17. Surat Kaleng Irsiabella Ravelsa
"Jangan menatapku seolah ini terakhir kalinya kita berjumpa, tolong."
***
Hampir lima menit, Stella hanya diam terpaku menatap tulisan yang berubah itu. Nyatanya, setelah diperloloti lama-lama, tidak ada satupun garis atau titik yang berubah lagi. Dan jelas Stella tidak lupa dengan hal yang ditulisnya barusan. Dia pasti tidak berhalusinasi.
Keinginannya untuk tidur pun sirna. Padahal suasana sudah sangat mendukung; suhu kamarnya yang hangat dan suhu dalam selimut yang hangatnya dua kali lipat. Seharusnya Stella bisa langsung berbaring ke tempat tidurnya, melupakan keanehan itu, terlelap seperti beruang yang berhibernasi hingga musim dingin berakhir.
Tapi, sekarang Stella tidak butuh tidur. Stella butuh jawaban!
Dituangkannya kembali tinta ke dalam wajah spons yang mulai agak mengering akibat dibiarkan terbuka, lalu mulai mencoret buku tadi.
Omong kosong.
Stella menuliskan hal yang sama lagi. Apakah itu semacam mantera untuk mendapatkan jawaban?
Sekarang, Stella mulai membuat banyak spekulasi aneh. Jika tulisan itu berubah lagi, itu berarti memang ada yang sedang berkomunikasi dengannya. Entah itu buku atau mungkin manusia yang juga mempunyai sihir.
Stella berharap itu bukan balasan dari bukunya, karena akan repot dia buku itu mulai curhat tentang betapa jahatnya Regdar membiarkan dia dan kawan-kawannya bertumpuk tak terurus.
Namun, tidak ada ruginya jika seandainya itu memang balasan dari bukunya, sebab Stella bisa mulai mengorek informasi tentang Irsiabella. Karena, secara teknis, buku itu seharusnya sudah lama ada di kamar pribadi Irsiabella, seharusnya buku itu tahu hal tentang Irsiabella yang tidak diketahui oleh siapapun.
Dan jika seandainya itu benar-benar orang, dia bisa saja menjadi sahabat pena yang menyenangkan. Stella bisa langsung menerima pesan tanpa harus menunggu pengantar surat berhari-hari.
Ini akan menyenangkan, pikir Stella riang.
Namun, nyatanya balasan yang diharapkan Stella tidak kunjung datang. Rasanya tidak berbeda jauh saat Regdar mempermainkan harapannya. Bedanya dalam kasus ini, Stella sendiri yang menggantungkan harapan lebih dulu.
Buru-buru, Stella mencoret tulisannya barusan. Lalu, entah mendapat ide darimana, Stella malah menuliskan,
Sihir bukan omong kosong.
Jadi, yang menjawab tadi siapa?
Keuntungan dari pertanyaan itu adalah untuk mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Kalau memang tadi hanyalah kebetulan belaka, maka tulisannya barusan hanya akan menjadi pajangan yang akan dilihat olehnya, dan mungkin oleh Irsiabella di masa depan.
Namun kalau memang ada orang lain di baliknya, maka pertanyaan Stella akan terjawab. Kan? Seharusnya begitu.
Sudut bibir Stella terangkat saat melihat garis-garis di tulisannya mulai bergerak lagi, tanda bahwa jawaban yang ditunggu-tunggunya akan segera datang kepadanya.
Tentu saja, aku tidak dapat IQ segitu tanpa alasan, Stella memuji dirinya sendiri tanpa disadarinya.
Garis-garis akhirnya berhenti bergerak, dan kini berpadu menjadi tulisan lain. Jawaban. Jawaban yang tidak disangka-sangkanya.
Baru pertama kali menggunakan sihir bertukar pesan?
Dan jawabannya adalah manusia.
Manusia lain yang menggunakan sihir.
Itu hanya spekulasi. Sebab kalau itu memang balasan dari bukunya, apakah memang bukunya tidak tahu tentang kekuatannya? Stella hanya berusaha mencari kemungkinan lain, barangkali buku itu sedang sarkastik sinis terhadapnya.
Hanya ingin memastikan,
Yang membalas ini juga manusia, kan?
Balasan datang dengan cepat. Kali ini Stella agak kaget melihat serangkaian garis-garis bergerak begitu cepat.
Sebelum mulai mempraktikkan sihir,
Apa kau tidak lebih dahulu membaca teori dasarnya?
Itu basi, Stella menjawab dalam hati. Tentu tidak bisa diutarakannya, tapi Stella sendiri sedaridulu hanya membaca sekilas teorinya. Dia lebih suka mempraktikkan langsung, lalu membuat teori sendiri dari pengalamannya.
Contoh nyatanya mudah saja. Stella membaca keseluruhan cerita The Fake Princess yang ditulis Luna. Di akhir cerita, Luna menjelaskan sedikit tentang rasa kematian yang begitu menyakitkan jiwanya. Dan ketika Stella mempraktikannya, walaupun kematian itu adalah keinginannya sendiri, Stella juga merasakan betapa jiwanya begitu sakit.
Terlalu banyak teori.
Teori mana yang kau maksud?
Tunggu, tunggu. Apakah kata-katanya terlalu di luar batas? Ini jelas tidak sesuai dengan aturan-aturan dasar menulis pesan kepada orang lain.
Setelah Stella pikir-pikir lagi, orang yang mempunyai sihir itu pasti merupakan bangsawan, kan? Sepertinya Stella terlalu semena-mena menjawab. Pasti ini karena tidak ada Regdar yang memindai ulang semua pesan yang ditulisnya.
Ngomong-ngomong, iya, Regdar memang memeriksa kembali apapun yang Stella tulis sebelum mengirim surat. Tujuannya hanya untuk memeriksa apakah kata-kata yang ditulisnya memang tidak salah, sebab surat nantinya tidak akan pernah kembali lagi kepada pengirim. Surat itu akan ada di tangan penerima, sampai si Penerima memutuskan untuk membakarnya.
Tentu saja, mereka tidak boleh mengambil risiko, jika seandainya ada salah kata yang tidak bisa ditarik lagi.
Teori bahwa yang bertukar pesan adalah sesama manusia.
Sejujurnya, Stella pasti melewatkan teori yang satu itu, sebab dia baru mengetahuinya.
Apa kita boleh berteman?
Balasan tidak langsung datang, sampai-sampai membuat Stella agak berkeringat dingin. Hampir ada jeda satu menit, hingga akhirnya garis-garis itu bergerak lagi.
Apa kau bersedia memberitahu namamu?
Mendadak, Stella merinding ngeri. Entah mengapa rasanya terlalu mengerikan. Ini mungkin jauh lebih mengerikan daripada harus bertukar pesan dengan seseorang yang menggunakan foto profil palsu di sosial media. Mau tidak mau, Stella merasa waspada dengan alasan yang kuat.
Apa ada teori bahwa kita wajib bertukar nama?
Apa ada teman yang tidak bertukar nama?
Kalau begitu, lupakan saja tentang pertanyaanku yang tadi.
Hampir semua pesanmu mengandung pertanyaan.
Pertanyaan mana yang kau maksud?
Sial. Orang ini mengikuti cara Stella bertanya tadi. Itu pasti pertanyaan sarkastik. Stella tidak suka meladeni seseorang yang sinis seperti itu.
Kalau kau bersedia menyebutkan namamu,
Aku akan menyebutkan namaku.
Mari tetap bertukar pesan sebagai anonim.
Tuh, kan, celetuk Stella dalam hati.
Tidak mungkin ada orang yang bersedia memberitahu nama mereka di surat semacam ini. Namun, Stella mulai sedikit terhibur. Dia bisa bertukar pesan orang seseorang yang tidak dikenalnya tanpa harus merasa khawatir dengan tulisan tangannya atau gaya bahasa yang harus serba puitis. Pesannya juga langsung dibalas secara instan, jadi Stella tidak perlu merenung lama-lama untuk memikirkan apa yang tulis olehnya di surat sebelumnya.
Dan sekarang, rasanya seperti mendapatkan surat kaleng!
Mari berbicara terang-terangan,
Kau juga seorang bangsawan, benar?
Secara teknis, hanya bangsawan yang bisa menggunakan sihir.
Asumsiku, mungkin kita segender.
Kalau kau tidak keberatan, mungkin kita boleh tetap dengan bahasa informal.
Aku tidak keberatan.
Apa yang membuatmu masih terjaga di larut malam begini?
Tadinya, Stella ingin langsung blak-blakan bertanya; apakah kau juga tinggal di Negeri Terevias? Namun itu jelas adalah hal yang sangat mengganggu.
Bertanya secara tidak langsung seperti itu menandakan bahwa mereka ada di zona waktu yang sama. Kalau memang di tempat si Penerima surat masih siang, bisa saja dia bukan dari Negeri Terevias.
Masalahnya, di dunia ini tidak ada yang membicarakan tentang zona waktu atau Bumi bulat yang mereka tinggali. Di kerajaan Terevias, pencetus teori lebih sibuk mencari tahu kemungkinan-kemungkinan adanya portal dimensi, sihir, atau hal-hal supernatural lain.
Mungkin itu ada baiknya juga, jadi tidak ada yang meributkan tentang Bumi datar atau Bumi bulat.
Karena ada yang mengirimiku pesan.
Apakah itu jenis pesan berkarakter sinis dan sarkastik lainnya? Andai saja Stella bisa langsung menilainya tanpa perlu mendengarkan suara. Namun karena orang ini tidak membantah soal malam hari, kemungkinan besar dia juga ada di Negeri Terevias.
Aku tidak ingin menjadi teman anonim pengganggu.
Jika ada yang tidak kau sukai dariku, langsung katakan saja.
Oh, percayalah, itu juga pesan sarkastik. Kalau orang itu mengerti, anggap saja itu balasan karena lebih dulu sarkastik terhadapnya. Tapi kalau orang itu tidak mengerti, anggap saja dia punya sahabat pena kaleng yang baik dan teramat memahami perasaannya.
Tidak, bukan begitu.
Apakah kau tahu tentang teori bahwa sihir bertukar pesan hanya bersifat sementara?
Dan wow, tentu saja Stella tidak tahu.
Apakah kau sampai terjaga selarut ini karena antusias menerima pesan kaleng dari seseorang yang tidak kau kenal?
Aku tersanjung.
Aku terkesan dengan seseorang yang mengatakan sihir hanya omong kosong,
Sementara dirinya juga sedang menggunakan sihir.
Apakah itu sindiran? Sepertinya iya.
Kita bisa melanjutkan obrolan ini besok.
Apakah kau tahu tentang teori bahwa kemungkinan untuk bertukar pesan sihir dengan orang yang sama sangat kecil?
Itu hanya teori.
Kita bisa membuktikannya besok.
Selamat malam, Nona Anonim.
Stella baru saja hendak menutup buku itu, sampai akhirnya balasan datang dengan cepat.
Aku bukan seorang Nona.
Selamat malam, Nona Anonim.
***TBC***
3 Desember 2020.
Paus' Note
Aku ketiduran dua malam berturut, demi apa.
Selama dua hari, aku memikirkan hal yang sama begitu selesai makan malam. Oke, malam ini update Irsiabella~ TAPI YA GITU, AKU BERAKHIR BOBOK, bahkan sampe lupa ngecharge HP sendiri dan terpaksa nge-charge di kantor
(Pak Boss, Bu Boss, kalau ada yang ternyata diam-diam ngestalk paus dan aku ketahuan korupsi listrik kantor, maap ya huhuhu).
Sekarang, setelah kalian baca bagian gantung sebelum TBC kalian pasti be like; SAHA, SAHA?!!!! ITU SAHA?!!!!
Oke, aku akan membiarkan kalian heboh dulu, sementara aku akan melipir pelan-pelan.
Tadinya aku enggak mau pakai format chat kiri-kanan kayak di atas, soalnya bikin aku keingat sama Alenna dan Arlan yang ngechat di Red String,
TAPI AKU HARUS PAKE FORMAT KIRI KANAN, SOALNYA MEREKA NGIRIM PESAN GA PAKE NAMA, CUY. Dan jadilah akhirnya format pesan di chapter kemarin yang teramat sedikit itu juga, harus kubikin format kiri-kanan.
Tapi format kiri-kanan memang lebih mudah dibaca, yak....
Dan paus baru nyadar ini sudah mau chapter 20 dan konfliknya bahkan belum kelihatan. Pantesan aja belum banyak orang yang penasaran sama cerita ini.
readers yang baca duluan be like: APAQA SAYA BUKAN ORANG? :(((((
Karena sudah chapter 20, paus bakal mempercepat alurnya ya. Jadi, sorry ya, kalau pacenya agak berantakan :(
AKU AKAN MULAI MENGELUARKAN TBC DOKI-DOKI-KU SATU-SATU. AKAN KUBUAT KALIAN SEMUA SUSAH TIDUR. HAHAHAHAHAHAHAHAHA!
Ngomong-ngomong, ranking tagar itu naik dan turun dengan sangat cepat, guys, jadi soal ranking yang turun, enggak perlu kita pikirin. Nanti kalau naik, baru kita pikirin lagi, ya! Hehehe!
Lagian, wajar banget turun, habisnya aku ga update serutin author-author yang lain. Jadi, paus akan fokus nulis aja yaaa.
Cerita ini kira-kira bakal heboh ketika akhir musim dingin, pesta minum teh di awal musim semi dan ulang tahun raja di awal musim panas.
Yak, yak, benar sekale~~~
Rasanya ga sabar bakal nulis sampe ke sana, DJAMIN KALIAN BAKAL INSOMNIA SEPERTI PAUS DULU. HAHAHAHA.
Oke, daripada aku nulis semakin banyak dan bikin kalian lebih susah tidur, lebih baik kita akhiri bacotan panjang lebar ini.
See you next chapieee!
SAYANG KALIAN <3
PAWS
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro