Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kujo Tobat Nih?

...

⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙

.

↺1%

.

↺18%

.

↺35%

.

↺67%

.

↺99%

.

⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙

.

.

.

𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .

.

███▒▒▒▒▒▒▒

.

█████▒▒▒▒▒

.

███████▒▒▒

.

██████████

.

ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ!

.

.

.

.

.

╔⏤⏤⏤╝❀╚⏤⏤⏤╗

IN ANOTHER LIFE
By : MonMonicaF

╚⏤⏤⏤╗❀╔⏤⏤⏤╝

"Sedari tadi kau memegang tanganku Riku," komentar si surai baby pink dengan posisi menyandar pada bantal. Ia tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan adiknya sampai-sampai enggan melepaskannya sedetik pun.

"Riku."

Si pemilik nama tidak menggubris panggilan kakaknya. Kini ia terduduk di atas kasur dengan menundukkan kepala, entah sedang melamunkan apa. Lagi-lagi Nanase Riku seperti ini. Melamun dan merenung sangat lama.

"Aku masih hidup dan tetap akan bertahan hidup," ujar Tenn. Ia membalas tautan tangan adiknya. Selanjutnya, ia mengusap pucuk mata Riku sesaat setelah adiknya mengangkat kepala.

Tenn, dia merasakannya. Perasaan sendu yang mengalir dalam dirinya. Sepertinya ini salah satu keunikan anak kembar, yakni bisa saling merasakan perasaan satu sama lain dan memahaminya.

Riku kembali terisak. Ia menggunakan tangannya yang bebas untuk menyeka air mata yang membasahi pipinya. Namun sial, kristal bening itu kian bertambah dan sulit dibendung. Ia terus menangis tanpa mengucap sepatah kata pun. Kepingan-kepingan kenangan berputar di benaknya.

"Tenanglah, Riku." Sang kakak berusaha menjaga ketenangannya meski ia merasa sangat tersiksa melihat wajah adiknya yang dihiasi air mata.

Tenn menaruh satu tangannya yang bebas menuju sebelah pipi Riku, membiarkan telapak tangannya dibasahi oleh kristal bening yang terus menetes. "Air matamu tidak berhenti mengalir."

Ingin sekali Tenn mencari tau segala hal tentang adiknya. Namun ia sendiri tidak mengetahui alasan Riku merasa sedih dan terus menangis. Dirinya berharap supaya Riku bisa terbuka kepadanya. Menceritakan apa yang dipikirkannya hingga seperti ini.

"Hiks... Kenapa... Kenapa Tenn-nii baik padaku?" tanya Riku yang akhirnya berkata-kata meskipun di tengah isaknya. Kini ia menggunakan kedua telapak tangan untuk menekan matanya supaya berhenti meneteskan air.

Yang diberikan pertanyaan malah membalas dengan pertanyaan juga. "Kenapa memangnya? Apa salah jika aku baik padamu?" Tenn menyingkirkan kedua tangan Riku supaya dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Tenn-nii seharusnya marah! Aku pantas dibenci atas semua tindakan dan perkataan burukku. Aku mengharapkan itu! Tapi Tenn-nii malah... A-aku... jadi merasa bersalah," racaunya memalingkan muka ke arah samping.

Tenn menangkup kedua pipinya, membuat Riku memandang ke arahnya. "Karena aku tau kau sengaja melakukannya. Malahan aku tidak bisa membencimu, bukankah aku sudah pernah mengatakannya?"

"Tidak boleh! Tenn-nii harusnya benci padaku!"

"Jangan memaksa"

"Tenn-nii jangan begitu! Kalau begini aku yang susah! Tenn-nii terlalu baik!"

"Orang-orang bilang aku kulkas berjalan dan malaikat jadi-jadian"

"Pokoknya Tenn-nii harus marah! Jangan memaafkanku semudah itu!"

"...."

"Tenn-nii harus marah... Bencilah aku..."

"Jika begini... Aku merasa sangat bersalah..."

Helaan nafas panjang dilakukan oleh si surai baby pink. Ia sedang malas untuk beradu mulut dengan adiknya yang keras kepala. Sulit untuk mengatasi Riku yang seperti ini. Terlebih Riku sedang dalam posisi yang menganggap diri sendiri paling bersalah.

Tenn menempatkan tangannya pada belakang kepala Riku, lantas menariknya ke dalam pelukan. Ia menaruh dagunya pada pucuk kepala Riku. "Ya, aku marah padamu."

(Pinterest)

~~

"Aku tidak akan menghukumu di sini lagi," ujar pria tua itu memperlihatkan adegan dirinya mengunci gudang yang selama ini menjadi tempat hukuman.

"Ya?" Si surai merah terlihat bingung atas penuturannya. Ia benar-benar tidak bisa menebak pikiran walinya.

"Aku menyadari tindakanku," ucapnya tersenyum penuh makna. Ia menuju ruang tamu dengan diikuti oleh Riku dari belakang.

Dahinya mengernyit. Raut wajah datar tetap dipertahankannya. Orang itu sungguh aneh, pikirnya. 'Maksutnya Kujo tobat?'

"Jangan menatapku begitu." Kujo terkekeh kecil melihat Riku yang diam-diam mewaspadainya. "Aku tau kau tidak percaya padaku."

Terdiam sesaat, Riku menggeleng. Ia tidak sedendam itu sampai-sampai tidak mempercayai orang. "Aku percaya pada Kujo-san," balasnya.

Kujo tersenyum sebagai balasan dari ucapan Riku. Punggungnya ia sandarkan dengan ekspresi yang terlihat menyendu. "Kau tidak akan menghianatiku kan?" tanyanya.

"Tidak"

"Itu bagus." Kujo mentautkan jari-jemarinya sembari menatap pada boneka yang diambilnya beberapa tahun lalu. "Maukah kau bernyanyi di atas panggung?"

"...Itu..."

"Idol solo yang merupakan siswa SMA pasti akan menjadi topik yang hangat dan aku ingin melihat sosokmu berdiri di depan para fans," jelasnya.

'Kujo, sepertinya dia merindukan sosok zero. Mungkin dia menjadi seperti ini karena merasa terhianati. Tanpa sadar ia melakukan tindakan seperti itu. Bolehkah aku untuk mempercayainya?' batin si surai merah merasa iba setelah memikirkan sudut pandang Kujo.

Ia menghela nafas kecil sebelum menjawab, "Baiklah. Aku akan menjadi solo idol. Mohon bimbingannya." Riku berucap dengan ekspresi datar. Seperti sudah menjadi kebiasaan ketika berbicara dengan Kujo.

"Yaa. Aku pasti akan menuntunmu, Nanase Riku."

(Pinterest)

"Hanya perlu satu saja sementara yang lain akan dibuang."

"Siapakah yang akan kupilih kali ini? Tentu saja itu adalah DIA."

"DIA LAH YANG AKAN MENJADI TUMBAL!"

"Akan kuburu supaya raja iblisnya tidak bangun."

"Iblis seharusnya dimusnahkan. DIA adalah kesalahan dunia."

"Tenang saja karena aku tidak akan menghianatimu."

.
.
.

- To be continued -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro