Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

i x . f r i e n d s h i t

Hari ini hari pertama peminat kegiatan pecinta alam dipertemukan, Radelyn telah bersiap stand bye di tempat duduknya bagaian terdepan. Tentunya gadis itu terlebih dahulu datang dibandingkan lainnya.

Sama halnya dengan Raberta, ia mendapatkan julukan senior oleh Radelyn, hanya dikarenakan gadis itu anggota lebih lama darinya.

Dari TK sampai SD, pembukaan awal pun dimulai dengan pengenalan. Sederet anggota inti telah berkumpul.

"Saya Ferninda, jabatan saya disini sebagai wakil ketua. Semoga kalian dapat berteman baik dengan saya."

Aha! Itu adalah Ferninda. Gadis berkulit sawo matang dengan lesung pipi. Kakak senior yang berbaik hati di hari frist impresion-nya dengan Radelyn, rupanya kakak itu bernama Ferninda!

Radely menyapa seniornya itu, tersenyum dari arah bangkunya berada. Sama hal dengan Ferninda membalas tersenyuman sapa dari juniornya.

Gubrak!

Jeritan benda jatuh, disertai dengan jeritan seseorang terdengar mengemah itu membuat semua orang berada di satu ruangan reflek menoleh ke arah sumber suara.

Lelaki jangkung mengenakan hoodie oversize itu barusaja membuat kegaduhan. Frag menyengir kuda andalannya seusai menendang bola di ruangan. Tidak jauh berbeda dengan reaksi anggota inti mereka hanya mengelus dada, seperti sebelum-sebelumnya.

"Frag. Lagi," gumam Raberta dalam hati menepuk jidatnya. Terheran-heran.

Tidak sengaja, Radelyn mendengar gumaman temannya itu, ia pun ikut mengangkat bahu ke sumber arah kegaduhan. Sesampai, pandangan kedua remaja itu bertemu sejenak, Radelyn mengerutuki kebodohannya lagi, lagi, dan lagi, ia dipertemukan oleh lelaki itu, si Frag. Bukankah ini alasannya mendaftar di klub pecinta alam?

"Gue, Frag. Senior inti paling kece." Frag memperkenalkan diri sama seperti yang dilakukan dengan angota inti lainnya. Bedanya, lelaki itu memperkenalkan diri dengan kalimat yang terdengar percaya diri.

Frag tak memperdulikan jeritan dari para siswi yang sengaja memperulur waktu, ia meninggalkan ruangan seusai dirasa introducing-nya usai.

"Yah. Bentar doang." Kekecewaan dan helaan nafas dari para siswi disekitarnya, Radelyn tak sengaja mendengarnya. Ia tetap bersikap acuh, tak acuh mefokuskan pandangan di perkenalan diri senior lainnya.

Seusai rapat pertemuan anggota pecinta alam usai, mereka diperbolehkan melanjutkan aktivitasnya kembali selagi waktu istirahat masih tersisa.

Radelyn masih berada di tempat duduknya. Mengenai informasi yang diberikan, sepulang sekolah mereka akan berkumpul lagi. Membuatnya sibuk mengatur jam kepulangan. Apalagi hari latihan yang diambil klub pecinta alam pun belum tak kunjung pasti. 

Langkahnya tersengal ketika seseorang menampakan diri tiba-tiba. Sangking terkejutnya, ponsel kesayangannya hampir saja terjatuh, jika ia tak peka terhadap situasi. 

Hampir saja, Radelyn berteriak. Sayangnya, keadaan tak memungkinkan. Sebagaimana, teman barunya di klub ini saling memperkenalkan diri.

"Gue enggak nyangka kita bisa satu sekolahan."

Entah berbagai kalimat lain yang dilebih-lebihkan dengan keberadaan murid baru pindahan tersebut.

Sayangnya, fokus Radelyn hanya tertuju ke Frag, lelaki itu. Frag hanya mengatakan sesuatu berbisik pelan tanpa disadari teman lainnya. Selagi mendengarkan germisik kepada murid baru pindahan itu.

***

Hidup, tanpa ponsel itu jauh lebih berat daripada menahan rindu dari Dylan. Anak jaman now, related.

Ada yang jauh lebih berharga daripada kehilangan sang kekasih. Tidak lain, tidak bukan adalah benda pipih yang selalu berada di gengamannya dimana pun ia berada.

Radelyn barusaja mengunduh postingan terbaru di akun instagramnya. Fokusnya terhenti ketika Raberta berulang kali menyengolnya.

Keduanya tidak sengaja berpapasan dengan Vita. Gadis itu menyapanya mereka seperti biasa. Tidak dengan seseorang dibelakangnya tidak jauh dari langkah gadis itu. Runika, yang seolah tidak memperlihatkan keberadaan Radelyn dan Raberta berfokus pada gadget. 

"Gue rasa Runika jauhin kita," komentar Raberta setelah kepergian Vita dan Runika tidak terlihat batang hidungnya lagi.

Itulah teman. Datang dan pergi karena suatu hal. Radelyn hanya merespon pembicaraan Raberta sebisanya. "Bukannya, kalian bertiga udah berteman sebelum kedatangan gue?"

Raberta mengelengkan kepala. "Gue engak sedekat itu sama mereka."

Radelyn hanya ber-o-riah melanjutkan langkahnya disepanjang jalan.

Notifikasi terbaru dari nomer tak dikenal sejenaknya membuatnya mengerutkan kening. Dengan tangan bergetar, Radelyn membuka gambar apa yang telah dikirim oleh nomer asing tersebut.

'Cndy' adalah nama kontak asing tersebut. Dimana, Radelyn berusaha mengingat nama teman-temannya yang memiliki nama tersebut.

Tangannya berselancar mengunduh foto apa yang nomer asing itu kirimkan, meski tak dipungkuri keringat tiba-tiba bercucuran di dahinya.

Tanpa disadari, salah satu siswi dari sekian banyak murid XI-E memperhatikan ke arah Radelyn berada meski posisi siswi tersebut sedang berkumpul teman satu gengnya. Senyuman itu terbit ketika Radelyn telah membaca pesannya. Hingga centang biru kini terpampang jelas. 

Radelyn berulang kali mendanga tidak percaya dengan kebetulan apa yang terjadi. Screenshoot postingan terbaru Runika, yang mereka bicarakan beberapa hari lalu, dimana teman lainnya menganggap sosok lelaki yang tidak begitu diperlihatkan adalah sang kekasih? Maybe?

Kini Radelyn menemukam sesuatu. Menyambungkan siapa sosok lelaki yang Runika crop. Lalu kenapa postingan tersebut hanya 15 detik?

Radelyn menepuk jidatnya dimana ia sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja terhubung.

"Gak! Gak! Lo enggak mungkin, relationship sama teman dekat gue, 'kan, Gaf setelah putus dari gue?"

Itulah kesimpulan yang terjadi.

Radelyn kembali menyantuhkannya. Dimana kiran foto screenshoot dari nomer tak asing itu menjelaskan sesuatu. Dimana ia tida sengaja memperlihatkan username si Gafri berada di papa tombol suka.

Sayangnya, cewek pun dianugrahi stalker mantan. Membuat Radelyn tak segan-segan men-screach usernama instagram Gafri, mantan laknatnya itu memperlihatkan unggahan terbarunya. 

Jika di cocokan ada sedikit kemiripan. Bedanya, keduanya saling adu mengedit. Seolah saling menutupi apa yang terjadi kepadanya. Pada akhirnya, inti akhirnya, itu adalah satu foto yang sama. Sayangnya, keduanya mencrop bagaian masing-masing di unggahannya.

Sebiasa mungkin, Radelyn tersenyum menaikan bibirnya dengan kedatangan gadis itu, Runika diikuti dengan Vita yang masih menyapanya.

"Jadi itu alasannya jauhin gue?" tanyanya dalam hati. Toh, Radelyn juga tak akan mempermasalahkan hal tersebut. Tak mungkin, kan ia membuat kegaduhan dengan teman sendiri? Mau jambak-jambakan rambut lalu memuduh perusak hubungan orang? Imange Radelyn terlalu berharga, tidak hanya membuang waktunya melakukan hal demikian.

Tatapan gadis itu beralih ketika merasa ada seseorang yang sedari memperhatikannya. Dengan tag name  'Cindy' berasal dari teman satu kelasnya, ia dapat mendugah bahwa gadis itu adalah si pengirim dibalik nomer asing tersebut.

Cindy, gadis tidak asing itu pula yang berulang kali melirik Radelyn dengan mata elangnya itu di tengah pembicaraan sewaktu itu. Kini Radelyn mengerti bahwa gadis itu ingin menunjukkan sesuatu.

Bentar-bentar,
klo ada yg ga sesuai ingetin yak:v

jgn lupa pencet bintang
di bawah pojok:v
biar makin cepet update😭🙌

see u next chapter🐣✨

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro