Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

26. Pesan untuk Irsiabella Ravelsa

"Perpisahan yang sesungguhnya bukanlah kepergian, tetapi terlupakan."

***

Stella buru-buru mengeluarkan buku sihirnya dari kolong, lalu membuka halaman yang biasanya digunakannya untuk bertukar pesan dengan Tuan Anonim. Diletakkannya di atas tempat tidurnya, lalu pandangannya berhenti di tulisan terakhir yang dikirimkan oleh Tuan Anonim tadi malam. 

Memang sebaiknya Nona tidur lebih awal.
Selamat malam, Nona Anonim.
Mimpi indah. 

Rupanya Tuan Anonim juga mendoakan mimpi terindah untuknya, tapi memang Stella selalu menutup bukunya setelah mengucapkan selamat malam. Baru sekarang, Stella sadar dengan fakta itu. 

Biasanya, Stella dan Tuan Anonim bertukar pesan setiap malam. Ini masih di siang bolong dan Stella benar-benar membutuhkan bantuan Tuan Anonim. Hanya dia satu-satunya orang yang mungkin bisa membantunya. 

Stella tidak boleh menunda waktu lagi, karena kali ini rahasia terbesar Irsiabella adalah taruhannya. 

Selamat siang, Tuan Anonim.

Untuk beberapa alasan, Stella merasa gugup. Belum pernah dirinya bertukar pesan dengan Tuan Anonim ketika siang hari. Bagaimana kalau Tuan Anonim mengatakan hal yang sebenarnya; bahwa dirinya memang sesibuk itu bahkan untuk menghadiri pesta minum teh dari bangsawan? 

Atau mungkin Tuan Anonim hanya ingin menjaga rahasianya rapat-rapat dan mencegah Stella mengetahui pesta mana yang akan didatanginya?

Tapi, kalau Tuan Anonim benar-benar meluangkan waktunya hanya untuk membalas pesannya saat ini, Stella akan sangat berterimakasih untuk itu. 

Ada apa, Nona?

Lihat? Bahkan Tuan Anonim yang biasanya membalas sambutan juga heran mengapa Stella mengajaknya bertukar pesan dengannya di siang hari. 

Terima kasih.

Apa yang terjadi?
Kau baik-baik saja, Nona?

Uh, tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Apakah kau sedang sibuk, Tuan?Apakah Tuan bisa meluangkan waktu sebentar?

Aku sedang luang.
Ada apa?

Apakah mata Tuan Anonim pernah mengeluarkan cahaya?

Apakah matamu sedang mengeluarkan cahaya?

Jadi, apakah Tuan Anonim pernah?

Tidak, aku tidak pernah.

Stella menghela napas berat. Sepertinya dia juga tidak bisa menggantungkan harapan kepada Tuan Anonim. Apakah perlu Stella memohon kepada Regdar untuk membiarkannya memeriksa semua buku sihir yang disimpannya. 

Belum sempat beranjak dari duduknya di tempat tidur, balasan dari Tuan Anonim kembali datang. 

Mata bercahaya mengindikasikan bahwa Nona telah menggunakan kekuatan melebihi batas mana yang tersedia.

Jadi, apa yang harus kulakukan?

Kau harus segera berhenti menggunakan kekuatanmu, Nona.

Kening Stella berkerut lagi. Stella tidak melakukan apapun, dia menjalankan hidupnya seperti biasa, mendapat mimpi tentang Luna, lalu terbangun dalam keadaan seperti ini. Stella tidak merasa telah menggunakan kekuatannya dengan berlebihan. Terakhir kali Stella menggunakan kekuatan teleportasinya pun, sudah lama sekali.

Hingga akhirnya Stella tersadar akan sesuatu. 

Apakah karena bertukar pesan via sihir?

Mungkin saja. 
Biasanya orang-orang tidak bisa melanjutkan pertukaran pesan setelah sehari,
Tapi Nona Anonim bisa bertahan hingga hari ini.

Jadi, maksud Tuan Anonim, aku harus memutus pertukaran pesan sekarang?

Ya, jika tidak, itu akan berbahaya untuk Nona. 

Sejujurnya, aku tidak tahu cara memutus pertukaran pesan. 

Aku tahu, 
Karena kalau Nona bisa melakukannya, 
Nona akan melakukannya sejak awal. 

Stella hanya bisa tersenyum masam. Pernyataan itu benar-benar sedang menyindirnya.

Aku akan memutus pertukaran pesan di antara kita, Nona.

Itu akan sangat membantu.
Terima kasih banyak, Tuan Anonim. Senang menjadi teman bertukar pesanmu.

Nona,
Jika setelah ini mata Nona tetap bercahaya,
Segeralah meminta bantuan di Kuil Agung.

Apakah mata yang bercahaya punya dampak sefatal itu?

Sangat fatal, Nona.
Ini mempertaruhkan jiwa dan raga Nona. 

Tulisan Tuan Anonim membuat Stella termenung selama beberapa saat. 

Jiwa? 

Regdar bilang, sebelum Irsiabella 'kehilangan ingatan', matanya pernah bercahaya. Irsiabella tidak sadarkan diri, kemudian Stella terbangun di tubuh Irsiabella. Apakah itu yang dimaksud Tuan Anonim tentang mempertaruhkan jiwa?  

Namun pertanyaan lainnya; kekuatan sebesar apa yang digunakan Irsiabella sampai-sampai menggunakan kekuatan melebihi mana yang tersedia?

Nona,
Kuharap kau baik-baik saja setelah ini.

Ya, aku juga berharap begitu.

Nona bisa melapor ke Kuil Agung mengenai ledakan mana.
Mungkin dengan begitu, pengajuan akan lebih cepat disetujui.

Kata ayahku,
Pengajuan semacam itu harus terlebih dahulu diajukan kepada kerajaan.

Percayalah, Nona pasti tidak ingin kerajaan mengetahui tentang ini.
Langsung saja melapor ke Kuil Agung. 

Apakah ini artinya Tuan Anonim tidak berniat untuk mengeksposnya kepada kerajaan? Stella tidak bisa langsung membuat dugaan seperti itu. Bagaimanapun juga, tidak akan ada rahasia yang luput dari pengawasan kerajaan. 

Aku jadi penasaran,
Apa yang terjadi jika kerajaan menemukanku?

Entahlah, aku juga tidak yakin.
Tapi jelas, kehidupan Nona tidak akan sama lagi seperti saat ini. 

Bersamaan dengan balasan dari Tuan Anonim, ketukan pintu di kamarnya menginterupsi. Stella buru-buru menutup buku dan menyimpannya di bawah bantal. Detik berikutnya lagi, Sera membawa nampan yang masih hangat. Stella duduk, bersandar pada bantal dan mencoba rileks, meskipun punggungnya tegang setengah mati. 

"Nona, ini makanannya. Ini sudah dekat dengan jam makan siang, jadi saya bawakan makanan yang agak berat," sahutnya. 

"Ah, iya, terima kasih, Sera," ucap Stella, kemudian menunjuk meja bacanya. "Taruh saja di sana, nanti akan kumakan." 

Sera menuruti perkataan Stella, kemudian kembali menghadap ke Stella. "Apa Nona perlu bantuan lain?" tanyanya. 

"Tidak ada," balas Stella, tidak sadar menggigit pipi dalamnya. 

Stella berharap Sera segera keluar dari sana, dan dia akan membalas pesan terakhirnya dengan sahabat penanya sebelum Tuan Anonim memutus sihir pertukaran pesan mereka. 

"Baiklah, Nona. Saya akan ada di depan, bila Nona memerlukan bantuan," ucap Sera sopan, lalu berjalan keluar pintu. 

Begitu pintu tertutup, Stella buru-buru membuka buku sihirnya kembali, lalu membaca pesan lain dari Tuan Anonim yang baru saja dikirimnya. 

Sebenarnya aku tidak ingin menunda, 
Tapi aku menyayangkan bahwa ini akan menjadi pesan terakhir.

Nona?
Kau masih di sana?

Aku masih di sini.

Apakah Nona bersedia bertukar nama?

Stella memejamkan matanya selama beberapa saat, lalu akhirnya membalas pesan itu dengan sejujurnya. 

Maaf, Tuan,
Aku tidak ingin ditemukan. 

Aku tahu Nona akan menjawab begitu.
Tidak masalah, aku menghargai keputusanmu, Nona. 

Terima kasih banyak sudah menjadi teman bertukar pesanku, Tuan.

Sama-sama.
Ngomong-ngomong,

Namaku Felix.

Stella membulatkan mata, tidak menyangka bahwa Tuan Anonim akan memberikan namanya di pesan terakhir mereka. Stella hampir saja memberikan balasan, sebelum akhirnya menyadari bahwa tinta hitam yang ditulis oleh Tuan Anonim perlahan memudar dan menghilang. 

Mengapa kau memberikan namamu?

Tidak ada balasan dari Tuan Anonim.

Apa kau masih di sana?

Lagi-lagi, Tuan Anonim tidak membalas. 

Sepertinya, Tuan Anonim--tidak--Felix telah memutus sihir pertukaran pesan di antara mereka. 

Namanya Felix. 

Sekarang, Stella tahu namanya dan jika itu memang namanya, akan semakin mudah menemukannya. 

Stella menyimpan buku itu ke kelong, lalu beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menghadap cermin. Matanya masih terlihat bercahaya, tetapi ketika Stella menutup cahaya matahari dengan bayangan tangannya, cahaya itu sudah terlihat lebih meredup dibanding sebelumnya. 

Sepertinya, Felix benar. Matanya bercahaya karena terlalu lama menggunakan kekuatannya. 

Beberapa saat kemudian, Regdar memasuki kamarnya, lalu mendekati Stella dan menatapnya dengan cerah. 

"Sepertinya sudah tidak terlalu terang," ucap Regdar terlihat senang. 

"Ya, Ayah harus membiarkanku mencobanya."

"Apa yang kau lakukan untuk menghilangkannya?" tanya Regdar. 

"Berkonsentrasi?" Stella malah secara tidak sadar melemparkan pertanyaan kembali. 

"Kau membuat Ayah khawatir," ucap Regdar sambil menghela napas.

"Maaf, Ayah." 

Regdar kemudian berjalan ke arah meja baca, lalu membuka tudung saji dari nampan yang telah dibawa Sera. Aroma menggiurkan langsung menguar keluar dari sana. Perut Stella mendadak lapar, sehingga membuatnya langsung menyusul ayahnya ke sana. 

Tengah makan, Regdar mengelus rambut Stella, "Ayah lega, tidak ada yang perlu tahu tentang kekuatanmu." 

Stella hanya makan dalam diam, tanpa mengomentari perkataan ayahnya. 

Sekarang, satu-satunya orang yang tahu mengenai kekuatannya hanyalah Felix. Namun, sepertinya Felix tidak bisa dikatakan tahu, sebab dia tidak benar-benar mengetahui identitas Irsiabella. 

Tapi, mengapa tiba-tiba dia memberikan namanya? Stella kembali merenungi hal itu.

***TBC***

26 Desember 2020.

Paus' Note

Biarkan aku menjadi peramal dadakan. Pasti ada yang ngitung namanya di atas sana. 

Yak, jadi identitas Tuan Anonim sudah direveal yak, dan pasti Stella akan segera ketemu sama Felix. 

Iya, aku tidak sejahat itu nunda-nunda masalah Tuan Anonim lagi, ehehe. 

Jadi, siapa Felix ini? Kira-kira nanti akan ketahuan ketika Stella ketemu dia. Oke? Sabar saja yaaaa. 

Okeee, fanart kita hari ini dari Tha_lisy

Terima kasih gambarnya!

Bagus banget yaaaa!

Jujur, waktu ngetik ini kepalaku nyut-nyutan. Kukira bakal pingsan pas ngetik, untungnya enggak yaaa. Wkwkwkwkkw. 

Hokay, sebaiknya aku tidak banyak bacot sebelum beneran pingsan ahahahha. 

Bobok dulu ya, guys! 

See you next chapie! 



Cindyana H

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro