Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

v i i . l e t ' s j o i n n e d

"Gue tau rahasia terbesar lo."

Setelah mengatakan itu, Frag tersenyum menyerigai. Menunggu respon apa yang dikatakan lawan bicaranya.

Suara itu ... Frag tidak sengaja mendengarnya.

"Radelyn!"

Raberta melambaikan tangan selagi menunggu Radelyn, teman satu bangkunya itu, ia meluangkan waktu menyusul kembali yang katanya Radelyn sedang berada di toilet. Raberta juga tidak mau bangkunya terisi siswa lelaki.

"Lama banget, sih. Gue nungguin lo dari tadi." Raberta kini berada di antara Radelyn dan Frag sejenak memutus obrolan kedua remaja tersebut.

"Ngapain juga lo nungguin gue? Nungggu itu bikin senep, tauk!" gelik Radelyn. Jika ada paket flash, kenapa tidak dicoba?

"Habis sikat gigi." Radelyn menunjukkan sepaket sikat gigi yang sedari tadi dibawanya di belakang punggung. Setidaknya membuat lawan bicaranya mengangguk percaya.

Raberta yang kini menyadari keberadaannya, dimana ia pula tidak sengaja mengetahui interaksi kedua remaja yang dikenalinya itu membuatnya bertanya-tanya. "Ah! Ternyata kalian saling kenal? Baguslah!"

"Engak!" Radelyn dan Frag berseru bersamaan.

Expresi godaan dari Raberta itu terlihat jelas. Bagimana pun, Flag tetap acuh tak acuh. Lihat, ekspresi itu! Ekspresi datar dengan menahan boker nyatanya sedikit tidak berbeda.

Radelyn mengambil oksigen sebanyak-banyaknya sebelum melangkahkan kaki pergi. Ada beberapa pertanyaan yang sempat terlintas di pemikiraannya saat ini.

"Iya nih, Raberta. Lo masih sempat godain Frag? Padahal, mukanya udah jelas datar nahan pup," selagi bertanya, Radelyn menamabahkan dalam hati, "Kelihatannya datar, tapi lama-lama nyeremin."

"Enggak sedatar tampangnya. Gue jamin."

Tampa disadari, Radelyn mengangkat bibirnya belahan. Ia masih ingat kebalikan lelaki itu. Setidaknya, frist impresion tidak buruk lah.

Suasana majalah mading mendadak ramai dipenuhi para murid berada di sekitar kerumunan, Radelyn menengok sekitar memperhatikan apa yang terjadi.

Jika dipikir-pikir, jika itu perkelahian. Se bar-bar itu berkelahi di area sekolah. Bukankah lebih baik di area terbuka? Pemikiran itu segera Radelyn hentikan.

"Let's joinned di klub pencinta alam!" Salah satu senior berseru memberikan brosur edaran ekstrakulikuler yang mereka sedang promosi kan saat ini.

Radelyn pun menerimanya dengan senang hati selagi bermurah senyum kepada para senior.

"Sunbae!"

"I'm joinned!" Tidak lama berfikir, Radelyn langsung meminati ekstrakulikuler pecinta alam. Gadis itu segera meminta formulir persetujuan agar lebih cepat bergabung.

"Info selanjutnya, kita tunggu di ruangan perpustakaan selagi bawa formulir persetujuan, ya!" Senior bertag name 'Fernanda. S' itu mengancungkan tangan oke.

"Ah! Gue jadi sering ketemu Radelyn, dong!" Raberta tertawa kecil. Entah perasaan seneng atau senep yang gadis itu tunjukkan. Ck.

"Jangan bosan temanan sama Radelyn, ya!" bisik Radelyn.

Radelyn juga tak mengerti seberapa lama pertemanan ini terjalin berapa lama. Toh, mereka semua pada akhirnya kembali menjadi lost contact.

Setelah mengatakan itu, Radelyn sengaja mempercepat langkah mendahului langkah Raberta yang masih tertinggal di tempat.

Raberta pun segera mengenakan larian flash kilatnya menyamakan posisi.

"Apa?! Gue keburu mau nyerahin nih formulir," celatuk Radelyn menghela nafas dalam dimana ekspresi Raberta sudah dapat menjelaskan. "Apa? Lo marah gegara gue tinggal? Mau gue gandeng?"

Belum apa-apa, Radelyn meraih pergelangan gadis itu, Raberta terlebih dahulu menyingkir.

"Maksud gue mau nyebrang! Kita gandengan, kan mau nyebrang," decih Radelyn terkekeh pelan.

Dilihat-lihat, benar juga posisi mereka akan menyebarangi area lapangan SMA Pamuel akan mempercepat langkah mereka menuju ke ruangan kelas keduanya berada.

Bagi Radelyn, ia akan mesibukkan waktu luang, dengan metode move on flash, agar lebih cepat melupakan sosok mantan.

"Yakin nih, lo ikut pencinta alam, Delyn?"

Radelyn berdehem singkat. Sesampainya di dalam kelas, ia hanya berfokus pada formulir persetujuan. Bahkan tak memperdulikan kicauan dari temannya yang sedari mengajak mengobrol.

"Ikutan, yok!" ajak Radelyn.

Vita membalasnya dengan komentar mengenai ekstrakulikuler yang gadis itu pilih. "Tumben aja, sih. Biasanya anak populer kayak elo sih ikut cheerleaders, Delyn."

"Kenapa harus cheerleaders? Kalau Radelyn mau dia bisa ikut ekstrakulikuler moodeling. Tanpa seleksi, juga sudah keterima," kementar Raberta menangapi ocehan Vita.

Dengan memutar bola mata malas, Vita membalas, "Yaudah sih. Gue enggak tanya lo, juga!"

Vita hanya menghela nafas dalam. Mau tak mau, ia kini hanya mengobrol dengan Raberta, meski kedua gadis itu tidak terlalu cocok. Raberta, yang bersikap acuh. Dan Vita, yang selalu menampakan sikap heboh. Tidak jarang keduanya saling berseteru.

"Semua ekstrakulikuler di luar jam pembelajaran itu sama saja," alih-alih Radelyn mengakhiri perdebatan kedua temannya itu. "Berta. Ayok!" ajaknya kepada Raberta usai selesai mengisi formulir pendaftaran.

"Gue enggak di ajak?" teriak Vita diantara mereka.

"Enggak!" Radelyn tetap mengandeng Raberta. Meski Raberta, merasa keberatan atau tidaknya. Ia hanya mau mengajak gadis itu.

Aah, rasanya. Radelyn akan mengikuti pencinta alam, sebagai ekstrakuliker pertama yang ia pilih selama di SMA Pamuel. Radelyn tak sabar mengikuti kegiatan pertamanya sebagai anggota baru.

Hentakan suara tidak jauh dari kedua gadis itu, dimana si pelaku tak sabaran menerobos pintu masuk.

"Kalau mau luas, di lapangan sana!" Radelyn tidak terima dimana si pelaku menerobos antrean terlebih dahulu.

Raberta mengenal mereka tidak jarang memperkenalkan Radelyn, sebagai calon anggota kepada para senior.

"Mohon bimbingannya, Kak!" Radelyn menunduduk ramah. Usai memberikan formulir pendaftaran kepada para senior.

Diharap tidak menimbulkan kegaduhan dan keramaian. Salah satu aturan yang harus di taaati di area perpustakaan. Maka dari itu, para anggota hanya membicarakan jadwal mereka akan bertemu selanjutnya. Radelyn tak sabar menantikan hari itu tiba.

aku aja mager
ga ikut extrakulikuler apa-apa,
wkwk curhat dikit:v

next?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro