Tenn and Riku
"Jika suatu waktu kau menghilang dan aku dapat menemukanmu, maka kau harus mengabulkan satu permintaanku.
Tetapi jika tidak, maka aku tidak akan lagi menganggumu dan berada di dekatmu lagi"
--Tenn
...
⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙
.
↺1%
.
↺18%
.
↺35%
.
↺67%
.
↺99%
.
⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙
.
.
.
𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .
.
███▒▒▒▒▒▒▒
.
█████▒▒▒▒▒
.
███████▒▒▒
.
██████████
.
ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ!
.
.
.
.
.
╔⏤⏤⏤╝❀╚⏤⏤⏤╗
IN ANOTHER LIFE
By : MonMonicaF
╚⏤⏤⏤╗❀╔⏤⏤⏤╝
Si kepala merah tertunduk dengan iris bak permata crimson yang redup itu. Kedua alisnya berkedut menciptakan kerutan di dahinya. Rasa cemas nan takut menyelimuti pikirannya.
"Monster"
Kepalanya semakin menunduk membuat raut wajahnya tertutupi. Ia meremas kain yang melapisi tubuhnya. Pikirannya sekarang sedang dipenuhi oleh kata-kata yang membuatnya merasa takut.
'Apa aku ini monster?'
'Beliau bilang aku mengerikan karena suaraku mampu menghipnotis orang'
Melangkahkan kaki untuk melihat ke cermin. Si surai merah menyentuh kaca tersebut, di mana pantulan dirinya tercipta bagaikan clone. "Ambil saja suara mengerikan ini"
Ia menatap dalam bayangan dirinya sendiri. "Sebenarnya apa yang menyebabkan 'aku' enggan untuk hidup?"
'Kenapa 'kau' melarikan diri?'
Pikirannya kacau. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di benaknya, sampai-sampai ia tidak bisa menjabarkannya satu per satu.
'Tidak, aku tidak yakin kau' sepenuhnya pergi. Buktinya sampai saat ini Nanase Riku masih bertahan hidup'. Ia mulai terbawa emosi.
Pernafasannya menjadi tidak teratur. Perlahan tapi pasti, asmanya mulai kambuh.
'Kau masih berharap iya kan?!'
-- 'Tidak'
Frustasi. Ia menjambak surai merah selembut sutra itu hingga menyebabkannya menjadi rontok.
'Hei, katakan jika aku masih tidak menyerah!'
-- 'Mustahil'
Kedua crimsonnya nampak menyeramkan. Tubuhnya gemetar hebat bersamaan dengan nafasnya yang semakin tersengal.
'Katakan bila aku masih mengharapkan kesempatan'
-- 'Tidak berharap'
"BERISIK!" Ia berteriak dan spontan memukul keras cermin itu hingga membuat kacanya menjadi retak.
Warna pekat bewarna merah itu pun mengalir segar di sela jemari hingga menelusuri telapak tangannya sampai menetes ke lantai.
Dengan penampilan yang kacau, ia kembali menatap pantulan dirinya melalui kaca yang retak itu. Ia memperlihat senyum mirisnya sembari berkata,
"Sepertinya.... Aku.... Sudah.... Gila...."
.
.
.
.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
.
.
.
【 10 years ago 】
Tangan putih itu terulur menghadap langit untuk menangkup butiran putih yang berjatuhan. Butiran itu jatuh ke telapak tangannya dan perlahan berubah menjadi air yang terasa dingin.
Dingin, sama seperti ekspresi yang dimiliki oleh anak berusia 6 tahun. Iris setajam pisau itu menatap pada langit kehitaman yang membentang luas di cakrawala. "Kita tunggu di sini sebentar," putusnya segera meraih tangan adiknya.
"Ehh??? Aku baik-baik saja lho!" balas si surai merah mengikuti sang kakak yang membawanya masuk ke dalam sebuah cafe.
"Jangan membantah--" Perkataan sang kakak terputus ketika kedua irisnya menangkap dua sosok yang nampak familiar di matanya.
Si crimson turut terkejut mendapati dua orang yang mereka kenal dan disebut sebagai 'senpai' di dunia hiburan. Raut wajah Riku berubah menjadi sendu karena rasa rindunya yang meluap. "Tenn-nii, mereka..."
Merespon dengan senyuman penuh makna, Tenn menuntun Riku menuju tempat kosong yang tepat hanya berjarak 1 meja dari kedua orang yang mereka kenal itu. "Kita hidup di waktu dan zaman yang berbeda," tuturnya mengacak pelan surai merah adiknya.
Si surai merah menyembunyikan wajahnya dengan memeluk sang kakak. Ia merespon singkat sebagai balasan, "Uhm".
Tangan kecil itu mengelus kepala sang adik dengan lembut. "Yosh yosh... Jangan menangis, dasar cengeng"
"Aku ga nangis Tenn-nii!" bantahnya membela diri meskipun kenyataannya ia tidak mau melepaskan pelukannya dan tetap mengunci rapat raut wajahnya saat ini.
Sementara itu tanpa mereka sadari...
"Awhh... Darling lihatlah! Anak-anak itu sangat imut," ucap seorang anak yang memasuki usia remaja dengan surai hitam dan manik pinknya. Ia tampak berkilauan mengagumi keimutan dua anak kecil yang saling menyayangi.
"Momo jangan menatapnya seperti itu. Bagaimana jika mereka takut?" tegur si tampan berinisal Y itu. Surai keputihabuan sepundak itu menjadi ciri khasnya saat ini.
Kembali pada si surai merah kecil yang menyeka air matanya sendiri. "Tapi, tidak masalah. Aku mensyukuri waktu-waktu seperti ini," ujarnya tersenyum tulus meskipun kedua maniknya nampak sebaliknya.
Iris amaranth pink itu hanya bisa menatap pada permata crimson yang berkesan sendu itu. Binar mata yang menunjukkan kesedihan terpampang di manik bak permata crimson yang menawan. "Ku harap tidak ada rahasia diantara kita"
"U..uhm"
Kedua anak kecil ini duduk bersebelahan dengan sang kakak yang menaruh tangan putihnya untuk menghangatkan tangan lain yang mulai terasa dingin.
Manik yang biasanya setajam pisau itu melembut hanya kepada harta satu-satunya yakni adik kembarnya.
"Bagai kelopak bunga yang tidak utuh" Tenn berkata-kata sembari memusatkan pandangannya hanya pada adiknya. "Tidak lengkap maka tidak sempurna," ujarnya.
"Tenn-nii..." Ia menatap sang kakak dengan matanya yang sembab. 'Apakah Tenn-nii membaca pikiranku?' batinnya.
"Hujannya reda," ucap Tenn mengarahkan penglihatannya pada pemandangan luar dari dalam cafe yang mereka singgahi sebagai tempat berteduh.
"Ayo. Orang-orang akan merasa aneh karena dua orang anak kecil pergi cafe tanpa pengawasan orang tua"
"Ah... iya juga. Aku lupa meskipun kita sudah berumur, tubuh kita masih seumuran anak kecil"
Setelah keluar, mereka langsung disambut oleh paparan bintang yang berkelap-kelip menghiasi langit malam yang pekat. Mungkin mereka sedang beruntung karena dapat melihat pemandangan indah dari dalam kota.
'Jalanannya sepi, kira-kira jam berapa sekarang?' Bertanya-bertanya pada dirinya sendiri, pada akhirnya ia memutuskan untuk mengabaikan hal-hal kecil seperti itu.
Manik crimson itu menatap dengan lekat benda-benda berkilauan yang terbentang luas di angkasa. 'Apa Kami-sama kali ini memihak kami?'
Berharap bintang jatuh muncul setelah dia berdoa untuk sesuatu yang sangat ia harapkan pada seluruh kehidupannya. Bintang jatuh mewujudkan doamu, entah itu mitos atau bukan, Riku ingin mengetahuinya.
'Semoga hari-hari bahagia seperti ini terus berlanjut'
'Semoga kali ini... Aku tidak kehilangan kakakku'
'Kanarazu mamorimasu'
[ tl : pasti kulindungi ]
Mengepalkan telapak tangannya sebagai perwujudan tekadnya, Riku merasakan di suatu tempat, susunan roda itu seperti tersangkut oleh sesuatu. Hingga membuatnya tidak mampu berputar dengan benar, entahlah... Dia membayangkan sesuatu yang tidak masuk akal.
Fokusnya itu pun sontak teralihkan pada senandungan sang kakak, memperdengarkan melodi yang indah. Bersamaan dengan hembusan angin yang mengayunkan surai baby pink itu. Senyuman cantik pun menghiasi bibirnya.
Negai ga motarasu zetsubou
[Keingininan ini membuatku putus asa]
Pandangannya terkunci, binar matanya begitu berkilauan saat lantunan lembut itu memasuki pendengarannya.
Rakuen wa goreki no naka
[Bagaikan surga diantara reruntuhan]
Hitori yo gari no saki
[Melampaui keegoisan diri ini]
Ini mengobati perasaan rindunya terhadap dunia musik.
Tachisukumu expelled king
[Aku lumpuh bagaikan raja yang terkucilkan]
Modorenai kon'ya de
[Tak punya tempat untuk pulang malam ini]
Rasanya ia ingin menangis, menangis untuk alasan apapun.
Kureru sora yureru shikai
[Di bawah langit menggelap, aku genetar memandangnya]
Boro kasa
[Dalam tempat bernaung penuh koyakan]
Senyum penuh kehangatan bak sinar mentari itu terlukis manis di sana, disertai oleh ketulusan yang tergambarkan melalui permata crimsonnya.
Chigatte ita tsumoridatta
(Aku pikir kita berbeda)
'
Dari segi penampilan dan sifat kita memang berbeda' --Tenn
Majiwatta hitomi no aku
(Sampai tiba saatnya pandangan kita bertemu)
'Seperti hamparan mawar di sebuah kebun' --Tenn
Marude onaji-iro shita 2-ri
(
Bagaikan dua rupa yang sama persis padahal kita dua sosok yang berbeda)
'Terlihat serupa namun berbeda di saat yang bersamaan' --Tenn
Why am I here?
(Mengapa aku di sini?)
'Aku berada di sini untuk menemanimu' --Tenn
Why am I here?
(Mengapa aku di sini?)
'Aku berada di sini untuk melindungimu' --Riku
I wish I where king of a paradise
(Aku berharap akulah raja sebuah surga)
'Jika bisa aku ingin memerintah dunia ini supaya memihakku' --Riku
Kinou no ayamachi ni
(Pada kesalahan yang telah berlalu)
'Akan kupastikan untuk menebus semuanya' --Tenn
Waraware uzukumaru
(Aku tertawa terbahak-bahak)
Hiza ga tsuchi o nameta yo
(Aku tersungkur, lututku kotor oleh tanah)
'Nyanyian Riku membuatku terpukau. Sangat indah dan mampu menyihir orang lain' --Tenn
Kidzuita yo kuragari de
(Aku menyadari sesuatu dalam kegelapan ini)
'Ya... Pilihan terakhir adalah berkorban...' --Riku
Omoi agatta shinzou ga
(Hatiku telah berensonansi denganmu)
'Hati kita saling terhubung karena ikatan ini' --Tenn
Ittai hodo kimi to hibiku koto
(Terasa pedih akibat kesan yang kau tinggalkan)
'Namun ikatan itu mengantar kita pada perpisahan' --Riku
Incomplete Ruler
'Kita tidak sempurna'
Hitotsu ni narenakute mo
(Bahkan jika kita tak dapat menjadi satu)
'Andai saja salah satu dari kita menghilang' --Riku
Hitori de wa irarenai
(Kita tak kan pernah sendirian)
'Maka jangan bersedih, karena jiwaku akan selalu berada di sisimu' --Riku
Tsuki ga kakure yami demo
(Bahkan ketika bulan tersembunyi dalam kegelapan)
'Meskipun kegelapan datang, jangan menyerah! Di sana pasti terdapat secercah harapan' --Tenn
Ai no aru ima wo
(Masih ada perasaan cinta)
'Pasti ada harapan!' --Tenn
Nokosareta hikarinanda
(Andaikan masih ada cahaya yang tersisa)
'Jika harapan itu masih ada, maka kabulkanlah permohananku' --Riku
Naze hito wa yorisoi au?
(Lantas mengapa orang saling mendekat satu sama lainnya?)
'Kumohon agar kutukan pada takdir kami musnah' --Riku
'Semoga hari-hari bahagia kami terus berlanjut' --Tenn
Tte toikake hi wa meguru
(Aku mengatakannya sepanjang hari berganti)
'Permohonanku tetap sama setiap harinya' --Tenn
.
.
.
Kedua remaja ini menatap kepergian anak kembar tersebut yang kian berjalan menjauh dari mereka. Senyum itu merekah dengah sempurna di bibir seorang remaja bersurai hitam. Sedangkan remaja lainnya nampak melipat tangan di depan dada.
"Dunia ini memang penuh dengan misteri" --Yuki
"Bukankah memecahkan misteri itu menyenangkan!" --Momo
Dua pasang mata saling bertatapan, menyiratkan makna tertentu dari balik binar maniknya.
"Kembali bernyanyi yuk, darling?" --Momo
"Sepertinya hari-hari merepotkan ini akan kembali" --Yuki
Sementara itu, di sisi lainnya terlihat seorang yang cukup berumur berdiri dengan mengusap-usap hewan gembul berbulu lembut yang digendongnya.
'Kebetulan macam apa ini?'
Ia membuka kelopak matanya hingga manik semerah apel itu terlihat. 'Nah... Mari kita pikirkan apakah agensi harus dibuka kembali'
Di saat ia mengalihkan pandangannya, dirinya menangkap sosok seseorang yang mungkin akan membawa bencana kedepannya. Mantan manager Zero yang dikabarkan agak sinting. Jujur saja ia tidak percaya jika semuanya hidup pada dunia yang sama.
Jelas sekali pemadangan pria paruh baya yang sedang mematung di tempat dengan kedua bola matanya yang melotot hingga author khawatir matanya akan copot. Penampilannya sudah seperti hantu-hantu, terlebih ia tersenyum mengerikan.
'Kuharap ini tidak menjadi awal dari keburukan' --Takanashi Otoharu
.
.
❛ ━━・❪ snipping ❫ ・━━ ❜
(Pinterest)
Semua orang berhak bermimpi.
Oleh karena itu, aku ingin terus bermimpi.
Mimpi membuatku tidak merasakan apa itu 'rasa sakit'
Mimpi akan mewujudkan dunia idealku. Takdir yang kuinginkan.
Bermimpi membuatku merasa tenang.
Maka dari itu, aku akan singgah dan menikmati mimpi yang indah ini.
Setelah 'aku' menyadarinya... Otakku langsung mengatakan jika ini gawat.
Namun hati kecilku menolaknya...
Keegoisan bak air laut yang tak terhingga banyaknya.
Terus meluap hingga mendorong 'diriku' naik ke permukaan.
Membangkitkan harapan yang telah sirnah...
Sedikit demi sedikit...
Aku kembali berharap pada kemungkinan yang belum pasti.
Hatiku goyah.
Keraguan mulai muncul dengan keputusan yang telah kuambil.
(Pinterest)
Bagai berjalan dalam labirin yang hanya menggunakan insting, maka akan kuabaikan mimpi buruk yang selalu menghantuiku setiap saat.
Seperti laut keegoisan ini berhasil meluap dan tumpah, hingga 'aku' terdorong ke luar dari dalam.
Merasakan hangatnya cahaya sang mentari dan segarnya udara sekitar....
Kelopak mataku kembali terbuka sepenuhnya.
Kini jiwaku kembali mengisi tubuh bak boneka kosong ini.
Permata crimson yang kusam itu kini kembali berkilauan dengan cahayanya.
"Tenn-nii kenapa kamu menitikkan air mata?
Bukankah Tenn-nii berkata jika kita harus percaya pada kemungkinan apapun?
Roda takdir kita yang rusak pasti akan kembali seperti sebelummya.
Jadi, jangan bersedih karena aku juga akan merasa sedih"
(Pinterest)
Harta berharga dalam hidupku telah kubawa pulang.
Apakah dengan ini janjiku telah terpenuhi?
Adikku yang hidup sebagai boneka dalam kurungan kini mencoba untuk bebas.
Namun kurungan yang sempat mengekangnya mungkin akan menjadi trauma yang membekas untuk waktu yang lama.
Penderitaan dan rasa sakit yang ia alami, akan terus terukir di dalam benaknya.
Hati yang telah terkoyak itu mungkin akan lama untuk pulih.
Membayangkan rasa sakitnya membuatku sangat menyesal...
Sepertinya diriku tak layak disebut sebagai 'kakak'
Seorang pengecut sepertiku hanya berusaha terlihat keren,
Namun pada akhirnya aku membuatmu terluka untuk waktu yang lama...
"Aku menangis karena merasa tidak mampu...
Rasa sakit dan penderitaamu sepanjang hidup, membuatku menyesal.
Kakak macam apa yang membiarkan adiknya menderita?!
Kakak seperti apakah yang membiarkan adiknya menangis setiap malamnya?!
Apa seseorang yang meninggalkan adiknya layak disebut sebagai kakak?
Riku, aku berhenti menangis. Karena aku tidak ingin membuatmu bersedih.
Jadi, mari kita tersenyum!
Sembari melangkah pada roda takdir yang sedikit demi sedikit akan kita perbaiki"
(Pinterest)
Pfft, Pipinya yang memerah terlihat imut.
Hari-hari damai seperti ini, akankah terus berlanjut?
Tidak, jangan ragu! Pasti akan baik-baik saja!
Roda takdir kami pasti berubah. Berubah menjadi lebih baik.
Di satu sisi, terasa sebuah kejanggalan akan sesuatu... Sesuatu yang sepertinya belum kami selesaikan.
Apa mungkin di suatu tempat ada sesuatu yang membahayakan kami?
Apa yang kami lewatkan?
(Pixiv)
Tenang saja...
Tiada satu pun yang dapat mengacaukan sistem kita.
Tidak akan kubiarkan siapa pun mencampurinya.
Kan kupastikan bahwa aku dapat merubahnya, mau aku bersujud, menangis, ataupun memohon,
Aku berjanji bahwa takdir sial kita akan berhenti sampai di sini.
Jangan khawatir, kakak.
Tak ada satu pun dari kita akan menghilang lagi.
Dari dalam lubuk hati, aku menyayangimu.
(Pinterest)
"Nah, lihatlah Tenn-nii...
Akan kulukiskan takdir kita!"
Senyuman yang terukir di wajahnya terkesan menyiratkan sesuatu.
Dari binar matanya sudah jelas sekali...
Dia kesepian...
Selama ini dirinya berjuang sendiri tanpa sepengatahuanku.
Sudah berapa banyak hati kecilnya tergores?
Apakah kau baik-baik saja?
Sebenarnya, kamu tidak perlu berjuang sendiri. Jangan menyakiti dirimu sendiri.
(Pinterest)
"Riku, kau tidak sendirian," --Tenn
Tidak sendiri? Apakah kakak ingin melawan kehendak alam sepertiku?
Tetapi, aku tak ingin menyeret siapapun ke dalam bahaya.
Aku tak ingin kehilanganmu lagi!
Jika aku mengalaminya kembali... Jika suatu saat kau menghilang untuk selamanya...
Entah apa yang akan kuperbuat, sepertinya aku tidak akan bisa hidup.
Aku tidak bisa melihat kepergianmu lagi... Aku tidak bisa!
Aku takut,
Bagaimana jika akhirnya roda takdir kita tidak berfungsi?
Bagaimana jika aku gagal memperbaikinya?!
Aku takut!
Maka dari itu, aku berjuang sendiri.
Terluka seorang diri.
Karena terluka secara fisik jauh lebih baik dari pada mentalku terluka.
Kakak begitu sangat berharga bagiku,
Aku tak ingin perpisahan menjemput kita.
"Aku takut Tenn-nii," --Riku
(Pinterest)
"Dengarkan aku, Riku.
Kita akan melalui ini berdua," --Tenn
.
.
.
- to be continued-
Hay Hallow~!
Makin absurd tapi yodahlah // hehe
Di sini aku akan memberikan chapter yang berselang-seling, maksutnya chapter dengan time line normal, chapter spoiler, flashback, dan lain-lain.
Sebisa mungkin aku uploud seminggu sekali-- SMA aja udah sibuk, ga bisa mbayangin kalau kuliah gimana sibuknya....
Dahlah... Sampai jumpa di chapter lain~!
Budayakan vote untuk menghargai kinerja author ya ^^
Jaa~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro