Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

i i . u c a p a n t e r i m a k a s i h

Masih dengan lelaki sama, ketika ia tidak sengaja keberadaan gadis yang ia berikan tumpangan itu telah dibariskan berbeda.

Dilihatnya. ekspresi gadis itu baik-baik saja  ditambah dengan penolakan melalui pergerakan tangan, membuatnya sedikit mengerutkan kening bingung. Untuk apa, ia memiliki dua topi sama? Ia hanya ingin mengembalikan topi kepada si pemilik.  

Suara mikrofon dari kepala sekolah, menghentikan bahasa isyarat pembicaraan kedua remaja tersebut.

Radelyn diam-diam memperlihatkan posisi lelaki yang baru saja di temuinya itu. Meski wajah tampannya tertutup oleh sebagian murid berlalu lalang menutup pandangannya. Jika diperjelas. Radelyn ingin memperlihatkan seberapa tampannya lelaki itu. Atau seberapa buriknya?

***

Upacara pagi di hari senin tidak jarang menguras energi. Kegiatan yang paling dibenci oleh sebagian murid. Berpanas-panasan di tengah lapangan, seperti menjemur pindang di gurun kemarau. 

Berakhir dengan salam penutupan dari kepala sekolah, membuat energi para murid yang kelelahan beberapa menit lalu kini menjadi kembali bertenaga. 

"Radelyn Austrelia. Kamu murid baru pindahan itu, 'kan?" alih-alih guru tata tertib menanyakan hal tidak jauh berbeda.

"Iya."

"Yaudah, kamu boleh masuk duluan. Jangan diulangi lagi," cetus guru tersebut kini dalam dalam mode jinak seusai mencatat poin di daftar pelanggaran.

Setelah itu, Radelyn melajukan langkahnya ke dalam ruangan kelas melewati beberapa koridor, yang tiada kata sepi. 

"Ish. Syukurlah. Gue kira lo enggak masuk." Raberta menghela napas ketika mengetahui keberadaan teman satu bangkunya. Dimana gadis berkuncrit kuda dengan otak encer itu menyambut kedatangan Radelyn dengan penampilan badak berkepang dua di atas kepalanya. 

"Bentar, gue cari aman dulu." Radelyn mengangkat alisnya acuh, tak acuh. Matematika, adalah pelajaran pertama hari ini. Semoga saja otaknya tidak terbelah menjadi beberapa pecahan.

Tiba-tiba saja Raberta meletakan sebuah tote bag mini. Mengantikan busur, penggaris dan geometri terlebih dahulu menepati posidi di atas mejanya. Dengan kesal, Radelyn mengeritkan kening dengan apa yang teman satu bangkunya itu berikan. Ya, masa kado? Imposible.

"Gak lihat tuh di kolong meja banyak sampah? Ini lanjutannya," jelas Raberta menunjuk kolong meja Radelyn di penuhi barang-barang pemberian dari para pengangum rahasianya. Hingga kedua remaja itu mengatainya dengan sebutan 'sampah'. 

"Kalau mau sih, buat lo aja," gelik Radelyn.

Mata pelajaran pertama berlangsung singkat. Di sela fokus rumus penjajabaran, Radelyn membuka berapa banyak bungkusan cokelat yang diterimanya melalui Raberta, teman satu bangkunya itu.

Satu bungkus coklat batangan yang baru saja di bukanya, nyatanya mempunyai sepasang surat. 

"Coklat cenderung di sukai karena rasanya manis. Akan tetapi, bagiku coklat adalah penyatuan terbaik antara aku dan kamu. Eaakkk!" Radelyn membaca sebuah surat berada di dalam coklat itu terbahak-bahak. Apalagi dengan unsur 'Eak!"

Gadis itu juga akan membagikannya juga kepada Raberta. Mengingat, bagaimana keadaan teman satu bangkunya yang saat ini juga dipenuhi bingkisan kado menyangkut di bangku teman Raberta, teman satu satu bangkunya itu.

Mungkin hidup tenang Raberta sebelum kedatangan murid baru pindahan tersebut seperti Radelyn saat ini kini tidak akan ada lagi. 

"Makasih teman baru gue," jerit Raberta mencubit kedua pipi Radelyn sangking bahagainya. Jika dihitung-hitung, berapa banyak cewek yang tidak menyukai coklat?

Coklat, coklat, dan coklat.

Katanya coklat juga bagus untuk diet?Ash, sudahlah! Radelyn tak bisa menahan nafsu makannya hanya dikarenakan coklat! Satu gigit dan seterusnya. Hingga meleleh ke dalam gigitannya! Coklat memang tiada dua!

***

Suasana kantin mendadak riuh ketika kedatangan beberapa para siswa yang tidak jarang menarik perhatian.

Entah apa yang terjadi, atau ciri khas SMA Pamuel hampir sama dengan sekolah lama Radelyn? Dimana anak yang memiliki status predikat lebih unggul selalu mendapat nilai '+' dalam segala hal?

Radelyn telah bersiap di antara keramain kantin dengan beberapa teman lainnya. Selain mengakrabkan diri, sebenarnya ada tujuan lain ia kemari.

"Nyari siapa, sih?" Raberta memergoki. Terlihat jelas bahwa gadis itu sedang mencari keberadaan seseorang dengan mata hazelnya itu.  

"E-enggak," elak Radelyn tangap. Ia tak bisa menyembunyikan bola matanya melirik kanan kiri sedari mengamati orang-orang disekitarnya. 

"Ini kantin, tempat visual berkumpul, Dey. Tenang, lo bakal lihat berapa banyak cogan SMA Pamuel," jelas Vita menarik kesimpulan sendiri.

Radelyn mengangguk tanpa memperpanjang pembicaraan. Kumpulnya para cewek jika bertemu dengan pembahasan cogan--cowok ganteng, yang ada malah membuat heboh suasana. Berapa banyak yang mereka bahas tak akan menemukan titik akhir. Itulah yang Radelyn ketahui.

"Sist! Noh, pangeran kodok gue datang!" bisik Vita dengan suara pelan takut didengarnya oleh murid disekelilingnya.

"Pangeran kodok?" Radelyn bertanya balik. Ia merasa hari ini julukan itu terdengar tidaklah asing.

"Iya. Itu Frag." Vita menujuk salah satu siswa bernama Frag dari segerombolan murid yang baru saja memasuki kantin.

Raberta tak segan-segan menjitak Vita membenarkan pembicaraanya. "Frog, itu kodok. Kalau dia, Frag! Suka-suka lo dah!"

"Dia? Dia namanya Frag?" tanya Radelyn sekali lagi. Kini Radelyn mengangguk mengerti. Lelaki itu--lelaki yang kini mereka bicarakan. Lelaki yang memberikannya tumpangan gratis di pagi tadi adalah lelaki bernama Frag. Frag! Pantas saja, ketika ia membaca tag name sekilas, daya pikiran Radelyn merujuk dengan kodok. Sedikit pemikiran itu beralih, "Ya masa visual ganteng gitu di bilang kodok?" tanyanya reflek kepada kedua temannya.

"Yah, 'kan! Gue udah bilang, dia pangeran kodok!"

Oh jadi, 'pangeran kodok' adalah julukannya? 'kodok' adalah julukannya. Frag--frog. Dan imbuhan 'pangeran' adalah bagi para siswi yang mengagumi ketampanannya.

Radelyn memangut mengerti. Selagi memperlihatkan visual lelaki yang memberikannya tumpangan itu, Radelyn ingin berterima kasih kepadanya dengan memberikan sebatang coklat untuknya. Jika bukan karena lelaki itu, Radelyn akan terlambat, tak akan bisa melewati pintu gerbang yang tertutup rapat. 

Ya. Ya. Ya. Lihat saja, Radelyn tak akan membiarkan kesempatan ini pergi.

"Frag?"

Berulang kali, Radelyn menyusul langkah lelaki itu seusai keluar dari kantin. Sayangnya, seseorang yang dipanggil namanya bersikap acuh tak acuh.

"Kenapa sekarang jadi sombong, sih?!" cibir Radelyn tanpa disadarinya.

Flag yang mendengar cibiran gadis itu mau tidak mau menghentikan langkahnya sejenak dibelakang teman-temannya yang terlebih dahulu mendahului langkahnya.

"Apa?" tanyanya singkat. 

"Oh, lo mau ngasih gue coklat? Makasih ya!"

Sial! Itu adalah Frengky, teman resek Frag merampas coklat batang miliknya. menurut gosip harian, Frengky adalah teman satu-satunya Frag. Yang Radelyn dengar, lelaki resek yang berani mengambil coklat batangnya adalah anak dari kepala sekolah. Tak heran jika lelaki itu suka berbuat seenaknya.

"T-tapi bukan buat lo," papar Radelyn.

"Buat gue, 'kan? Yaudah, makasih."

Radelyn yang masih berdiri di tempatnya memperhatikan kepergian kedua lelaki itu dalam hatinya ia mengumpat kasar.

"Bro? Sejak kapan lo punya pengangum rahasia yang nyatain terang-terangan?" gelik Frengky menepuk pundak Frag, selagi memberikan coklat batang ke pemilik sebenarnya.

"Buat lo aja," balas Frag acuh.

Lelaki jangkung bertubuh proposional dengan karismatiknya yang menawan itu terbilang bersikap acuh tidak acuh. Apalagi ia tidak menyukai gosip tak bernarasumber mengatasnamakannya. Itu lah Frag.

Frengky melempar batang coklat itu kepadanya dengan berbisik, "Yakin lo gak mau, cewek se-body goals-nya, si Radelyn?" 

"Oh jadi tuh cewek yang gak sengaja gue ajak bareng karena habis turun dari tengah jalan, itu namanya Radelyn?" batin Frag dalam hati mengangkat alis acuh selagi memperlihatkan coklat batang yang telah gadis itu beri sebagai ucapan terima kasih kini telah berada di gengamannya.

Aku ingetin bentar,

namanya 'Frag' pangeran kodok, gue! 

It's not Flag! jadi bendera, dong?!

Dia tuh, adiknya Belle,
Pemeran di 'belle: beauty acne'
Spoiler bentar, di next chapter bakal ketemu mereka, hihi

Karena ada kesalahan teknis disini, mungkin kalian juga nemuin typo(s)
I'm sorry😭🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro