Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

v . v s m a n t a n

"Ma ....!"

"Radely cuma mual, dong." Radelyn berusaha memujuk Mamanya agar tidak mengkhuatirkannya terlalu berlebihan. Jika tidak, dokter keluarga akan mendapat panggilan alam dari Mamanya saat ini.

Fira meletakkan kembali telepon gengamnya beralih memperhatikan seberapa kondisi dari putri tunggalnya itu, Radelyn.

"Masih ada kata 'cuma'? Mama lihat kamu jarang sarapan pagi. Kamu tau, 'kan pentingnya sarapan pagi?"

"Iya, Ma," jawabnya pasrah. "Tadi Radelyn juga udah makan nasi goreng di sekolah, tauk! Tapi cuma satu sendok, doang. Itu aja enggak jadi," lanjutnya dalam hati belum sempat terutarakan. Berganti dengan menu makan siang kini telah berjejer di ruang makan. Radelyn menelan salivanya dalam-dalam.

"Waktunya makan siang!" seru perempuan berumur kepala tiga itu menyambut makanan yang telah disiapkan oleh para asisten rumah rumah.

Krucuk ...! 

Cacing perut Radelyn rupanya tak bisa dibohongi.

"Ma! Kalau Radely jadi gemuk. Gendut. Jelek. Gimana, hekm?!"

"Yaudah. Kenapa? Kamu tetap anak Mama sama Papa. Cucu dari nenek," balas perkataan Mamanya sejenak beralih menatap ke arah nenek dan kakek yang kini makan bersama mereka, "Ya, 'kan Nek? Kakek juga, 'kan?"

"Iya!" Kakek berseru dengan mengelus rambut panjang cucunya itu. Bagaimana pun, mereka adalah orang tua Fira, Mama dari Radelyn. Sama halnya dengan Radelyn. Radelyn juga mempunyai Mama dan Papa yang sangat menyayanginya. 

Kekehan dari Yoha, Papa Radelyn terdengar nyaring. Seolah suasana mendadak horor. "Anak Papa takut gendut?" Diiringi dengan senyuman menyeringai.

"Pa! Papa nyeremin." Radelyn memeluk tubuhnya sendiri. Seolah bulu kuduknya kini  berdiri ketakutan. 

"Gendut, atau enggaknya. Dari pandangan mereka orang lain menilai kamu. Cantik atau jeleknya, dari mereka yang menerima kamu apa adanya."   

Nada dering ponsel dari salah satu di antara mereka sejenak menjeda pembicaraan kedua orang tua dan anak tersebut. Begitu juga, si pemilik fokusnya sejenak teralihkan ke satu notifikasi yang begitu menarik perhatiannya.

"Ma. Pa. Kek. Nek. Radelyn ijin dulu, ya!"

Setelah berpamitan dengan mereka, gadis itu terburu-buru menaiki anak tangga dengan nafas ngos-ngosan. Menutup pintu dengan kasar.

Radelyn yang masih berdiri di balik pintu itu belahan tak mampu menjaga keseimbangannya. Ia mencoba memperhatikan sesakma apa yang barusaja dilihatnya dengan kedua jemari tangannya sibuk me-zoom layar. Seolah ditusuk benda tajam, Radelyn menahan tetesan air mata yang tidak sengaja menetes tanpa aba-aba. 

"Sok cakep banget, lu!" cecar gadis itu berusaha menyembunyikan perasaan kesalnya. Ya, meski tidak dipungkuri betapa kesalnya Radely dengan mantan berengseknya itu memutuskannya dengan alasan karena berat badannya bertambah. Dan kini? Si berengsek itu terang-terangan mengungah kedekatannya menjalin hubungan dengan doi baru. 

"Seberapa idealnya pacar lo, sekarang? Palingan mau sama lo, karena kepepet. Cih!" Radelyn membuang ponsel ke sembarang arah. Beranjak menuju ke arah wastafel, membasuh mata cantiknya yang tiba-tiba membengkak. 

Meski begitu posingan baru mantannya sangat menganggunya dengan memamerkan kehadiran seseorang gadis, Radelyn tak beralih menatap postingan baru yang sedari tadi menarik perhatiannya itu. Tak lupa menekan tombol 'love' dengan mulut yang tak bisa berhenti berkomentar.

"Gue doain lo nyesel karena asal putusin gue."

"Seberapa cantiknya pacar lo sekarang sih? Palingan juga cantikan gue!" Radelyn mengatakannya terang-terangan dengan percaya diri. Sayangnya, seseorang yang diajaknya berbicara adalah cermin bayangannya.

"Yah! Yah! Ketara banget kalau cantiknya gue kemana-mana!" komentar Radelyn mengangkat alisnya. Dimana unduhan si pemilik instagram dengan username '_Gfr' itu tidak memperjelas rupa gadisnya. 

"Yah! Padahal gue pingin tau seburik apa, cewek barunya." Radelyn menghela nafas meletakan ponselnya sejenak tak memikirkan hal unfaedah.

Apa kaditat cewek patah hati akan berusaha memandingkan kelebihannya dengan pacar baru mantan?

"Gue doain cepat dapat kurma."

"Kurma enggak semanis karma. Karma yang manis aja, kadang sepet. Gimana rasanya kena karma, ya?" Radelyn mengenakan otaknya berfikir. Karena tak kunjung mendapat jawaban, ia menghela nafas dalam. "Ah, bodo amat!" Mungkin otaknya tak dapat berfikir karena perasaannya belum membaik. Maybe?

***

_Grf new post

Pemilik instagram username '_Grf' barusaja mengunduh unggahan terbaru dengan caption seolah memamerkan kekasih barunya.

"Beneran, Gaf?" Gadis yang saat ini bersamanya itu membulatkan mata tidak percaya. Meski hanya sebatas legan terlihat--beruntungnya lelaki itu tidak meekspos wajahnya, apalagi menandai dalam kiriman. Tamatlah riwayatnya!

"Udah. Gak ada yang tau kalau lo itu--"

"Gue enggak mau!" Belum apa-apa Gafri melanjutkan pembicaraanya, gadis itu memotongnya seenak jidat. Apalagi dengan membacakan caption yang baginya terbilang alay, "Kembali bersama? Maksud lo apa sih?!"

'Kembali bersama' caption ungahan Gafri. Gafri, si pemilik akun instagram dengan username '_Gfr' tersebut. Bagaimana ia nengunduh post terbaru seolah sengaja penampakan gadis tersebut. Bagaimana gadis itu tidak kesal karena mengenakan privasinya?

"Jangan bilang cuma karena buat mantan lo panas?!" tegur gadis itu tepat sasaran.

"Sembarangan!" Gafri tak percaya ketika notifikasi baru si pemilik akun 'Raradelyn' menekan tombol 'love' di unduhan terbarunya itu.

Radelyn, tetaplah Radelyn. Setelah Gafri memutuskan berakhirnya hubungan mereka. Gadis itu tak memberinya kabar lagi. Sekedar membalas pesan pun, tiada respon. Bukankah berteman dengan mantan, ada baiknya?

Gafri hanya merasa berbeda, hanya karena Radelyn, mantannya itu tak pernah mengekspresikan perasaannya. Seolah bertindak semuanakan baik-baik saja.

Jika gadis itu ingin mempertahankan hubungan mereka yang terjalin dalam kurun waktu dua tahunan belakangan ini, bukan hanya dengan menyetui keputusannya.

"Radelyn ... Kita putus aja, ya!"

"Putus?" Gafri masih ingat dimana Radelyn menatapnya tak percaya.

"Iya. Putus."

"Karena lo tambah gendut."

"Jelek."

"Berat badan lo juga bertambah."

Disana, Gafri berharap gadis dihadapannya itu mengutakan ekspresi perasaannya. Dengan kalimat kasar itu, dalam hatinya, Gafri berkata, "Gue mohon tolak pertolak gue, Radelyn!"

"Oke."

Tanpa disangka, jawaban itu membuatnya semua berubah seketika. 

"Oke." Gafri tertawa ketika mengingatnya. Sedikit menarik bibirnya tersenyum, adalah bagaimana cara lelaki itu mengutarakan ekspresi terbaiknya.

Ash, sudahlah! Buat apa lagi membahas masa lalu.

namanya juga cewek,
takut gendut😖 

pro kontra, ga nih
sama keputusan Gafri?
Yang punya alibi
putusin Radelyn cuma karena
berat badannya bertambah?

see u next chapter🙋🍭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro