Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

:: 14 ::

Wajah serius Yan an adalah hal pertama yg Wonho dapati saat baru tiba dikediamannya. Hanya beberapa langkah dibelakang tubuh Dhampir itu, Hana maupun Junhui memperhatikannya dengan raut khawatir.

"Kau darimana?" Dengan nada suara yg terdengar berbeda dari biasanya, Yan an bertanya pada Wonho

"Whae?" Balas Wonho dengan tatapan yg kembali mengarah pada Yan an

"Aku memerlukan jawaban dari pertanyaanku gege, bukan pertanyaan" tanpa banyak mengubah nada suaranya, Yan an bertukas dengan kalimat tegas

"Dari rumah pribadiku" aku Wonho jujur

"Apa kau makan?" Kembali Yan an bertanya

Kali ini Wonho tak menjawab, dia terlihat memperhatikan Yan an cukup lama dalam diamnya.

"Kau bertanya, atau mengintrogasiku?" Sedikit tak nyaman dengan uraian tanya yg Yan an berikan, Wonho membalas

"Keduanya" sambut Yan an kenapa

"Whae? Kenapa kau mengintrogasiku?" Wonho balik bertanya

"Karena aku perlu melakukannya" jawab Yan an mudah

"Memangnya apa yg membuatmu perlu melakukannya?" Wonho nampak tersinggung dengan jawaban tersebut

"Aku calon Moroi kalau kau lupa gege, dan karena itu aku memiliki hak untuk mengintrogasimu kapanpun aku memerlukannya" penegasan Yan an membuat Wonho mendengus kesal

Namja itu benci dengan kenyataan tersebut. Namun tak benar2 bisa menolak hal tersebut. Kehadiran Yan an dikeluarganya bukanlah tanpa sebab. Namja itu memang harus ada disana untuk mengawasi keluarga tersebut atas perintah Moroi.

"Jawab aku gege" Wonho yg sesaat tenggelam dalam lamunannya, segera dibuat tersentak oleh Yan an

"Ya...aku makan" jawabnya dengan nada enggan

"Apa yg kau makan?"

"Yan an cukup...kupikir itu bukan Wonho hyung, jadi berhenti mengintrogasinya" Junhui yg menangkap ketidak nyamanan diwajah Wonho, cepat menghentikan Yan an

"Siapa yg tahu? Dia tidak bersama kita beberapa hari ini, dan...kupikir dia terbentuk selama dia tak ada bukan" tanpa menatap Junhui, Yan an berujar

"Tak ada racun vampire bukan, jadi itu tak mungkin Wonho oppa. Dan...juga tak ada DNA yg bisa membuktikan kalau dialah yg menginfeksi makhluk itu" Hana ikut buka suara untuk membela Wonho

Yan an menarik seulas senyum penuh arti diwajahnya. Sebelum kemudian menoleh pada Junhui dan Hana.

"Kalian tak benar2 tahu untuk alasan apa aku berada disini bukan?" Pertanyaan tersebut dibalas tatapan bingung pasangan tersebut "tugasku bukan hanya mengawasi keluarga ini, tapi lebih dari itu"

Junhui dan Hana saling berpandangan. Kemudian kembali menatap Yan an.

"Moroi...bukan petinggi yg suka mengekang anggota klan-nya, kalau kalian lupa" senyum misterius tersebut, masih tercetak diwajah Yan an "dan jika memang dia menugaskan hal itu, terlebih pada Dhampir...kalian seharusnya berpikir apa penyebabnya" Yan an kembali mengarahkan tubuhnya menghadap Wonho

Sama seperti pasangan vampire dibelakangnya. Wajah namja itu dihiasi kebingungan kini.

"Maaf...aku tak bermaksud menyinggungmu, tapi mulai sekarang jangan pergi kemanapun tanpa izinku" tukas Yan an "ini bukan sebuah permintaan, tapi perintah" setelah menepuk pelan bahu Wonho, Yan an beranjak meninggalkan namja itu

"Ada apa?" Wonho segera menyerang Junhui dan Hana dengan tatapan menuntut

Hana memilih bungkam, sedangkan Junhui terbungkam dalam diamnya. Bukan karena namja itu tak mau menjelaskan. Namun dia bingung, dengan kalimat apa dia harus menjawab pertanyaan Wonho.

*

Sosok kaku dihadapan Minju masih menyita perhatian yeoja itu. Makhluk tersebut tak bergeming, nampak tenang dalam lelapnya.

Minju masih belum mau pergi dari tempat itu. Yeoja itu berkeras ada disana, setelah memaksa sang Dhampir memberi izin untuknya tetap ada ditempat tersebut.

"Kau ini apa?" Gumaman pelan Minju tak mendapat sahutan

Yeoja itu akan mengumpat, karena kesal. Sebelum menyadari hal tersebut sia2.

"Minju-ya" sebuah suara menyapa telinga Minju, namun yeoja itu tak coba berpaling. Dia cukup tahu siapa pemilik suara tersebut. Sehingga tak harus bersusah payah menoleh hanya untuk sekedar memastikannya

"Dia sudah kembali?" Tanya Minju pada sosok yg kini sudah berdiri disisinya

"Ne...sudah" Yeseul -sosok tersebut- mengangguk pelan seraya menjawab "sekarang dia sedang beristirahat di toko bunga" terang yeoja itu kemudian

"Sepertinya gumiho itu menyiksanya" ucapan tersebut membuat Minju menoleh segera pada Yeseul "ada beberapa ruam memar ditubuhnya tadi. Dan juga bekas cekikan yg nampak samar dilehernya" jelas Yeseul

"Rubah itu" Minju nampak bersungut "kenapa dia harus keterlaluan seperti itu?" Kekesalan tergambar jelas diwajah Minju

Yeseul mengendikan bahunya sebagai jawaban. Membuat Minju mendengus kesal.

"Benar2 makhluk liar, tak heran jika makhluk ini juga sama sepertinya" pandangan Minju kembali pada sosok kaku yg ditangkapnya

"Dia benar2 memiliki DNA gumiho?" Pasti Yeseul

"Eoh.." Minju mengangguk pelan "tapi aku tak tahu darimana dia mendapat DNA itu. Karena...setahuku gumiho tak memiliki virus ataupun racun yg bisa menginfeksi makhluk lain. Dan Akita itu juga menjelaskan hal yg sama padaku" urai Minju

"Jadi bagaimana dia bisa memilikinya?" Yeseul terlihat heran

"Itulah yg menjadi masalahnya sekarang, darimana...dia mendapat DNA itu?" Minju menyilangkan tangan didada, terlihat tenggelam dalam pikirannya

*

Yan an berakhir dengan kembali menarik nafas frustasi. Didepan puluhan buku yg kini bertumpuk diatas meja yg ada dihadapannya.

Sudah lebih dari lima jam Yan an berada diperpustakaan pribadinya. Mencari jawaban yg dia ingginkan. Namun hal tersebut tak juga ditemukan olehnya. Dan Yan an berakhir dengan kepusasaan.

"Ini mulai menyebalkan" gerutu Yan an bersama tangannya yg menyangga kening diatas meja

Jemari panjang namja itu meremas kasar surainya. Sang Dhampir terlihat benar2 berada diujung rasa putus asa.

"Yan an" suara lembut membuat Yan an mengadahkan wajahnya

Menatap kearah pintu masuk. Yan an mendapati Hana yg melangkah dengan nampan nakanan ditangannya.

"Aku kemari untuk memastikan Dhampir kami baik2 saja" Hana meletakkan nampan yg dia bawa diatas meja, tepatnya diantara tumpukan buku

"Kau melewatkan makan malammu, jadi makanlah sekarang" Hana memgeser kursi dan duduk dihadapan Yan an

"Apa seorang Sanguine baru saja memerintah calon moroi" Hana mengurai tawa kecilnya, karena tahu apa yg diucapkan Yan an hanya sebuah candaan

Tak jauh berbeda dengan Yan an, yg nampak tersenyum seraya mengeser nampan makannya mendekat.

Segera namja itu menyantap makan malam yg dibuatkan Hana untuknya. Sementara Hana memandang Yan an lekat dengan tawa yg perlahan terhenti

"Yan an" panggil Hana diantara kegiatan makan yg Yan an lakukan "kenapa...kau bersikap seperti itu pada Wonho oppa?" Tanya yeoja itu kemudian saat Yan an sudah mengarahkan pandangan padanya

"Whae? Apa aku tak boleh bersikap seperti itu padanya?" Tanpa meminta Hana menjelaskan tentang maksud pertanyaannya, Yan an menjawab. Namja itu cukup tahu arah pembicaraan Hana. Sehingga merasa tak harus mendengar pejelasan apapun dari tanya yg diurainya.

"Bukan tidak boleh, hanya..." Hana memberi jeda panjang dari ucapannya "itu tidak seperti kau. Kau tahu...kau...bukan orang yg akan mencurigai orang lain hingga seperti itu" jelas Hana

Yan an diam, dia nampak menatap lurus Hana dengan jemari yg memainkan sendok dalam hidangan sup dihadapannya.

"Bisa aku tahu alasanmu mencurigai Wonho oppa?" Dengan nada ragu, Hana kembali berujar setelah sempat memperhatikan sejenak kebungkaman Yan an

"Aku mencium bau darah manusia dari tubuhnya. Karena itu aku merasa curiga" jawaban itu membuat Hana membulatkan matanya

"Tidak mungkin, Wonho oppa dia..."

"Itu mungkin, untuk seorang vampire" potong Yan an cepat membuat Hana membisu

Yeoja itu menatap Yan an dengan pandangan tak yakin. Sementara sosok yg dipandangnya terlihat memasang wajah tenang.

"Untuk disebut kebetulan, itu agak aneh...tidakkah kau merasakannya jie jie" seolah paham dengan isi kepala Hana, Yan an berujar

"Dia tak ada disekitar kita, dan makhluk itu muncul. Semuanya...terlalu aneh jika disebut sebagai kebetulan" ingin menyanggah apa yg masih Hana pikirkan, Yan an kembali bicara

"Tapi tak ada DNA vampire disana, bukankah Junhui..." Hana tiba2 menahan ucapannya sendiri

Dia menatap lekat Yan an kemudian. Dengan pandangan yg sulit diterjemahkan.

"Jangan bilang kalau kau..."

"Karena itu aku disini" Yan an berujar masih dengan wajah tenangnya "aku berusaha mencari jawaban yg kuinginkan. Sehingga...." Yan an sengaja memutus ucapannya, dan kembali makan

"An-ya" seolah sosok dihadapannya tak ada, Yan an masih sibuk menikmati makan malamnya.

Bersama hal2 yg mengusik pikirannya. Yan an coba terus berpikir, diantara kegiatannya menyantap sajian makan malam.

*
TBC

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻HAEBARAGI🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro