Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5 : Seseorang

Vrinn sengaja mengambil tempat duduk tepat di depan meja guru, pikirnya agar lebih fokus ketika guru menjelaskan, selain itu duduk di depan memudahkan ia untuk melihat papan tulis. Ia kadang kesulitan melihat ke papan tulis jika memilih duduk di belakang, enggan memakai kacamata karena menurutnya masih bisa diatasi.

Tidak seperti biasanya Bu Ade telat masuk pagi ini, ia sudah berbicara dengan ketua kelas agar menjemput guru tersebut ke kantor guru, tentu saja permintaan Vrinn ditolak karena sebagian besar teman sekelasnya termasuk si ketua kelas lebih memilih untuk membiar jam kosong.

Vrinn berdecak dalam hati, mengapa mereka perlu repot-repot sekolah kalau dipikirannya tidak ada niat untuk belajar? Bukankah memilih untuk sekolah artinya siap untuk belajar, bukan berleha-leha berharap setiap hari guru tidak masuk lalu mereka bermain-main di sini.

Ia bukannya ambisius, tetapi logika saja. Vrinn tidak mau menghabiskan waktunya melakukan hal tidak berguna, seandainya bisa ia yang akan pergi ke ruang guru tetapi itu di luar kemampuannya, ia tidak berhak melakukan tindakan tersebut apalagi itu adalah tugas ketua kelas.

Wynaa di sampingnya sedang asik menonton live seorang idol Korea, berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Vrinn, teman sebangkunya itu berharap sang guru tidak akan datang selama.live berlangsung . Perempuan yang baru saja memotong poninya pendek setelah mendengar bahwa idol favoritnya memberitahu tipe perempuan yang disukai. Meskipun sangat tidak cocok dengan perempuan itu, Vrinn sama sekali tidak mau merusak kebahagiaan temannya. Biarlah ia sadar sendiri keputusan untuk membuat poni sependek itu adalah kesalahan.

Baiklah, putus Vrin pada akhirnya memilih untuk belajar mandiri. Ia membuka buku paket, mencari halaman terakhir yang mereka pelajari. Mengambil pena dalam pouch tempat alat tulisnya, bersiap untuk membuat rangkuman, baru membuat judul tiba-tiba kelas yang tadinya ramai senyap seketika.

Menyadari perubahan tersebut Vrinn mendongak mendapati Bu Ade telah datang, perempuan dengan hijab cokelat senada dengan baju dinasnya itu meletakkan tas di meja. Vrinn melirik Wynaa yang mendesah kesal karena terpaksa harus mematikan ponselnya dan melewatkan live idolanya kali ini.

"Maaf Ibu telat," ujar Bu Ade, Joan si ketua kelas berdiri mulai menyiapkan kelas sebelum pelajaran dimulai.

Proses mengucapkan salam, hormat dan  berdoa. Pelajaran siap untuk dimulai.

"Sebelumnya ibu ada pengumuman untuk kalian, sebenarnya ini juga alasan ini telat masuk." Bu Ade melihat ke arah pintu. "Sini masuk, Nak," panggilnya pada seseorang yang ternyata tanpa diketahui telah berdiri di depan pintu sedari Bu Ade datang.

"Kelas kita mendapat murid baru, dia pindahan dari sekolah B. Ayo kenalkan masuk sini, kenalkan diri kamu sama teman-teman."

Murid baru itu akhirnya memasuki kelas, kini semua orang bisa melihat dengan jelas sosoknya. Termasuk Vrinn, matanya terbelalak melihat murid baru tersebut tubuhnya seolah membeku di tempat, mulutnya terbuka, buru-buru ia tutup dengan telapak tangan. Mata mereka bertemu karena keberadaan Vrinn yang duduk di depan tentu saja murid itu cepat melihat keberadaannya, buru-buru Vrin membuang muka lalu pura-pura fokus pada buku di depannya.

"Selamat pagi teman-teman," ucap murid baru dengan senyum memenuhi wajahnya, "Perkenalkan saya Lingga Adi Narapati, kalian bisa panggil saya Lingga saja. Salam kenal semuanya."

Usai melakukan serangkaian perkenalan, kehadiran Lingga disambut baik oleh kelas mereka, terutama para siswi yang kegirangan akhirnya di kelas mereka kedatangan cogan--cowok ganteng -- sebagai penyemangat di tahun terakhir sekolah.

Wynaa menyenggol lengan Vrinn. "Gilaaa, ganteng banget Vrinn," bisiknya berteriak kecil, mood-nya sudah membaik, sepertinya sudah melupakan live sang idol.

"Ssst, kamu lupa kita duduk di depan guru?" balas Vrinn juga berbisik mengingatkan Wynaa tentang keberadaan Bu Ade di depan sana. Tetapi tampaknya Wynaa tidak terlalu peduli, ia bahkan beberapa kali menoleh ke belakang untuk melihat Lingga, sayang sekali karena kursi yang kosong hanya tersisa di sudut belakang kelas, Wynaa jadi harus bersusah payah.

Vrinn pasrah, sadar menyadarkan Wynaa akan sulit, ia mencoba untuk fokus pada Bu Ade yang sudah memulai membacakan judul materi hari.  Tetapi betapapun kerasnya ia mencoba ternyata ia tidak bisa, kepalanya dipenuhi Lingga.

Kenapa bisa dia di sini?

***

Setelah insiden terlambat tempo hari begitu membuatnya trauma karena hukuman yang diberikan amat mengerikan. Nai sengaja untuk berangkat lebih awal, masih memilih untuk berangkat terpisah dari papa dan saudarinya, ia memutuskan untuk menunggu angkot lebih pagi.

Tidak lupa sebelumnya memeriksa tasnya, memastikan bahwa Vrinn tidak lagi memasukkan bekal ke dalamnya. Ia amat kesal karena perbuatan Vrinn itu merusak egonya, ia sangat ingin membuang bekal tersebut, tapi menyadari bahwa sangat berdosa membuang makanan seenak itu. Mana semur ayam merupakan makanan favoritnya, akhirnya melupakan fakta bahwa bekal itu buatan Vrinn ia memakannya juga.

Rasanya kesal mengingat hal tersebut. Ia mengulurkan tangan ke depan menyetop sebuah angkot bernomor 067 dengan jalur tujuan melewati sekolahnya. Melihat ke dalam ternyata tidak padat, tersenyum bahagia hari ini ia tidak perlu berhimpitan dengan manusia-manusia lain.

Sepertinya berangkat lebih pagi adalah keputusan yang benar.

Nai masuk, menjatuhkan bokongnya di bagian paling belakang dekat dengan speaker besar yang hari ini tidak melantunkan lagu DJ melainkan lagi galau dari seorang penyanyi yang baru meluncurkan single terbarunya. Karena tahu lagi tersebut Nai ikut melantunkan liriknya dengan suara pelan tentunya, meskipun tidak padat di dalam juga masih ada penumpang lain, ia tak mau mengganggu mereka.

Sambil melihat-lihat ke luar lewat jendela yang terbuka, bibirnya senantiasa bersenandung menghayati setiap kata yang terucap sampai tidak menyadari angkot berhenti lalu seseorang masuk duduk tepat di depannya.

"Lagi galau, ya?" pertanyaan itu membuat Nai terdiam lalu memutar kepalanya ke samping , menemukan sepasang manik mata melihatnya lekat.

"Loh, Bang Rega?" ujarnya kaget lalu sedetik berikutnya merutuk diri karena tidak menyadari kehadiran laki-laki itu, mana Nai sedari tadi asik karoke sendiri. "Ah, enggak Bang."

"Menghayati banget nyanyinya, baru putus sama pacar ya? Atau kangen mantan?" cecar Rega membuat Nai refleks menggeleng.

"Enggak, Bang. Pacaran aja enggak pernah, mau galau-in siapa?" jawab Nai jujur. Membuat Rega tertawa kecil, hal itu tidak luput dari penglihatan Nai bagaimana jika tertawa maka mata sipit milik laki-laki itu akan tertutup sehingga hanya terlihat seperti segaris saja, tampak sangat lucu. Nai jadi ikutan tertawa.

"Kasihan banget, besok-besok cari pacar gih, biar ada yang lo galau-in," canda Rega sambil mengacak rambut Nai.

Terbawa suasana Nai membalas dengan candaan juga, "Sama Bang Rega aja gimana?"

Sejurus kemudian Nai membekap mulutnya lalu merutuk diri karena berujar demikian, apalagi kini Rega terdiam membuat Nai semakin merasa bersalah

[]

A/N

Penampakan Rega kalau ketawa dan senyum lebar.

=>   (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro