kaset rusak.
Perjalanannya kembali ke kamarnya juga tidak semulus yang diharapkannya, karena Luna terjatuh. Meskipun begitu, dia tetap bangkit untuk melanjutkan pelariannya. Luna tidak ingin menemui kematiannya lebih cepat, sehingga langsung meminta Pangeran Felixence untuk menjemputnya dengan bantuan alat sihir pemberian sang kakak.
Luna memang selalu merasa bahwa istana tidak aman. Namun kini yang pasti, akademi publik lebih tidak aman lagi, karena Luna jelas melihat pemuda bermata merah itu di sana.
Dan juga ... karena ada Irsiabella di sana.
Luna sudah tahu sejak awal bahwa keberadaan Irsiabella saja sudah sangat memperburuk keadaan, tetapi tidak pernah sedikitpun terbesit di pikirannya bahwa gadis itu akan mempunyai peran yang begitu besar untuk membahayakannya.
Mungkinkah ... Irsiabella adalah dalang di balik semua nasib sial yang menjatuhkan Felinette?
Memang tidak pasti, tetapi sudah begitu meyakinkan bahwa Irsiabella jelas memiliki hubungan dengan pemuda bermata merah itu. Tidak mungkin orang itu hanya orang asing yang lewat yang ingin mempertanyakan jalan, kan? Irsiabella juga pasti tidak bodoh untuk menyadari bahwa manik berwarna merah adalah hal yang mustahil.
Luna tidak tahu bagaimana mereka bisa bertemu karena Luna jelas tidak tahu banyak hal tentang Irsiabella, tetapi Luna harus mempersiapkan diri untuk rencana penyelamatkan dirinya.
Tidak bisa, tidak bisa. Luna sudah lebih dulu pesimis bisa menyelamatkan diri jika alurnya akan bergerak seperti itu.
Memang, kini Luna berhasil mencegah hal-hal yang merugikan, tetapi tetap saja dia tidak bisa melawan fakta bahwa Irsiabella dan pemuda bermata merah adalah satu paket senjata yang akan meruncing ke arahnya.
“Bolehkah aku memberikan pelukan kepada Tuan Putri?”
Suara Irsiabella yang membuat permintaan untuk ulang tahunnya kembali terngiang-ngiang di pendengaran Luna. Bahkan tatapan memohon yang dibuat oleh manik emas itu, semuanya masih begitu jelas bagi Luna.
Luna ingin membuat asumsi bahwa Irsiabella telah menggunakan kekuatannya untuk membuat Luna merasa hangat, merasa begitu nyaman dan aman dengannya …, meskipun jika ternyata dialah orang yang paling berbahaya.
Namun nyatanya, bahkan jika ternyata dia mengetahui fakta ini lebih cepat, malam itu--ketika dirinya mendapati Irsiabella mengalami hiportemia, Luna tahu bahwa dia tetap akan menyelamatkan Irsiabella.
Hal yang membuatnya lebih frustrasi adalah bahwa setelah mengetahui fakta bahwa Irsiabella terlibat dengan pemuda bermata merah saat ini, Luna terus-terusan dihantui oleh perasaan waswas dan juga suara lain di hatinya yang memintanya untuk tidak mempercayai siapapun.
Itu karena, Luna masih sedikit mempercayainya.
Hanya sedikit, tetapi itu membuatnya sangat uring-uringan.
Untuk saat ini, Luna masih membalas setiap pesan yang dikirimkan oleh Irsiabella. Luna memperlakukannya dengan normal agar Irsiabella tidak mencurigainya tentang kejadian malam itu. Sulit sekali bagi Luna untuk berhenti merasa cemas setiap mendapatkan surat darinya.
“Permisi, Tuan Putri. Yang Mulia Pangeran meninggalkan pesan untuk Anda.”
Seorang pelayan masuk membawakan surat. Luna mengerutkan kening, tentu saja. Jika itu memang pesan yang penting, apakah harus lewat surat sementara mereka masih ada di satu tempat yang sama?
Setelah kepergian pelayan itu, Luna segera membuka suratnya.
Apakah tentang Nona Anonim?
Luna benar-benar berharap begitu. Karena jika Pangeran Felixence sudah mengetahui tentang Nona Anonim yang kemungkinan besar adalah Irsiabella, maka Pangeran Felixence bisa membantunya mengawasi pergerakan gadis itu.
Sudah selama setahun ini, Luna hanya mampu menunggu Pangeran Felixence membahas tentang Nona Anonim setiap mereka bertemu, tetapi nyatanya Pangeran Felixence terlalu sibuk mengurusi masalah kerajaan yang memang terus meledak memunculkan masalah yang tak kunjung selesai. Terkadang ketika makan bersama, mereka bisa membahas tentang permasalahan itu. Mungkin mereka pikir Luna tidak tahu apapun dan membutuhkan informasi lebih, tapi bukan itu informasi yang Luna butuhkan.
Nyatanya, tidak ada yang istimewa tentang surat itu. Isinya hanya tentang pemberitahuan bahwa Terence akan dibebastugaskan selama satu hari untuk menemani Putri Felinette ketika pemberkatan di Kuil Agung nanti.
Luna sudah tahu hal itu dari pesan yang dikirimkan oleh Terence, karena pemuda itu sungguh tidak sabar untuk menunggu hari itu tiba. Jadi, surat dari Pangeran Felixence benar-benar sangat mengecewakan.
Mungkin baginya sekarang, permasalahan tentang identitas Nona Anonim hanyalah hobiuntuk mengisi waktu luangnya. Pangeran Felixence cukup mengerti tentang prioritas mana yang harus diselesaikannya lebih dulu.
Luna tanpa sadar menghela napasnya sembari melihat ke langit mendung dari kaca jendelanya, “Hanya tinggal seminggu ….”
Dengan begini, Luna tinggal menunggu pertemuan formalnya dengan Irsiabella di Kuil Agung.
Hari dimana kekuatan Irsiabella akan terkuak.
Jelas Luna telah mempersiapkan rencana untuk menghentikan kejadian buruk itu terjadi, tapi apakah mungkin dia bisa melakukannya?
***TBC***
5 Maret 2022
Paus' Note
Dialognya sungguh keterlaluan sedikit.
Maaf ya, aku updatenya malah di keesokan harinya, bukannya malam tadi.
Kalau malam itu batuknya kambuh makin parah. Aku nggak pegang gadget lagi semalam dan pagi tadi fokus istirahat sebentar. Jadi, maaf ya rada telat baru update malam ini.
Tujuan dari chapter ini sebenarnya sangat sederhana; Luna masih percaya sama Stella meskipun melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau mereka berdua ngobrol.
Yaa, mohon maaf nih yang menunggu drama, soalnya aku nggak terlalu suka main chara yang berpemikiran dangkal ehe. Lagipula setelah mereka saling mengenal selama di akademi publik, hubungan mereka benar-benar berkembang pesat.
Chapter selanjutnya akan menjadi chapter yang telah kita semua tunggu-tunggu sejak dulu. Mereka akan bertemu di kuil agung dan ... apakah kejadian yang sama akan terulang kembali?
Hehehe. Mari kita lihat di chapter selanjutnya.
Aku masih ngetik, jadi belum bisa janji kapan baru bisa diupdate, tapi setelah selesai, akan langsung kupublikasikan. Sejujurnya aku juga tidak mau kalian menunggu terlalu lama.
fanart hari ini dari @rheiva.art_07 di IG.
canci sekali Felinette huhuhuhuhu
Yok cin, bisa yok nulis lagiiiii
Cindyana
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro